Jumat, 06 Juni 2014

Minyak Babi vs Minyak Bimoli

Seorang istri berpesan kepada suaminya yang akan tugas ke Bali, "Pa..., nanti kalau di Bali jangan sembarangan makan ya....! Tanya dulu..., dimasaknya pakai minyak apa. Kalau pakai minyak babi jangan dimakan yaa..."

"Iya Ma!!!" Jawab suami lantang.

Sampai di Bali, si suami mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Dia melihat-lihat makanan yang ada di lemari saji.

"Waduh enak nih sambel goreng kentang." Dia bertanya, "Ini sambel goreng kentangnya dimasak pakai minyak apa?"

"Minyak babi, Pak." Ujar pelayan jujur.

Wajah orang itu cemberut. "Nggak jadi deh, kalau oseng-oseng kangkung ini dimasak pakai minyak apa?"
 
Dengan santai pelayan menjawab, "Minyak babi juga, Pak."

"Nggak jadi deh!" Dia alihkan pandangan ke sudut lemari. Di sana ada rendang. Namun ia kurang yakin, karena itu ia bertanya, "Ini masakan apa?"

"Oh, ini rendang babi Pak."
 
"Dimasaknya pakai apa ?"
 
"Minyak Bimoli, Pak!"

Si Suami, "Alhamdulilah, akhirnya saya bisa makan juga."


edit ulang dari status Facebook Marry Soeleman 17 Maret 2014
Baca juga:

Cemara Sewu, Tamangmangu

 
 
 

Renungan Hari Jumat Paskah VII - A

Renungan Hari Jumat Paskah VII, Thn A/II

Dalam Injil hari ini ditampilkan dialog antara Yesus dan Petrus. Tiga kali Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus dengan pertanyaan yang sama, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Tiga kali juga Petrus menjawab bahwa ia mengasihi Yesus dengan gradasi, di mulai dari tingkatan lemah hingga full power, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” (ay. 17). Atas semua jawaban dan pernyataan Petrus itu, Tuhan Yesus menyampaikan pesannya: “Ikutlah Aku!” (ay. 19). Pesan singkat ini memuat makna mendalam, dimana Petrus diajak untuk menyerupai Yesus dalam melaksanakan tugas perutusannya.

Pertanyaan dan pesan Yesus dalam Injil ternyata tidak hanya ditujukan kepada Petrus semata. Bila kita memperhatikan bacaan pertama, yang menampilkan kisah Paulus, dapatlah dikatakan bahwa Pualus juga menerima pertanyaan dan pesan Yesus tersebut. Hal itu terlihat dari kesiapan Paulus untuk menderita demi melaksanakan tugas perutusan mewartakan Kerajaan Allah. Paulus telah mengikuti Yesus, mewartakan dan menggembalakan kawanan domba-Nya.

Jika pertanyaan dan pesan Yesus dalam Injil tidak hanya ditujukan kepada Petrus saja, maka bisa dikatakan bahwa pertanyaan dan pesan Yesus itu ditujukan juga kepada kita dewasa ini. Itulah yang hendak disampaikan Tuhan kepada kita melalui sabda-Nya hari ini. Tuhan Yesus bertanya kepada kita masing-masing apakah kita mencintai-Nya. Cinta akan Dia mengandung konsekuensi untuk mengikuti Dia: hidup dan ajaran-Nya. Karena itu, jika memang kita mencintai Yesus, maka kita harus melaksanakan ajaran-Nya serta menghayati hidup-Nya dalam kata dan perbuatan.

by: adrian