Rabu, 17 Desember 2014

Remaja dan Religiositas

POLA PERUBAHAN MINAT RELIGIUS
Periode Kesadaran Religius
Pada saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi anggota gereja yang dianut orang tua, minat religiusnya meninggi. Sebagai akibat dari meningkatnya minat ini, ia mungkin menjadi bersemangat mengenal agama – sampai-sampai ia mempunyai keinginan untuk menyerahkan kehidupan untuk agama – malah meragukan keyakinan yang diterima mentah-mentah selama masa kanak-kanak. Seringkali remaja membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan remaja.

Periode Keraguan Religius
Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan masa kanak-kanak, remaja sering bersikap skeptik pada pelbagai bentuk religius, seperti berdoa dan upacara-upacara gereja yang formal, dan kemudian mulai meragukan isi religius, seperti ajaran mengenai sifat Tuhan dan kehidupan setelah mati. Bagi beberapa remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama, sedangkan remaja yang lain berusaha untuk mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan daripada kepercayaan yang dianut oleh keluarganya.

Periode Rekonstruksi Agama
Lambat atau cepat remaja membutuhkan keyakinan agama meskipun ternyata keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan. Bila hal ini terjadi, ia mencari kepercayaan baru – kepercayaan pada sahabat karib sesama jenis atau lawan jenis, atau kepercayaan pada salah satu kultus agama baru. Kultus ini selalu muncul di berbagai Negara dan mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja dan pemuda yang kurang mempunyai ikatan religius. Pemuda biasanya merupakan mangsa bagi setiap kultus religius yang berbeda atau baru.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 222.
Baca juga:

Renungan Hari Rabu Adven III - B

Renungan Hari Rabu Adven III, Thn B/I
Bac I    Kej 49: 2, 8 – 10; Injil              Mat 1: 1 – 17;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Kejadian. Di dalam kitab ini disampaikan amanat Yakob kepada anak-anaknya, yang bakal menjadi suku-suku bangsa Israel. Dalam amanatnya itu, Yehuda mendapat perhatian khusus Yakob. Dikatakan bahwa ia akan mendapat pujian dari saudara-saudaranya yang lain; akan menekuk musuhnya dan tongkat kerajaan atau lambang pemerintahan tidak akan berpindah daripadanya. Apa yang disampaikan dalam Kitab Kejadian ini hendak menyatakan rencana keselamatan Allah kepada umat manusia. Allah memakai garis keturunan Yehuda.

Hal itu terlihat dalam Injil hari ini. Dalam Injil disampaikan silsilah Tuhan Yesus Kristus, mulai Abraham hingga Yusuf, suami Maria yang melahirkan Tuhan Yesus. Dari silsilah itu terlihat jelas peran Yehuda. Dari garis keturunannya-lah rencana keselamatan Allah, yang hadir dalam Tuhan Yesus, terwujud. Dari Yehuda-lah hadir Raja Daud dan Yusuf, suami Maria yang melahirkan Tuhan Yesus. Karena itulah Tuhan Yesus sering juga disebut “Putera Daud”. Dari silsilah itu, sekalipun merupakan rencana keselamatan Allah, dapat ditemui ada beberapa tokoh yang memiliki nama cemar. Namun kecemaran itu tidak menghalangi Allah mewujudkan rencana keselamatan-Nya.

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa rencana keselamatan Allah bagi umat manusia, dalam diri Yesus Kristus, hadir melalui kehidupan manusia. Allah tahu dan sadar bahwa manusia selalu memiliki kelemahan dan kekurangan. Namun Allah tetap menggunakannya. Allah tetap ingin menyelamatkan kita dalam dan melalui Yesus Kristus. Di sini terlihat jelas bahwa Allah tidak peduli akan siapa kita. Siapapun diri kita, Allah tetap mewujudkan karya keselamatan-Nya. Oleh karena itu, atas sikap Allah ini sudah sepantasnya kita menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada-Nya. Semangat Allah ini juga dapat kita hayati dalam kehidupan kita dalam kaitannya dengan sesama kita.

by: adrian