Minggu, 02 Desember 2012

Dokumen Konsili Vatikan II: Konstitusi Dogmatis Wahyu Ilahi



Sambungan Minggu Lalu.....

BAB EMPAT
PERJANJIAN LAMA

14. (Sejarah keselamatan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama)
Allah yang mahakasih dengan penuh perhatian merencanakan dan menyiapkan keselamatan segenap umat manusia. Dalam pada itu Ia dengan penyelenggaraan yang istimewa memilih bagi diri-Nya suatu bangsa, untuk diserahi janji-janji-Nya. Sebab setelah mengadakan perjanjian dengan Abraham (lih. Kej 15:18) dan dengan bangsa Israel melalui Musa (lih. Kel 24:8), dengan sabda maupun karya-Nya Ia mewahyukan Diri kepada umat yang diperoleh-Nya sebagai satu-satunya Allah yang benar dan hidup sedemikian rupa, sehingga Israel mengalami bagaimanakah Allah bergaul dengan manusia. Dan ketika Allah bersabda melalui para Nabi, Israel semakin mendalam dan terang memahami itu, dan semakin meluas menunjukkannya di antara para bangsa (lih. Mzm 21:28-29; 95:1-3; Yes 2:1-4; Yer 3:17). Adapun tata keselamatan, yang diramalkan, diceritakan dan diterangkan oleh para pengarang suci, sebagai sabda Allah yang benar terdapat dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama. Maka dari itu kitab-kitab itu, yang diilhami oleh Allah, tetap mempunyai nilai abadi: “Sebab apapun yang tertulis, ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita karena kesabaran dan penghiburan Kitab Suci mempunyai pengharapan” (Rom 15:4).

15. (Arti Perjanjian Lama untuk Umat kristiani)
Tata keselamatan Perjanjian Lama terutama dimaksudkan untuk menyiapkan kedatangan Kristus Penebus seluruh dunia serta Kerajaan Al Masih, mewartakannya dengan nubuat-nubuat (lih. Luk 24:44; Yoh 5:39; 1Ptr 1:10), dan menandakannya dengan pelbagai lambang (lih. 1Kor 10:11). Kitab-kitab perjanjian Lama, sesuai dengan keadaan umat manusia sebelum zaman pemulihan keselamatan oleh Kristus, mengungkapkan kepada semua orang pengertian tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan rahim bergaul dengan manusia. Meskipun juga mencantumkan hal-hal yang tidak sempurna dan bersifat sementara, kitab-kitab itu memaparkan cara pendidikan ilahi yang sejati.[28] Maka kitab-kitab itu, yang mengungkapkan kesadaran hidup akan Allah, yang mencantumkan ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah serta kebijaksanaan yang menyelamatkan tentang peri hidup manusia, pun juga perbendaharaan doa-doa yang menakjubkan, akhirnya secara terselubung mengemban keselamatan kita, kitab-kitab itu harus diterima dengan khidmat oleh umat beriman kristiani.

16. ((Kesatuan antara kedua Perjanjian)
Allah, pengilham dan pengarang kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru, dalam kebijaksanaan-Nya mengatur (Kitab Suci) sedemikian rupa, sehingga Perjanjian Baru tersembunyi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Lama terbuka dalam Perjanjian Baru.[29] Sebab meskipun Kristus mengadakan Perjanjian yang Baru dalam darah-Nya (lih. Luk 22:20; 1Kor 11:25), namun Kitab-kitab Perjanjian Lama seutuhnya ditampung dalam pewartaan Injil,[30] dan dalam Perjanjian Baru memperoleh dan memperlihatkan maknanya yang penuh (lih. Mat 5:17; Luk 24:27; Rom 16:25-26; 2Kor 3:14-16) dan sebaliknya juga menyinari dan menjelaskan Perjanjian Baru.


Bersambung Minggu Depan....


[28] PIUS XI, Ensiklik Mit brenneder Sorge, 14 Maret 1937: AAS 29 (1937) hlm. 151.
[29] S. AGUSTINUS, Quaest. In Hept. 2,73: PL 34,623.
[30] S. IRENIUS, melawan bidaah-bidaah, III,21,3: PG 7,950; (=25,1: HARVEY 2, hlm. 115). S. SIRILUS dari Yerusalem, Katekese 4,35: PG 33,497. TEODORUS dari Mopsuesta, Tentang Zef 1:4-6: PG 66,425D-435A.

Renungan Minggu Adven I-C

Renungan Hari Minggu Adven I, Thn C/I
Bac I : Yer 33: 14 – 16; Bac II         : 1Tes 3: 12 – 4:2

Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang kedatangan Anak Manusia, yang adalah Yesus Kristus. Kedatangan Anak Manusia ini disamakan dengan akhir jaman. Yeremia, dalam bacaan pertama, melihatnya sebagai "Tuhan keadilan kita!" (ay. 16), karena pada saat itu akan muncullah keadilan dan kebenaran (bdk. ay. 15).

Tentang kedatangan Anak Manusia pada akhir jaman, Yesus dalam Injil Lukas mengungkapkannya lewat kejadian-kejadian yang sedikit menakutkan. Namun bukan maksud Yesus untuk menakut-nakuti. Karena inti pesan Yesus bukan terletak pada gambaran kehancuran yang menakutkan itu, melainkan pada harapan. Di balik gambaran kehancuran, ada harapan akan kebahagiaan. "Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (ay. 28).

Sabda Tuhan hari ini lebih menekankan soal bagaimana kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Anak Manusia itu. Pertanyaan yang dapat dilontarkan adalah, apa yang harus kita lakukan. Sabda Tuhan memberikan jawaban. Pertama, "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa." (ay. 36). Berjaga-jaga artinya kita tidak larut dalam kenikmatan duniawi, melainkan hati dan diri kita sepenuhnya terarah kepada Tuhan. Berdoa menunjukkan bahwa sikap berjaga-jaga itu tidak pasif tetapi aktif. Doa merupakan bentuk komunikasi kita dengan Allah. Jadi, kita berjaga-jaga dengan tetap berkomunikasi dengan Allah.

Kedua, Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika memberikan satu jawaban, yaitu kasih. Paulus mengajak jemaat untuk tetap hidup dalam kasih, karena kasih ini dapat membuat kita pantas dan layak di hadapan Tuhan pada saat kedatangan Anak Manusia (bdk. ay. 13).

Hari ini adalah Minggu Adven yang pertama. Adven merupakan masa persiapan bagi kita untuk menyambut kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Sabda Tuhan hari ini memberikan pedoman bagi kita sebagai bekal persiapan. Tuhan menghendaki agar dalam masa adven ini hati dan diri kita terarah kepada Tuhan dengan tetap menjalin komunikasi pada-Nya. Tuhan juga menghendaki agar kita hidup dalam kasih satu sama lain.

by: adrian

Orang Kudus 2 Desember: St. Bibiana

Santa bibiana, perawan & martir
Bibiana berasal dari sebuah keluarga kristen yang seluruh anggotanya mati sebagai martir. Ayahnya, Flavianus, yang berpangkat Prefek Kota Roma, dipenjarakan oleh Kaisar Yulianus dan menemui ajalnya di sana pada tahun 360 karena berbagai penderitaan. Ibunya, Daprosa, mula-mula ditahan di rumah bersama kedua anaknya: Bibiana dan Demetria. Setelah beberapa lama ia pun mati dipenggal kepalanya. Tinggallah Bibiana bersama adiknya, Demetria. Kedua gadis tak berdosa ini dipenjarakan dalam sebuah sel yang sempit, gelap lagi kotor, dan tidak diberi makanan sedikit pun. Dengan penyiksaan itu diharapkan mereka akhirnya menyangkal imannya.

Namun perhitungan penguasa itu meleset. Kedua kakak beradik itu tetap teguh dan berani mempertahankan imannya. Oleh karena itu mereka dihadapkan sekali lagi ke depan pengadilan. Berbagai ancaman yang sangat mengerikan ditimpakan kepada mereka, namun semuanya itu sia-sia belaka di hadapan keteguhan hati kedua gadis bersaudara ini. mereka dibawa kembali ke penjara. Tak lama kemudian Demetria meninggal dunia di dalam sel yang mengerikan itu. Sekarang tinggallah Bibiana seorang diri. Ia diserahkan kepada seorang penjahat wanita yang ditugaskan untuk mengubah sikap dan pikiran Bibiana. Namun segala daya upaya, mulai dari bujuk rayu yang lembut manis hingga penganiayaan yang kejam bengis, tidak berhasil mematahkan semangat iman Bibiana. Akhirnya ia disesah sampai mati pada tahun 363

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun