Jumat, 31 Oktober 2014

Renungan Hari Jumat Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Flp 1: 1 – 11; Injil                  Luk 14: 1 – 6;

Injil hari ini menceritakan tindakan mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus di rumah salah seorang pemimpin kaum Farisi. Peristiwa itu terjadi pada hari sabat, hari yang dikuduskan oleh semua orang Yahudi. Ada yang menarik sekaligus unik dalam kejadian itu. Ketika Tuhan Yesus bertanya kepada para ahli Taurat dan kaum Farisi yang hadir di situ apakah boleh menyembuhkan orang sakit pada hari sabat atau tidak, tak seorangpun memberikan jawaban. Mereka semua diam. Sebenarnya mereka sudah tahu, tapi tidak mau menjawab karena ingin mendapatkan bukti untuk menyalahkan Yesus. Dan setelah Yesus menyembuhkan orang sakit itu, lalu memberikan pertanyaan dengan sebuah perbandingan, dikatakan bahwa “mereka tidak sanggup membantah-Nya.” (ay. 6). Kebenaran dalam pertanyaan Yesus yang kedua memang sulit dibantahkan. Di sini Tuhan Yesus mau memberi teladan hidup bagaimana mendahulukan kemanusiaan daripada aturan belaka.

Teladan Yesus inilah yang ingin disampaikan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menyatakan bahwa Tuhan Yesus sudah memulai pekerjaan yang baik dan meneruskannya kepada jemaat. Karena itu, Paulus mengajak jemaat untuk terus meneruskan pekerjaan baik Tuhan Yesus itu dalam kehidupan sehari-hari. Paulus meminta mereka untuk senantiasa melakukan tindakan-tindakan baik, suci dan tak bercacat.

Yesus Kristus adalah teladan hidup. Dia merupakan Guru Agung sejati, yang mengajar tidak hanya lewat kata-kata, melainkan juga dengan tindakan nyata. Hari ini kita mendapat teladan hidup dari Yesus, yaitu mau mendahulukan kepentingan kemanusiaan daripada terpaku pada aturan. Bukan berarti Tuhan Yesus tidak menghargai aturan. Namun janganlah demi aturan, nilai-nilai kemanusiaan dikorbankan. Tuhan menghendaki kita untuk berjuang demi nilai-nilai kemanusiaan, bukan semata-mata pada aturan.

by: adrian

Kamis, 30 Oktober 2014

Membuat Kopi Menjadi Sehat

AGAR KOPI LEBIH SEHAT DIMINUM
Kopi diketahui memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Menurut studi dari University of Scranton, kopi merupakan sumber antioksidan yang sangat baik sehingga minum sejumlah kecil cangkir kopi dalam sehari dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2, alzheimer, bahkan kanker prostat.

Namun, pengolahan kopi juga menentukan manfaatnya. Cara memanggang, menyimpan, menyeduh, hingga meminumnya berpengaruh terhadap cita rasa sekaligus manfaat dari kopi itu sendiri. Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat kopi lebih sehat untuk diminum.

1. Memanggang
Proses pemanggangan kopi berhubungan dengan proses pengubahan asam pada kopi menjadi antioksidan. Semakin cerah warna biji kopi yang sudah disangrai, semakin tinggi kandungan antioksidannya.

Peter Martin, Direktur Vanderbilt University Institute for Coffee, mengatakan, efek antioksidan pada kopi berhubungan dengan senyawa yang disebut asam klorogenat. "Memanggang biji kopi akan mengubah asam ini menjadi antioksidan. Namun, jika terlalu lama, antioksidan akan rusak."

Orang Kudus 30 Oktober: St. Angelus Acri

BEATO ANGELUS ACRI
Luke Anthony lahir pada 19 Oktober 1669 di Acri, Calabria, Italia. Ia adalah putera dari Francis Falcone, seorang peternak kambing, dan Diana Enrico, seorang pembuat roti. Pada tahun 1687, Luke berkeinginan untuk menjawab panggilan Tuhan dengan bergabung ke Ordo Fransiskus Kapusin. Dalam masa postulant, Luke sempat dua kali keluar, sebelum akhirnya, pada 12 November 1690, ia masuk untuk ketiga kalinya. Ia memasuki masa novisiat, dengan menerima jubah kapusin dan menerima nama baru: Angelus.

Pada tahun 1700, Angelus ditahbiskan sebagai seorang imam. Keinginannya menjadi seorang pengkotbah besar membuatnya mempersiapkan diri dalam homili pertamanya. Tetapi keinginannya tidak terjadi karena Angelus kehilangan kata-kata yang hendak ia ucapkan dalam homili pertamanya itu. Angelus kemudian belajar untuk memberikan homili yang sederhana sesuai dengan Injil, serta menyerukan pertobatan.

Berbagai devosi juga kerap dilakukannya seperti Jalan Salib, adorasi dan devosi kepada Bunda Maria. Angelus mendirikan biara di Acritania dan menjadi pembimbing selama beberapa tahun. Angelus dari Acri, OFM Cap meninggal dunia pada 30 Oktober 1739 di Acri, Italia. Pada 18 Desember 1825, ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XII.

Baca juga riwayat orang kudus 30 Oktober
St. Marcellus

Renungan Hari Kamis Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Ef 6: 10 – 20; Injil                 Luk 13: 31 – 35;

Dalam Injil hari ini beberapa orang Farisi menasehati Tuhan Yesus untuk pergi menghindar dari incaran Herodes karena Herodes sedang hendak membunuh-Nya. Dari sinilah Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa Dia akan mati di Yerusalem. Di kota itu juga banyak nabi orang orang-orang utusan Allah dibunuh oleh umat Israel sendiri. Jadi, kejadian yang menimpa para nabi dan utusan Allah lainnya, akan menimpa Tuhan Yesus. Di sini dapat dikatakan bahwa orang-orang yang mewartakan kebaikan dan kebenaran akan mendapat tantangan dan cobaan yang berat.

Hal itulah yang ingin disampaikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Dalam bacaan pertama, Paulus mengingatkan bahwa dengan menjadi murid Kristus, mereka akan menghadapi perlawanan dari pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa serta kekuatan-kekuatan jahat lainnya. Karena itu, Paulus meminta jemaat untuk kuat dalam Tuhan dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan seperti ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan, perisai iman, ketopong keselamatan dan pedang Roh. Paulus juga mengajak mereka untuk senantiasa berdoa dan berjaga-jaga.

Apa yang disampaikan Tuhan dalam firman-Nya hari ini, menjadi nyata dalam kehidupan kita. Orang-orang yang mewartakan kebaikan dan kebenaran selalu mendapat perlawanan. Bahkan, seperti yang dikatakan Paulus, saat ini pun murid-murid Kristus mendapat perlawanan dari pemerintah dan penguasa negara. Banyak umat Kristen mendapat perlakuan tidak adil dan diskriminatif. Tak sedikit pula yang dihina dan dianiaya. Karena itu, sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa apa yang dialami ini, terlebih dahulu sudah dialami murid Kristus lainnya. Tuhan menghendaki kita untuk tetap kuat dan setia pada-Nya.

by: adrian

Rabu, 29 Oktober 2014

Keprihatinan akan Gejala Normal Masa Puber

KEPRIHATINAN UMUM AKAN KENORMALAN SELAMA MASA PUBER
Keprihatinan Anak Laki-laki
Basah Malam
Kalau anak laki-laki tidak diberitahu tentang hal ini, maka pengalamannya yang pertama, yaitu basah malam, dapat menjadi pengalaman yang traumatis

Ciri-ciri Seks Sekunder
Anak laki-laki terutama terganggu oleh lambatnya pertumbuhan rambut wajah, suara yang serak dan suara yang pecah karena adanya perubahan suara, dan perkembangan yang lambat dari otot-otot.

Kurangnya Minat terhadap Anak Perempuan
Kalau anak melihat anak laki-laki yang lebih besar atau yang lebih mstang menunjukkan minat kepada anak perempuan dan berkencan, ia ragu apakah ia sendiri normal kalau-kalau ia tidak mempunyai minat seperti itu.

Orang Kudus 29 Oktober: St. Gaetano Errico

SANTO GAETANO ERRICO
Gaetano Errico lahir pada 19 Oktober 1791 di Secondigliano, Naples, Italia. Ia adalah putera dari Pasquale, seorang manajer pabrik pasta, dan Maria Marseglia, seorang penenun. Gaetano dikenal sebagai seorang anak yang rajin membantu ayahnya.

Ketika berusia empatbelas tahun, Gaetano merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang imam. Gaetano melamar untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan Kapusin dan Kongregasi Redemptoris, tetapi ia tidak diterima karena alasan usia atau kesehatan. Gaetano kemudian bergabung dengan seminari diosesan Naples. Karena kesulitan keuangan, Gaetano tidak dapat tinggal di seminari, sehingga ia harus berjalan sejauh 8 km dari rumahnya menuju seminari. Gaetano dikenal sebagai pribadi yang rajin mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari. Ia juga selalu membantu pekerjaan orang tuanya.

Pada 23 September 1815, Gaetano ditahbiskan sebagai imam dan ditugaskan sebagai guru selama duapuluh tahun. Gaetano kemudian menjadi pastor paroki St. Kosmas dan Damianus. Gaetano dikenal karena pelayanan dalam Sakramen Tobat. Gaetano mendapat sebuah penglihatan akan St Alfonsus Maria de Ligouri, yang menyampaikan pesan dari Tuhan agar mendirikan sebuah gereja dan kongregasi.

Renungan Hari Rabu Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Ef 6: 1 – 9; Injil                      Luk 13: 22 – 30;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memberi pengajaran tentang siapa yang akan diselamatkan. Hal ini bermula dari jawaban-Nya atas pertanyaan orang apakah hanya sedikit saja yang diselamatkan. Tuhan Yesus, sebagaimana biasanya, tidak memberikan jawaban langsung. Tuhan Yesus hanya mengajak untuk berusaha dan berjuang. Usaha dan perjuangan ini berlaku untuk semua orang, bahkan untuk orang yang mungkin sudah punya relasi dekat dengan Tuhan, seperti yang diungkapkan Tuhan Yesus dalam perumpamaan. Salah satu tolok ukur uasaha dan perjuangan itu adalah melakukan kehendak Allah.

Apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil, kembali ditegaskan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Dalam bacaan pertama hari ini, Paulus mengajak jemaat untuk bertindak sebagai murid-murid Kristus dengan melakukan kehendak Allah. Bagi Paulus, melakukan kebaikan kepada sesama bukan semata-mata merupakan tindakan manusia, melainkan juga tindakan ilahi. Misalnya, anak menaati orang tua harus di dalam Tuhan, orang tua menasehati anak harus dalam ajaran dan nasehat Tuhan atau para hamba menaati tuannya seperti taat kepada Kristus. Inilah yang menjadi kehendak Tuhan.

Ada gambaran bahwa imam itu adalah perantara manusia dengan Allah. Menjadi imam berarti dekat dengan Tuhan. Nasib umat biasa tergantung padanya. Karena itu, tak sedikit umat awam menilai bahwa imam itu pasti masuk surga. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa setiap orang harus berusaha dan berjuang untuk dapat diselamatkan, tak terkecuali para imam. Semua kita musti melakukan kehendak Allah dalam kehidupan kita. Para imam harus melayani umatnya dalam Tuhan. Inilah yang dikehendaki Tuhan. Jika imam melayani umat demi kepentingan dirinya sendiri, jelas ia tidak akan diselamatkan. Intinya, Tuhan menghendaki kita semua untuk senantiasa berusaha dan berjuang melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita.

by: adrian

Selasa, 28 Oktober 2014

Kemiskinan Kristiani

Sabda Bahagia Yesus di bukit pertama-tama ditujukan kepada orang miskin. “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5: 3). Pada masa Yesus dan sebelumnya, orang miskin masuk ke dalam kelompok orang yang terpinggirkan, baik secara sosial maupun secara religius. Secara keagamaan, orang miskin dilihat sebagai orang yang tidak mendapatkan berkat dari Allah, yang biasanya disebabkan karena dosa. Jadi, ada kaitan antara dosa dan kemiskinan. Dan dosa selalu dikaitkan dengan neraka (syeol).

Akan tetapi, dalam ucapan bahagia-Nya, Yesus justru mengatakan bahwa mereka yang miskin itu bahagia sebab memiliki Kerajaan Sorga. Suatu pernyataan yang kontradiktif. Lewat pernyataan-Nya itu, Yesus mau mematahkan pendapat lama sekaligus menanamkan hal baru bahwa orang miskin juga berhak atas Kerajaan Sorga.

Untuk membuktikan hal ini, selama hidup-Nya, Yesus hidup miskin dan hidup bersama orang miskin. Yesus menerapkan hidup miskin kepada para rasul-Nya ketika Ia mengutus mereka (Mat 10: 5 – 15). “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Mat 10: 8). Di sini Yesus menghendaki agar para rasul melaksanakan tugas perutusan tersebut dengan tanpa pamrih, bukan mencari uang atau imbalan. Lebih lanjut Yesus mengajak mereka untuk “menyingkirkan” harta benda (ay. 9 – 10).

Wisata ke Malaka, Malaysia #3

 






Pemandangan dari lantai 20 hotel Hatten, Malaka

Renungan Hari Selasa Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Ef 2: 19 – 22; Injil                 Luk 6: 12 – 19;

Hari ini Gereja Universal mengajak umatnya untuk merayakan pesta St. Simon dan Yudas. Keduanya adalah rasul Yesus. Yang dimaksud Simon di sini adalah Simon orang Zelot, sedangkan Yudas  adalah Yudas Tadeus. Injil hari ini berkisah tentang penetapan keduabelas rasul yang akan senantiasa menyertai Tuhan Yesus dan melanjutkan karya-Nya. Keduabelas rasul dipilih Tuhan Yesus dari berbagai latar belakang dan umumnya bukan berasal dari keluarga terpandang atau memiliki kehebatan tertentu. Mereka adalah orang biasa yang memiliki kelemahan. Namun Tuhan Yesus memilih mereka dengan segala kelemahan dan kekurangan mereka. Tuhan Yesus percaya pada mereka, karena sebelumnya, semalam-malaman Tuhan Yesus berdoa kepada Allah.

Para rasul adalah penerus karya dan ajaran Tuhan Yesus. Mereka menjadi dasar bangunan Gereja. Inilah yang hendak disampaikan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengatakan bahwa jemaat Efesus sudah merupakan warga dari keluarga Allah yang dibangun di atas dasar para rasul. Dengan menerima pewartaan Injil Kristus, mereka bukan lagi pendatang atau orang asing. Namun sebagai anggota keluarga Allah, mereka harus siap dibangun menjadi kediaman Allah.

Sekalipun memiliki kelemahan dan kekurangan, Tuhan Yesus tetap memilih, dari sekian banyak murid-Nya, dua belas orang, yang biasa disebut Para Rasul. Mereka inilah menjadi soko guru dan dasar dari bangunan Gereja. Dengan kelemahan dan kekurangannya, mereka menerima tugas dari Yesus, karena mereka tahu Tuhan Yesus telah mendoakan mereka. Dalam mengarungi kehidupan zaman, tak jarang Gereja menghadapi goncangan dan terpaan badai. Namun Gereja masih tetap kokoh berdiri di atas dasar Para Rasul, karena Roh Kudus membantu mereka. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita akan dasar Gereja kita sekaligus mengingatkan kita bahwa kita juga adalah bagian dari Gereja itu. Kita diajak untuk menjaga bangunan Gereja ini supaya tetap lestari.

by: adrian

Senin, 27 Oktober 2014

Proficiat atas Kabinet Kerja


(Refleksi) Kekacauan Melanda Gereja

AKAN ADA KEKACAUAN
Pengantar

Pesan Bunda Maria ini diambil dari wawancara batin antara Don Stefano Gobbi bersama Bunda Maria. Wawancara batin adalah suatu gejala mistik yang ada dalam kehidupan Gereja. Ia bukanlah komunikasi inderawi, dimana orang bisa mendengar dengan telinga atau melihat dengan mata dan ada sesuatu yang dapat disentuh. Jadi, wawancara batin merupakan anugerah dalam bentuk pesan yang disampaikan Allah kepada kita supaya dilaksanakan dengan bantuan-Nya.

Dalam wawancara batin di sini, Don Stefano menjadi alat komunikasi; dengan tetap menjaga kebebasannya, ia mengungkapkan persetujuan terhadap kegiatan Roh Kudus. Artinya, ia tidak mencari-cari gagasan atau cara pengungkapannya. Ia murni sebagai penyalur pesan.

Wawancara batin antara Bunda Maria dan Don Stefano Gobbi ini memuat pesan Bunda Maria untuk para imam. Pesan yang disampaikan dalam wawancara batin ini, meski terjadi pada tahun 1979, namun nilai dan maknanya masih relevan hingga saat kini. Pesan Bunda Maria ini, secara khusus ditujukan kepada para imam, akan tetapi peruntukkannya bisa juga untuk umat katolik dan umat manusia pada umumnya. Jadi, dalam pesan Bunda Maria yang disampaikan masa lalu, terdapat butir-butir pencerahan untuk masa kini.

Semuanya tergantung sejauh mana hati kita terbuka untuk mencerapnya.

Wisata ke Malaka, Malaysia #2

 Berjalan menuju Red Square
 Pasang aksi dulu akh....
 



Renungan Hari Senin Biasa XXX - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Ef 4: 32 – 5: 8; Injil               Luk 13: 10 – 17;

Injil hari ini bercerita Tuhan Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sakit karena dirasuki roh selama delapan belas tahun. Kejadian itu terjadi di rumah ibadat dan pada hari sabat, dimana orang dilarang melakukan pekerjaan. Karena itulah, wajar jika kepala rumah ibadat bersikap sinis atas kejadian itu. Kepala rumah ibadat mendasarkan sikapnya pada aturan, sementara Yesus mendasarkan tindakan-Nya pada kemanusiaan. Namun satu hal yang menarik adalah, Tuhan Yesus membongkar kemunafikan sikap kepala rumah ibadat (serta mereka yang sehaluan dengannya). Karena dalam kasus itu mereka berpegang teguh pada aturan, tapi bagian lain (dengan masalah yang sama) mereka bersikap longgar.

Semangat Tuhan Yesus pada kasih kemanusiaan inilah yang diwartakan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajak jemaat untuk menjadi penurut Allah dan hidup dalam kasih sebagaimana Kristus telah mengasihi. Salah satu wujud kasih itu adalah bersikap ramah terhadap sesama, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Paulus juga mengajak jemaat untuk menjaga kesucian diri dengan menghindari kecemaran hidup. Di sini Paulus memperingati agar jemaat jangan hanya bisa mengkritik hidup orang lain, sementara hidupnya penuh dengan kecemaran.

Satu hal yang menarik dari sabda Tuhan hari ini adalah soal kemunafikan. Kepala rumah ibadat, dengan dasar aturan, mengkritik tindakan kasih Yesus kepada perempuan yang sudah delapan belas tahun menderita sakit. Sementara dia sendiri melanggar aturan yang digunakan untuk mengkritik Tuhan Yesus dengan kegiatan lainnya. Sikap munafik ini sering kita jumpai dalam kehidupan ini. Sering kita mendengar, misalnya dalam kotbah atau pembicaraan lain, para imam mengkritik kasus korupsi di Negara dengan berbagai tinjauan moral kemanusiaan dan tinjauan lain. Sementara di Gereja dia sendiri memperkaya diri dengan hasil korupsi atau kebijakan yang melestarikan korupsi. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita agar kita konsisten dengan ucapan. Kita hendaknya jangan cuma bisa menilai orang lain tanpa terlebih dahulu menilai diri sendiri.

by: adrian

Minggu, 26 Oktober 2014

(Sharing Iman) Mukjizat Doa Rosario

KETIKA ROSARIO MENJAWAB PERMOHONAN
Tatkala hatinya berlabuh pada hidup membiara, ia gundah gulana. Maria Monika mengalami pergulatan batin. Orangtua, sanak saudara menentang cita-citanya.

Batinnya menangis! Suatu ketika, tiga malam berturut-turut, Monika tak dapat tidur. Ingatannya selalu terbayang pada kesengsaraan Yesus di salib. Ada suatu yang mengusik batinnya. “Aku telah menderita untukmu, apa yang akan kau perbuat untuk-Ku?” Suara itu semakin menggelora untuk menjalani hidup membiara.
Tak diduga, suatu sore ketika Monika sedang disuruh belanja oleh ibunya, seorang suster datang ke rumahnya. Ketika memasuki rumah, Monika menjumpai neneknya menangis histeris. Melihat nenenya menangis, Monika penasaran bercampur takut. "Seperti ada orang yang meninggal," jelasnya.
"Mengapa koq mau jadi suster, nduk?" kisah Monika menirukan pertanyaan neneknya. "Apa sudah tidak cinta sama nenek, ibu bapakmu. Nenek mati saja kalau kamu menjadi suster."
Alumnus SPG Negeri Blora, Jawa Tengah, ini semakin sedih. Terlebih ketika ayahnya, Agustinus Yosef Suharto, tak mau makan malam. Semalaman ayahnya hanya duduk di beranda rumahnya. bahkan sampai fajar menyingsing.
Pagi harinya, Monika membuatkan kue untuk sang ayah. "Nduk apa benar kamu mau jadi suster? Apa alasanmu?" tanya ayahnya.
Monika tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Ia malah terharu melihat sang ayah menangis tersedu-sedu. "Ayah tidak merestuimu," demikian sang ayah.
Puisi Bunda
Tatkala keinginan Monika untuk membiara semakin membara, larangan dari keluarganya semakin besar. "Sampai kakak sepupu saya mencari orang pintar untuk membatalkan niat saya," cerita Kepala SMP Notre Dame, Jakarta barat, ini. Menurut cerita kakak sepupunya, saat orang pintar itu sedang meditasi dan "mengguna-gunai", ia melihat sinar di atas kepada Monika.
Tekad Monika sekuat baja. Semua keluarga akhirnya tak mampu membendung niatnya. Sebelum mengambil keputusan, Monika memohon petunjuk Bunda Maria melalui doa rosario. Setiap malam, Monika tekun berdoa rosario. "Jika Tuhan menghendaki, saya pun siap menjalani," tegas Monika mengenang pengalamannya.
Puncaknya, perempuan kelahiran 7 Maret 1961 ini berziarah ke Sendangsono bersama ibunya. Fajar belum menyingsing. Lambaian dedaunan di sekitar Sendangsono seakan menggigit-gigit kulitnya. Terasa amat dingin.
Pucuknya bergoyang-goyang seolah menemani perjalanan Monika. Sesekali ia melapas pandangan ke kanan kiri jalan yang masih gelap. Meski baru pertama kali melintasi jalan itu, tak ada rasa takut yang menghinggapinya.
Medio 1979, jalan menuju Sendangsono masih becek dan berlumpur. Untuk sampai Sendangsono, mereka berjalan kaki hampir 4 jam. "Kami jalan kaki mulai dari Kulon Progo. Saya sempat beberapa kali terpeleset. Bahkan ibu saya tiga kali terjatuh," kisah buah cinta pasutri Agustinus Yosef Suharto dan Maria Christina Sutiyah ini. Di Gua Maria Sendangsono inilah Monika mematrikan benih panggilannya.
Monika terharu melihat semangat ibunya. Saat ia memutuskan pilihan hidupnya, ibunya setia menemaninya. Ketulusan sang ibu dalam mencintai anaknya, mengingatkan Monika akan kasih dan kesetiaan Bunda Maria dalam mendampingi dan menyertai Yesus puteranya. Monika merasakan cinta ibu begitu besar kepada anaknya. Mereka berjuang melewati jalan berlumpur dan berlubang.
Pengalaman itu masih melekat dalam ingatnnya. Untuk menggambarkan cinta sang ibu, Monika menuliskannya ke dalam sebuah puisi. "Hari ini kutulis sebuah puisi dengan air cinta sebening mata bunda. Mata bunda yang bening senantiasa menarik, yang kutatap sejak aku disusui, dibelai, dikecup, didekap, dan diciumnya. Wajah yang ceria senantiasa tersenyum. Kurasakan adalah kehangatan cinta penuh kasih, aku merasakan denyutan cinta dan kemurnian hatinya," kata Monika yang sejak remaja suka mengungkapkan pengalamannya melalui tulisan.
Restu Ayah
Melalui doa rosario, Monika semakin mantap pada pilihan hidupnya. Suatu malam, Monika meminta izin kepada ayahnya. Batinnya gulana. Ia masih menyangsikan, apakah sang ayah akan memberi restu atau menolaknya. Dengan terbata-bata dan menahan sedih, Monika mengutarakan niatnya.
Sang ayah langsung memeluk dan menangis. "Selama 3 tahun ayah berperang melawan Tuhan, tetapi ayah kalah," cerita Monika meniru kata-kata ayahnya. Akhirnya sang ayah merelakan puteri pertamanya menjadi biarawan. "Ayah mengizinkan kamu. Jika ini tekadmu, jangan pernah menoleh lagi! Ikuti jalan panggilanmu dengan penyerahan total. Jangan setengah-setengah!" tegas sang ayah.
Monika pun merasakan kelegaan yang luar biasa. Suatu ketika sang ayah menginginkan buah mangga. Permintaan ayahnya itu terbilang aneh. "Karena sedang tidak musim buang mangga," jelas Monika. Tak dinyana, malamnya ada seorang suster datang dan membawa buah mangga untuk ayah dan ibunya. Ternyata, Tuhan menggenapinya melalui kasih seorang suster. Tak hanya itu saja. Setelah sang ayah merelakan Monika membiara, selalu terjadi hal-hal di luar dugaan dalam keluarganya.
Doa rosario telah mengubah hati ayahnya. Pada 22 Juni 1980 Monika mulai mencecap pendidikan di Postulan Kongregasi Suster-suster Santa Bunda Maria (Suster-suster Notre Dame)
Hingga kini Monika tak pernah putus berdoa rosario. ia selalu mendoakannya. "Sebagaimana orang makan setiap hari, doa rosario sebagai nutrisi dalam kehidupan rohani," demikian penulis buku "Ketika Tuhan Menyentuh" ini.
Sebagai suster SND, doa rosario tidak hanya sebagai doa wajibnya. Lebih dari itu, sebagai doa pribadinya. Bahkan, jika Monika bepergian naik angkot, bus umum atau sedang menunggu, otomatis ia berdoa rosario.
Menegakkan Kebenaran
Dalam menjalani hidup membiara, suka duka mewarnai hidupnya. Terlebih dengan kiprahnya di dunia pendidikan. Sejak mengikrarkan kaul sementara, Monika selalu berkarya di bidang pendidikan. Mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah.
Pada tahun 2003 Monika diserahi tugas sebagai Kepada Sekolah Dasar Notre Dame Jakarta Barat. Awal memulai karyanya, ia merasakan sekolah swasta seperti "perahan" sekolah negeri. Oknum pemerintah selalu menarik iuran pada sekolah-sekolah swasta. "Ketika saya menanyakan untuk apa dan minta tanda bukti, justru selalu dipersulit," cerita boarawati yang menjalani masa tersiat dan kaul kekal di Biara Induk Roma, Italia ini.
Monika tak takut dibenci karena kebenaran. "Sebenarnya, apabila orang berani karena benar, mereka takut berbuat macam-macam,' sambungnya. Berkat perjuangan Monika, akhirnya oknum petugas itu dimutasikan.
Monika terbiasa berdoa rosario sejak kelas 1 Sekolah Dasar. Ia selalu memohon bimbingan Tuhan melalui doa rosario. Sekarang pun manakala permasalahan hidup menyergapnya, Monika tekun mendaraskannya.
Sharing Sr. Maria Monika SND dan dituliskan oleh Justinus Juadi FIC
Sumber: Hidup Katolik
Baca juga:

Wisata ke Malaka, Malaysia #1

 Singgah sebentar di Yong Peng untuk belanja-belanja
 








Bus wisata yang setia menemani perjalanan

Renungan Hari Minggu Biasa XXX - A

Renungan Hari Minggu Biasa XXX, Thn A/II
Bac I    Kel 22: 21 – 27; Bac II                      1Tes1: 5c – 10;
Injil      Mat 22: 34 – 40;

Injil hari ini menceritakan pengajaran Tuhan Yesus tentang hukum yang terutama dalam Kitab Taurat. Pengajaran ini dikaitkan dengan pertanyaan orang-orang Farisi yang ingin mencobai Yesus. Dari sinilah akhirnya Tuhan Yesus menyampaikan hukum cinta kasih sebagai hukum terutama. Tuhan Yesus menegaskan bahwa dalam hukum cinta kasih ini “tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (ay. 40). Dalam hukum cinta kasih itu terdapat dua arah yang tak bisa dipisahkan, yaitu cinta kepada Allah dan kepada sesama. Keduanya ibarat dua sisi mata uang, yang bukan saja saling melengkapi tetapi juga saling mengandaikan.

Dalam Kitab Keluaran yang menjadi bacaan pertama, Allah membeberkan kepada umat Israel bagaimana mengasihi sesama. Apa yang disampaikan Allah di sini masih sebagian kecil. Bacaan pertama hari ini sebenarnya merupakan rangkaian hukum/perintah Allah kepada umat Israel setelah Allah memberikan sepuluh perintah-Nya (Kel 20 – 30). Di sini Tuhan Allah mau mengatakan bahwa Dia peduli pada orang kecil dan tertindas. Karena itu, umat Israel tidak boleh berlaku kasar dan jahat terhadap kaum miskin, lemah, kecil dan tersingkir. Umat Israel musti memperhatikan dan mengasihi mereka.

Jika dalam bacaan pertama Allah menyampaikan ajaran kasih kepada sesama, maka Tuhan Yesus dalam Injil melengkapinya dengan mengasihi Allah dan sesama. Cinta kasih kepada Allah dan kepada sesama menjadi inti Injil Kristus. Dan inilah yang diwartakan Paulus. Dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus menyatakan bahwa Injil diwartakan bukan dengan kata-kata saja melainkan dengan kekuatan Roh Kudus. Paulus berharap agar jemaat senantiasa menghidupi semangat Injil itu sebagaimana yang telah dilakukan jemaat di beberapa tempat.

Cinta kasih adalah inti Injil. Cinta kasih merupakan inti ajaran Yesus. Cinta kasih menjadi ciri khas agama Kristen. Semua orang Kristen tentu tahu akan hal itu. Umat juga pasti sudah terlalu sering mendengar tentang ajaran cinta kasih. Menjadi pertanyaan, sejauh mana kita menghayati ajaran cinta kasih itu? Jangan-jangan kita berlaku seperti kaum Farisi. Mereka sebenarnya tahu bahwa cinta kasih adalah yang terutama dalam Kitab Taurat. Akan tetapi mereka mencobai Yesus. Bahkan belum tentu mereka sudah mempraktekkan ajaran itu. Karena itu, melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki kita supaya jangan hanya tahu soal ajaran cinta kasih saja, melainkan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan. Kita hendaknya, seperti digaungkan Paulus, menggemakan ajaran cinta kasih ini sehingga kehidupan kasih itu dapat tersiar di tengah masyarakat.

by: adrian

Sabtu, 25 Oktober 2014

Orang Kudus 25 Oktober: St. Margaretha

Santa margaretha, martir
Margaretha dibunuh oleh suaminya pada tahun 1176 dan dimakamkan di luar tempat pemakaman orang-orang beriman. Mulanya suaminya menyangkal tuduhan itu dengan mengatakan bahwa Margaretha gatung diri. Tetapi karena pada kubur Margaretha terjadi begitu banyak mujizat, penipuan suaminya itu terbongkar. Lalu jenazah Margaretha diganli kembali dan dimakamkan di dalam gereja Roskilde, Denmark

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Baca juga riwayat orang kudus 25 Oktober:
1.      St. Gaudensius
2.      St. Krisantus & Daria

Retret di Majodi Centre, Johor Baru

 santai bersama sambil menguji teknologi terbaru






 Situasi ruang pertemuan
 Dalam keheningan, bertemu dengan Tuhan dalam doa




Saling memberi peneguhan dan nasehat









Renungan Hari Sabtu Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Ef 4: 7 – 16; Injil                    Luk 13: 1 – 9;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memberi pengajaran tentang pertobatan. Berawal dari laporan orang tentang tindakan Pilatus yang mencampurkan darah orang Galilea dengan darah korban persembahan. Di mata mereka peristiwa itu menunjukkan bahwa orang Galilea itu sangat berdosa sehingga menerima akibat seperti itu. Namun Tuhan Yesus mengajak mereka untuk bercermin diri. Bagi Yesus, peristiwa memalukan itu bisa saja terjadi pada mereka jika mereka tidak bertobat. Tobat merupakan sarana untuk mendapat pengampunan dari Tuhan sehingga bisa memperoleh keselamatan. Topik tentang tobat ini ditegaskan lagi dengan perumpamaan pohon ara. Pohon itu bisa terhindar dari ayunan kapak jika ia berubah dengan menghasilkan buah.

Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang menjadi bacaan pertama, mengatakan bahwa suatu saat jemaat akan menghadapi ombang-ambing pengajaran sesat. Paulus melihat bahwa jemaat bisa saja bertindak seperti orang banyak yang melaporkan tindakan Pilatus kepada Yesus. Mereka merasa diri hebat dan benar sehingga merasa tak perlu lagi mawas diri. Paulus meminta mereka untuk berpegang teguh kepada kebenaran dalam kasih.

Ketika melihat atau menyaksikan orang lain mengalami musibah, tak sedikit dari kita yang menilai bahwa musibah itu akibat kesalahan yang dilakukannya. Ketika seseorang menderita HIV/AIDS, banyak orang langsung melihat bahwa penyakit itu akibat perilakunya yang buruk. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa kejadian buruk dapat saja menimpa kita, kapan dan di mana saja. Tuhan menghendaki kita untuk selalu bertobat dari kesalahan dan dosa sehingga dapat terhindar dari malapetaka. Memang tidak ada korelasi langsung antara dosa dan malapetaka, namun Tuhan meminta kita untuk menghindari perbuatan jahat agar apa yang jahat tidak menimpa kita. Di sini Tuhan mengajari kita untuk mawas diri.

by: adrian

Jumat, 24 Oktober 2014

Derita Orang Pulau Naik ke KM Bukit Raya

BERJIBAKU UNTUK NAIK DAN TURUN DARI KAPAL
Midai adalah salah satu pulau yang ada ke Kabupaten Natuna. Di bandingkan pulau-pulau yang lain, Midai sangat unik. Ia merupakan sebuah pulau di tengah lautan luas. Di musim-musim ombak besar (Oktober – Februari) warga Midai terisolir.

Akses penduduk untuk keluar adalah dengan KM Bukit Raya, KM Perintis dan pompong. Untuk KM Bukit Raya dan Perintis terjadwal  dua minggu sekali singgah ke Midai dengan tujuan yang berbeda; sekali ke Natuna dan sekali lagi ke Serasan. Sedangkan Pompong selalu siap kapan saja.

Jika ada warga Midai yang sakit parah, mereka akan dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Natuna. Di Midai sendiri hanya ada puskesmas dengan satu tenaga dokter, yang konon kata seorang warga, jarang hadir di tempat. Seperti yang sudah disampaikan di atas, untuk ke Natuna ada tiga sarana, yaitu KM Bukit Raya dan Perintis, yang jadwalnya sudah pakem, serta pompon. Kalau naik KM Bukit Raya dan Perintis, perjalanan bisa mencapai 5 jam, sedangkan pompong bisa 7 – 8 jam.

Orang Kudus 24 Oktober: St. Aloisius Guanella

SANTO ALOISIUS GUANELLA, PENGAKU IMAN
Alosius Guanella lahir pada 9 Desember 1842 di Francisio, Italia. Anak kesembilan dari tiga belas bersaudara ini lahir dari keluarga pasangan Lawrence dan Maria Guanella. Ia berasal dari keluarga miskin namun saleh. Alosius masuk seminari pada usia dua belas dan ditahbiskan pada tanggal 26 Mei 1866. 

Alosius adalah sosok manusia yang tak lupa akan asal-usulnya. Ia bak kacang tak lupa pada kulitnya. Setelah menjadi imam, Alosius menunjukkan perhatiannya kepada orang-orang miskin. Dia bekerja di Yayasan St. Yohanes Bosco (1875-1878) untuk merawat anak-anak tunawisma. Alosius pernah bertugas di paroki di Traona, Italia. Di sana ia membuka sekolah bagi masyarakat miskin. Pada tahun 1881, kelompok anti Gereja Katolik (Mason) berusaha untuk menutup sekolah itu.

Renungan Hari Jumat Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Ef 4: 1 – 6; Injil                      Luk 12: 54 – 59;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengecam sikap orang yang begitu mahir membaca tanda-tanda alam, namun lemah menemukan kebenaran ilahi. Orang-orang seperti ini disebut Tuhan Yesus sebagai orang munafik. Ada kesan bahwa kemampuan mereka mengetahui tanda-tanda alam hanya demi kepuasan diri dan popularitas semata. Mereka ingin mendapat pujian atau agar orang bergantung padanya. Namun mereka tidak mampu membaca tanda-tanda zaman. Mungkin karena di sana mereka tidak mendapatkan sesuatu demi pemuasan ego pribadinya.

Belajar dari kecaman Yesus dalam Injil di atas Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, mengajak jemaat untuk tidak mengikuti atau berbuat seperti orang munafik. Dalam bacaan pertama Paulus menasehati mereka untuk hidup sesuai dengan panggilan Tuhan. Hal ini diperjelasnya dengan kata-kata seperti: rendah hati, lemah lembut, sabar, saling membantu dalam kasih, serta memelihara kesatuan dalam Roh. Di sini Paulus menghendaki supaya jemaat tidak jatuh dalam kesombongan karena kemampuan yang mereka miliki.

Dewasa ini banyak orang merasa dirinya hebat dengan prestasi yang didapatnya, sekalipun prestasi itu hanya sebagian dari urusan duniawi. Tak sedikit pula yang mendambakan pujian. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki supaya kita membangun sikap rendah hati sekalipun banyak prestasi menyertai kita. Tuhan menghendaki agar kemampuan yang ada pada kita dipergunakan untuk kebaikan dan kesejahteraan sesama.

by: adrian

Kamis, 23 Oktober 2014

Tinjauan Buku THE MYSTERY OF HISTORICAL JESUS #3

MEMBONGKAR KESALAHAN BERPIKIR FATOOHI DLM BUKU “THE HISTORICAL OF JESUS”
13.     Fatoohi mengatakan bahwa kaum muslim diperintahkan untuk menghormati dan memuliakan seluruh nabi. Tidak mempercayai salah seorang nabi berarti tidak mempercayai seluruh nabi dan gagal menjadi muslim (hlm 444). Mari kita lihat: ketika ada gambar atau film yang melecehkan Yesus, tak ada reaksi umat islam, tapi bila itu terjadi pada Muhammad, muncullah anarki di mana-mana. Padahal Yesus itu adalah nabi bagi umat islam.
14.     Fatoohi, dengan cara pikir Quraninya, menyatakan bahwa Yesus memerintahkan orang Kristen untuk menerima Muhammad yang melanjutkan ajaran yang telah disampaikan Yesus (hlm 454). Fatoohi seharusnya menunjukkan bahwa memang benar Muhammad melanjutkan ajaran Yesus. Sebab kalau diperhatikan justru kehidupan dan ajaran Muhammad bertentangan dengan apa yang diajarkan dan dihidupi oleh Yesus. Hal ini pernah diungkapkan oleh seorang mantan Guru Besar Sejarah Islam di Universitas Al Azhar.
15.     Menarik mencermati uraian Fatoohi tentang keesaan Allah berdasarkan Al-Quran (hlm 456). Dua kitab yang menarik adalah QS Al-Maidah: 17, “Allah berkuasa untuk melakukan segala sesuatu.” dan  QS Al-Baqarah: 253, “Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.” Saya tidak tahu apakah umat islam paham dengan kedua ayat ini atau tidak. Jika umat islam benar-benar paham dan menerima ayat ini, maka mereka juga harus menerima fakta Allah menjadi manusia dalam diri Yesus, dan bahwa Yesus, yang adalah Tuhan, mau mati di kayu salib. Bukankah Allah berkuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya?

Ngopi Baik Sebelum Olahraga

MANFAAT MINUM KOPI SEBELUM OLAHRAGA
Bagi sebagian orang, memulai hari tidaklah lengkap bila belum menyeruput secangkir kopi. Mereka percaya, kopi bisa membuat hari mereka lebih bersemangat dan mengurangi rasa lelah. Ternyata manfaat kopi juga bisa dirasakan jika diminum sebelum olahraga.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism mengungkapkan, minum kopi sebelum berolahraga akan mengoptimalkan pembakaran lemak. Studi menemukan, atlet yang mengonsumsi kafein sebelum olahraga membakar 15 persen kalori lebih banyak hingga tiga jam setelah olahraga. Ini dibandingkan dengan mereka yang hanya diberi plasebo.

Peneliti mengatakan, dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan dampak tersebut adalah 4,5 miligram kafein per kilogram berat badan. Sehingga bagi wanita dengan berat badan 68 kilogram, kira-kira membutuhkan 300 mg kafein atau sekitar 355 mililiter kopi seduh.

Orang Kudus 23 Oktober: St Gulielmus

SANTO GULIELMUS
Gulielmus lahir di Perancis. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan. Gulielmus menghabiskan masa mudanya dengan banyak perbuatan dosa. Ia kemudian bertobat dan mengubah hidupnya dengan mengikuti Yesus. Gulielmus melakukan peziarahan ke Spanyol, Roma dan Tanah Suci. Setelah kembali dari peziarahannya, Gulielmus pergi ke Tuscany dan bergabung pada sebuah pertapaan. Di sana ia juga memiliki harapan untuk mereformasi kehidupan para petapa, tetapi ia gagal dan memutuskan untuk pergi ke sebuah pertapaan di Malavalle, Grossetto. Gulielmus menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa, berdoa, bermati raga dan bertobat. Gulielmus meninggal dunia pada 10 Februari 1157 di Malavalle, Grossetto, Italia. Pada tahun 1202 ia dikanonisasi oleh Paus Innocensius III. Setelah itu banyak orang mulai mengenal Gulielmus dan mengikuti cara hidupnya sampai dengan seorang muridnya, Albert, mendirikan Ordo St. William, dan aturan hidup St. William. Ordo ini kemudian digabungkan ke dalam Ordo St. Agustinus.

Baca juga riwayat orang kudus 23 Oktober:
2.      Suster-suster Ursulin

Renungan Hari Kamis Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I    Ef 3: 14 – 21; Injil                 Luk 12: 49 – 53;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus membuat pernyataan yang sangat sensasional. Dia mengatakan bahwa kedatangan-Nya untuk melemparkan api ke bumi dan berharap agar api itu telah menyala. Api dapat diartikan sebagai penyucian. Dengan api orang dapat menyucikan segala sesuatu yang jahat dan kotor. Api di sini dapat juga dimengerti sebagai kebenaran; kebenaran yang menyucikan. Akan tetapi, kedatangan kebenaran ini akan mendapat perlawanan. Oleh sebab itu, sabda Yesus yang pertama harus dikaitkan dengan pernyataan-Nya yang berikut bahwa Dia datang untuk membawa pertentangan. Akan ada banyak perlawanan yang dihadapi bagi mereka yang menerima kebenaran Kristus.

Apa yang disampaikan Yesus dalam Injil sungguh disadari oleh Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang menjadi bacaan pertama, Paulus mengatakan bahwa dia senantiasa berdoa supaya Tuhan menguatkan dan meneguhkan jemaat. Paulus sadar bahwa menjadi murid Yesus akan membawa resiko. Akan ada pertentangan dan perlawanan, bukan saja dari dalam, tetapi juga dari luar. Karena itu, Paulus berharap agar jemaat berakar dalam kasih dan teguh dalam iman.

Dewasa ini seringkali kita mendengar murid-murid Tuhan Yesus menghadapi banyak tantangan dan bahkan aniaya. Iman akan kebenaran Kristus mendatangkan cobaan dan penderitaan. Karena itu, apa yang terjadi saat ini seakan membenarkan apa yang pernah disabdakan Tuhan Yesus. Benar bahwa orang Kristen, karena imannya kepada Kristus, tidak mengalami kedamaian karena dirinya mengalami pengucilan, penghinaan, diskriminasi serta ketidakadilan. Akan tetapi, kita tak perlu merasa minder dan takut. Sabda Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa para kudus senantiasa mendoakan kita agar kita tetap kuat menghadapi semua ini. Dan kita pun diharapkan berakar dalam kasih dan kuat dalam iman.

by: adrian

Rabu, 22 Oktober 2014

Tinjauan Buku THE MYSTERY OF HISTORICAL JESUS #2

MEMBONGKAR KESALAHAN BERPIKIR FATOOHI DLM BUKU “THE HISTORICAL OF JESUS”
Mengkritisi Tulisan Fatoohi
Sebelum mengkritisi pemikiran-pemikiran Fatoohi, terlebih dahulu kita lihat kesalahan cara berpikir Fatoohi. Seperti yang telah dikatakan di atas, Fatoohi menggunakan Al-Quran sebagai batu ujinya, sementara Fatoohi sendiri tak pernah mengkritisi Al-Quran. Ini memang tidak bisa dilakukan, karena berbahaya. Al-Quran diterima tanpa sikap kritis sebagai kitab sempurna. Karena sempurnanya itulah maka tak perlu lagi dikritisi. Karena itu, wajar bila sesuatu yang tidak sesuai dengan Al-Quran dikatakan salah atau tidak asli.

Hal ini dapat kita lihat dalam hlm 70 – 71 soal manusia sebagai citra Allah. Fatoohi mengkritisi ini dengan memakai Al-Quran, tanpa terlebih dahulu memahami makna citra Allah dalam Kitab Kejadian. Atau soal pembantaian kanak-kanak di Betlehem (hlm 317 – 318). Atau soal trinitas (hlm 422 – 426, 476 – 479), dimana Fatoohi menyamakan konsep trinitas dan triteisme.

Karena Al-Quran sebagai kitab yang benar dan sempurna, maka yang tidak sesuai dengan Al-Quran adalah salah. Dan kebetulan semua Injil, yang diakui Gereja, tidak sama atau mirip sehingga bisa disimpulkan Injil itu salah. Sementara injil-injil apokrif, yang tidak diakui Gereja, namun karena ada kemiripan dengan Al-Quran, maka dinyatakan benar; dan kitab itu juga yang dipakai Fatoohi.
1.     Soal Anunsiasi Maria  (hlm 146 – 156)
Dalam QS Al-Maryam dikatakan bahwa Malaikat Jibril itu adalah Roh yang menyebabkan Maria hamil. Akan tetapi, dalam QS Al-Anbiya dan juga Al-Tahrim dikatakan bahwa Allah meniupkan Roh-Nya ke dalam Maria sehingga ia hamil. Di sini mau dikatakan bahwa Roh itu adalah Allah. Oleh karena itu, apakah bisa dikatakan bahwa Malaikat Jibril itu adalah Allah?

Kekacauan ini dipertegas lagi dalam QS Ali Imran. Dalam ayat 40 dikatakan bahwa Maria berbicara kepada Malaikat Jibril, bukan kepada Allah. Namun dalam ayat 47 (selisih 7 ayat saja) terlihat bahwa Maria berbicara kepada Allah.
2.     Kehamilan Perawan Maria (hlm 157 – 161)
Fatoohi mengatakan bahwa kisah kehamilan Maria tidak historis hanya karena kisah itu berbeda dari satu Injil ke Injil yang lain. Di sini terlihat jelas bahwa Fatoohi tidak memahami ajaran Katolik tentang Injil. Kita bisa ambil contoh pembanding: perang Vietnam kisahnya bisa berbeda antara versi Amerika dan Vietnam. Apakah kisah perang itu tak historis?

Karena itu, akan terasa lucu dengan tiga kesimpulan Fatoohi (hlm 161). Terlihat jelas Fatoohi tidak mengerti soal Kitab Suci orang kristen dan memaksakan cara pandang Quraninya. Kesimpulan pertama seakan menyangkal sendiri pernyataan Fatoohi, “Ketiadaan bukti bukanlah bukti ketiadaan.” (hlm 32).