Senin, 24 Juni 2019

(CERPEN) KERETA API ARGO PARAHIYANGAN


Hatiku berbunga ketika puncak monas mulai terlihat dari sisi jendela Damri Bandara Soeta jurusan Gambir. Jam di oppo-ku menunjukkan 08.13. Masih ada waktu sekitar 30 menit mengejar KA Argo Parahiyangan, yang akan berangkat jam 08.45. Kereta api sekarang tidak sama seperti jaman orde baru, yang kata Iwan Fals, “Biasanya kereta terlambat // Dua jam cerita lama.” Jaman reformasi, kereta api selalu on time.
Karena itu, aku segera berdiri dan berjalan ke depan ketika bus memasuki jalan Merdeka Selatan. Aku tak peduli dengan tatapan aneh penumpang lainnya.
“Ngejar kereta, pak.” Ujarku kepada awak bus.
Dia hanya melihat jam arlojinya. Sesekali melirik ke sopir. Mungkin mau mengingatkan bahwa ada penumpang yang kepepet.
“Tiket uda beli?”
“Uda, pak.”
***

MODUL PERTEMUAN KBG BULAN JUNI


Bapa Uskup Pangkalpinang, pada awal masa adven 2018, telah mencanangkan tahun 2019 sebagai Tahun Berpusat pada Kristus bagi seluruh umat di Keuskupan Pangkalpinang. Setidaknya ada 3 kriteri berpusat pada Kristus, yakni mengenal Yesus, memahami ajaran-Nya dan menjadikan hidup, ajaran dan karya-Nya sebagai model hidup umat.
Dalam bulan Juni ada beberapa tema penting iman Gereja Katolik, yang juga terkait dengan Yesus Kristus. Karena itu, dalam pertemuan KBG pada bulan ini, umat diajak untuk mendalami ajaran iman tersebut. Ada 4 tema modul pertemuan KBG, yang disesuaikan dengan minggunya. Pada prinsipnya, pendalaman satu tema sebagai antisipasi hari raya berikutnya. Dengan kata lain, pembahasan tema di KBG akan mendapat peneguhan dalam homili imam dalam perayaan ekaristi.
Modul pertemuan bulan Juni ini hanya dikhususkan buat umat Paroki St. Carolus Boromeus Ujung Beting. Untuk melihat dan men-download bahan modul pertemuan KBG itu, silahkan klik di sini.

PAUS FRANSISKUS: MARI BERI HARAPAN NYATA BAGI YANG RENTAN


Pilihan untuk memihak mereka yang terkecil, yang dibuang oleh masyarakat, adalah prioritas yang harus dikejar oleh para pengikut Kristus, demikian kata Paus Fransiskus dalam sebuah pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia. “Kita tidak akan pernah bisa menghindari seruan penting yang dibuat Kitab Suci atas nama orang miskin.”
“Situasi orang miskin mengharuskan kita untuk tidak menjaga jarak dari tubuh Tuhan, yang ikut menderita bersama mereka,” ujar Paus Fransiskus pada 13 Juni, yang juga merupakan pesta Santo Antonius Padua, orang kudus pelindung orang miskin. “Kita dipanggil untuk menyentuh tubuhnya dan secara pribadi berkomitmen dalam memberikan layanan yang merupakan bentuk evangelisasi yang otentik.”
“Komitmen untuk mempromosikan orang miskin, termasuk kehidupan sosial mereka, tidak asing dalam pemberitaan Injil. Sebaliknya, itu justru merupakan manifestasi realisme iman kristiani dan validitas historisnya,” papar Paus Fransiskus.
Hari Orang Miskin Sedunia itu sendiri yang dirayakan setiap tahun pada hari Minggu ke-33 pada masa biasa – tahun ini jatuh pada 17 November dan akan fokus pada sebuah ayat dari Mazmur 9: “Harapan orang miskin tidak akan binasa selamanya.” Kata-kata ini mengungkapkan kebenaran yang mendalam bahwa iman mengesankan terutama di hati orang miskin, memulihkan harapan yang hilang karena ketidak-adilan, penderitaan dan ketidak-pastian hidup.

PANDANGAN KELIRU ISLAM TERHADAP KRISTEN

Dua tahun lalu, persisnya hari ini, 24 Juni 2017, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul agak provokatif, yaitu “Islam Menyajikan Kekristenan Palsu kepada Umatnya”. Jika agama-agama lain hanya focus kepada umatnya saja, berbeda dengan agama islam yang sibuk juga mengurusi agama lain. Setidaknya dalam Al-Qur’an ada disinggung agama Kristen dan Yahudi dan juga agama asli Arab pra-islam. Namun sayangnya, apa yang disampaikan oleh Al-Qur’an terkait dengan agama-agama lain itu ternyata keliru.
Hal inilah yang hendak dibahas dalam tulisan 2 tahun lalu itu, secara khusus kekeliruan terhadap agama kristen. Tulisan tersebut merupakan hasil olah ulang atas bab 24 dari buku "Islam and Terorism". Pernyataan bahwa islam menyajikan kekristenan palsu merupakan hasil refleksi dan sekaligus kesaksian penulis buku itu, yang adalah mantan Guru Besar Universitas Al Azhar, Mesir. 
Tulisan 2 tahun lalu itu dapat menjadi jembatan komunikasi antara umat islam dan Kristen. Tulisan tersebut diurai dengan menggunakan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah dicerna siapa pun. Pembaca tidak membutuhkan waktu yang panjang untuk membacanya, karena tulisan tersebut dikemas dengan singkat, padat, bernas dan jelas.
Lebih lanjut mengenai isi tulisan tersebut langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!