Rabu, 27 Maret 2019

MEMBACA BUKU “RAHASIA-RAHASIA ALQURAN”

Tragedi WTC, 11 September 2001, sungguh mengguncang dunia. Pada waktu itu hampir seluruh warga dunia, khususnya warga Kristen Barat menilai keliru agama islam, yaitu sebagai agama teroris. Hal ini didasarkan pada para pelaku peristiwa tersebut, yang semuanya beragama islam. Pada intinya, sejak kejadian itu, pandangan dunia terhadap islam sedikit melenceng.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Don Richardson, yang pernah tinggal di Indonesia, khususnya di pedalaman Papua (pengalaman hidupnya di Papua menghasilkan sebuah buku dengan judul “Anak Perdamaian”). Sejak tragedi WTC itu, Don mulai melakukan penelitian islam sampai ke akar-akarnya, mulai dari pendirinya dan landasan-landasan dasar pemikirannya sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an. Dalam penelitian ini Don menggunakan metode investigasi jurnalistik yang dilengkapi dengan uraian berdasarkan fakta-fakta atau bukti-bukti.
Buku hasil penelitian Don Richardson ini terdiri dari 17 bab, ditambah pendahuluan dan epilog serta 2 apendiks. Dengan menggunakan gaya jurnalistik, buku dengan terjemahan bahasa Indonesia ini memang cukup memadai. Pemaparan materi persoalan yang ringan menjadi menarik untuk dibaca dan sangat sayang jika dilewatkan. Memang patut diakui ulasan-ulasan penulis atas Al-Qur'an dan hadis benar-benar merupakan interpretasinya sendiri, namun dapat dipertanggung-jawabkan.
Don Richardson menulis buku ini dengan tujuan untuk memberi informasi kepada orang-orang Kristen pada umumnya, khususnya yang ada di Barat dan juga para pemimpin Barat tentang rahasia agama islam yang terdapat dalam Al-Qur'an. Dengan buku ini diharapkan pandangan yang keliru tentang islam bisa diperbaiki. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

GADGET & MEDSOS, ANTARA MANFAAT DAN MUDARAT


Sekarang ini sepertinya sulit menemukan manusia yang bebas dari teknologi. Salah satu bentuk teknologi adalah kehadiran gadget yang menjadi batu loncatan bagi kehadiran media sosial. Tentulah anak-anak muda, yang dikenal dengan istilah generasi milenial, sudah tak asing lagi dengan media sosial. Akan tetapi, kehadiran gadget dengan media sosialnya ini bukan tanpa masalah.
Hal inilah yang dibahas blog budak-bangka dua tahun lalu, persisnya pada 27 Maret 2017, lewat judul tulisan: “OMK dan Media Sosial”. Tulisan tersebut, seperti yang diungkapkan dalam catatan awal, merupakan bahan yang disampaikan kepada kaum muda katolik. Tulisan tersebut merupakan refleksi penulis terhadap beberapa kasus dan persoalan yang timbul akibat adanya media sosial. Namun bukan berarti penulis hendak mengajak kaum muda menjauhi media sosial dan anti terhadap teknologi (gadget). Di samping itu, tulisan tersebut dapat juga dikenakan kepada semua kaum muda, tanpa mengenal batasan suku, agama, ras maupun golongan.
Tulisan dua tahun lalu itu dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan. Tulisan tersebut tidaklah semata-mata hasil refleksi penulis, seolah-olah didapat dari wangsit. Penulis mengawali refleksinya berangkat dari data-data. Dari data tersebut penulis menampilkan beberapa keanehan yang real. Kemudian penulis menyajikan dua akibat dari adanya gadget dan media sosial. Akhirnya, penulis memberikan beberapa tawaran sebagai penutup tulisannya.
Nah, apa tawaran dari tulisan tersebut? Seperti apa 2 akibat buruk dari gadget dan media sosial? Apa saja keanehan yang nyata itu? Apa saja data-data yang digunakan dalam tulisan itu? Untuk mengetahui semua jawaban ini, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

BAGAIMANA MEMBUAT HIDUP BERARTI


Hari ini, lima tahun lalu, persisnya 27 Maret 2014, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul: “Membuat Hidup Menjadi Berarti”. Tulisan tersebut berangkat dari sharing pengalaman seseorang, yang juga dimuat blog ini pada 8 Maret. Dalam tulisan tersebut, sharing pengalaman itu kembali dimuat, sehingga pembaca dapat langsung membacanya.
Menjawab pertanyaan “apa arti hidup”, memang tidak terlalu sulit. Orang dengan cepat dapat mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, tidaklah demikian jika ditanya “bagaimana membuat hidup itu berarti”. Tentulah setiap orang akan menemukan sedikit kesulitan untuk menjawabnya. Tulisan lima tahun lalu itu hendak membuka wawasan kita untuk mengetahui hidup yang berarti itu. Sekali lagi, inspirasi tulisan tersebut berasal dari sharing pengalaman seseorang tadi.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca dapat dengan mudah menikmatinya. Dijamin pembaca tidak akan merasa bosan membacanya karena selain ringan, tulisan tersebut tidak terlalu panjang. Pembaca dapat dengan segera menemukan pesan dari tulisan tersebut. Nah, apa pesan tulisan tersebut? Bagaimana membuat hidup kita berarti? Siapa orang yang pengalamannya dijadikan inspirasi tulisan tersebut? Untuk mengetahui semua jawaban ini, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!