Sabtu, 19 November 2016

DIALOG IMAGINATIF UMAT DENGAN TUHAN

Tulisan berikut ini menampilkan dialog imaginatif antara umat manusia (Kristen) dengan Tuhannya. Jadi, apa yang ditampilkan murni rekayasa semata. Akan tetapi, di dalamnya terkandung sejuta makna dan pesan yang mendalam. Tema dialognya adalah soal “penistaan agama”.
Umat  : Tuhan, ada orang menistakan agama kita.
Yesus: Menista gimana?
Umat : Orang itu bilang bahwa agama kita ini kafir karena percaya bahwa Engkau adalah Allah.
Yesus: Lalu?
Umat : Kami sangat marah. Kami tersinggung, karena kami dianggap sebagai orang kafir.
Yesus: Apa kalian merasa sebagai orang kafir?
Umat  : Tidak!
Yesus: Ya sudah. Tak perlu emosi-emosian. Biarkan mereka dengan kepercayaannya, dan kamu dengan kepercayaanmu.
Umat : Tapi, Tuhan…, orang itu juga menista Alkitab.
Yesus: Menista gimana?
Umat : Orang itu bilang kalau Alkitab sekarang sudah tidak asli lagi. Alkitab sekarang ini palsu. Misalnya, dia bilang bahwa yang mati di kayu salib itu bukan Engkau, tetapi orang yang menyerupai Engkau. Jadi, dengan kata lain, orang-orang Kristen, yang percaya Engkau mati di kayu salib, sudah ditipu oleh Alkitab sekarang ini.
Yesus: Lalu kenapa?
Umat : Ya kami tersinggung. Kan Alkitab itu adalah kitab suci dan pedoman hidup umat kristiani.
Yesus: Kalian merasa dibohongi Alkitab sekarang?
Umat : Tidak!
Yesus: Ya sudah. Kalau begitu, tak perlu demo-demo segala. Kalian tetap yakini Alkitab sekarang ini, dan biarkan orang itu tetap meyakini keyakinannya.
Umat : Tapi, Tuhan….
Yesus: Ada apa lagi?
Umat : Dia juga menista Engkau. Orang itu telah menghina Engkau.
Yesus: Lalu?
Umat : Kami mau membela Engkau.
Yesus: Kan yang dihina itu Saya, bukan kalian. Yang dinista itu Saya, bukan kalian. Kenapa kalian yang sibuk?
Umat : Adalah tugas kami membela Engkau.
Yesus: Kalian tak perlu membela Aku. Juga tak perlu membela agama dan Alkitabmu. Kalian hanya perlu melaksanakan tugasmu di kala penghinaan dan penistaan menghadang.
Umat : Emang tugas kami apa?
Yesus: Mengampuni. Bukankah Aku ini Allah yang maharahim? Dulu aku pernah dihina, tapi Aku mengampuni mereka (Lukas 23: 34). Nah, Aku saja mau mengampuni mereka yang menghina Aku, kenapa kalian tidak?
         Tugas lain adalah mendoakan dan memberkati (Lukas 6: 28; 1Kor 4: 12; 1Petrus 3: 9). Kalian tidak boleh melakukan apa yang mereka lakukan terhadapmu. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi lakukanlah apa yang baik bagi semua orang (Roma 12: 17).
Umat : Bukankah semua itu sama artinya kami harus mengasihi mereka? Ini berarti melaksanakan perintah-Mu, yaitu kasih.
Yesus: Betul! Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya, menghina dan membenci kamu (Matius 5: 44; Lukas 6: 27). Jadi, jikalau kalian tetap dalam firman-Ku, kalian benar-benar adalah murid-Ku (Yohanes 8: 31), yaitu jikalau kamu hidup dalam kasih (bdk. Yohanes 13: 35).
Umat : Baiklah Tuhan, kami tidak akan marah mereka yang telah menistakan agama, Alkitab dan bahkan Engkau. Kami akan mengampuni mereka, mendoakan dan memberkati mereka. Kami tetap mengasihi mereka.
Yesus: Itu baru murid-Ku.
Koba, 18 November 2016
by: adrian
Baca juga tulisan lain:

Cara Menyajikan Jus yang Baik dan Sehat

Tentulah kita sudah tidak asing lagi dengan minuman yang bernama jus. Minuman ini mempunyai aneka rasa sesuai dengan bahan utama yang digunakan. Namanya pun disesuaikan dengan bahan utamanya. Misalnya, jika bahannya sirsak, maka dinamakan jus sirsak; dan rasanya pasti rasa sirsak. Atau jika bahannya wortel, maka akan dinamakan jus wortel.
Umumnya bahan utama jus ada 2, yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran. Memang tidak semua sayur dapat dijadikan jus. Cara pembuatan dan penyajiannya pun amat sederhana. Cukup diblender. Untuk menambah citra rasanya, biasanya ditambahkan sedikit gula atau madu dan juga es.
Sekalipun mudah dan gampang, orang perlu memperhatikan beberapa hal terkait dengan penyajian jus. Tulisan berikut ini akan memberikan gambaran bagaimana menyajikan jus yang baik dan sehat. Lebih lanjut tentang ini langsung saja baca di sini: Budak Bangka: Cara Menyajikan Jus yang Baik dan Sehat

Susteran Gedono