Rabu, 31 Desember 2014

Alasan Remaja Berkencan

ALASAN-ALASAN YANG UMUM UNTUK BERKENCAN SELAMA MASA REMAJA
Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasangannya mempunyai pelbagai ketrampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan. Remaja laki-laki diharapkan memiliki mobil atau dapat mengemudikan mobil dan memiliki uang.

Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti pelbagai kegiatan sosial kelompok. Pasangan kencan harus mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan mempunyai ketrampilan-ketrampilan sosial, waktu, uang dan kemandirian yang diperlukan untuk dapat berpartisipasi.

Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya. Semakin popular pasangan kencan di dalam kelompok dan semakin tinggi status sosioekonomi keluarga pasangan kencan di dalam masyarakat, maka akan lebih menguntungkan bagi remaja. Berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.

Masa Pacaran
Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting, karena remaja jatuh cinta dan berharap serta merancanakan perkawinan, ia sendiri harus memikirkan sungguh-sungguh masalah keserasian pasangan kencan sebagai teman hidup.

Pemilihan Teman Hidup
Remaja yang ingin menikah setelah tamat sekolah menengah atas dan tidak mempunyai rencana untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi menganggap berkencan sebagai kesempatan untuk menjajagi beberapa pasangan kencan apakah ada di antara mereka yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan sebagai teman hidup di masa depan. Yang terutama ditekankan adalah persesuaian minat, temperamen dan cara-cara mengungkapkan kasih sayang. Sifat-sifat yang sesuai tersebut membenarkan mereka melakukan cumbu yang berat dan senggama. Banyak remaja yang bermaksud cepat menikah memandang kencan sebagai cara percobaan atau usaha untuk mendapatkan teman hidup.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 228.
Baca juga:

Orang Kudus 31 Desember: St. Melania

SANTA MELANIA, MARTIR
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Rublicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya, Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orangtuanya. Dengan berat hati ia mengiyakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putera. Melania sangat baik, penuh pengabdian dan berjiwa social. Sifat sosialnya itu membuat dia tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua puteranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.

Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makan suci Yesus. terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakan Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus. Pada tahun 432 suaminya Pinianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di Bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkan di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Santo AgustinusSanto Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.

sumber: Iman Katolik

Renungan Oktaf Natal VII - B

Renungan Oktaf Natal VII, Thn B/I
Bac I    1Yoh 2: 18 – 21; Injil                        Yoh 1: 1 – 18;

Hari ini merupakan oktaf natal yang ketujuh. Hari ini bacaan-bacaan liturgi diambil dari tulisan Yohanes. Bacaan pertama diambil dari Surat Yohanes yang Pertama. Dalam suratnya ini, Yohanes berbicara tentang kemunculan anti-kristus. Yohanes menegaskan bahwa anti-kristus ini berasal dari dalam Gereja (jemaat) sendiri, dan mereka mewartakan dusta tentang Kristus. Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa apa yang mereka sampaikan adalah dusta, karena bagi Yohanes “tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.” (ay. 21). Di sini Yohanes mau mengatakan bahwa kebenaran hanya akan melahirkan kebenaran, sedangkan dusta melahirkan dusta. Dan bagi Yohanes, kebenaran itu ada dalam Kristus.

Kebenaran ada dalam Kristus ditekankan juga oleh Yohanes dalam Injilnya hari ini. Dalam Injil Yohanes coba memaparkan secara filosofis kehadiran Allah dalam diri Tuhan Yesus dan peran Yohanes Pembaptis. Dikatakan bahwa pada mulanya adalah Firman. Firman itu adalah Allah, dan Firman itu menjadi Manusia. Dialah Yesus Kristus. Menurut Yohanes, “kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (ay. 17). Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Tuhan Yesus sudah melihat Allah dan mengenal-Nya. Tuhan Yesus sudah menyatakan Allah kepada manusia.

Anti-kristus sudah dinyatakan sejak dulu oleh Yohanes dalam suratnya. Bahkan Tuhan Yesus sendiri pernah mengungkapkan hal itu. Menarik untuk disimak bahwa anti-kristus itu muncul dari dalam Gereja sendiri. Mereka adalah orang yang meninggalkan Gereja dan kemudian menyerang Gereja. Ini dapat kita temui hingga saat ini. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan keberadaan anti-kristus ini. Tujuannya supaya kita tidak disesatkan olehnya. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar kita tetap setia pada kebenaran iman yang telah diwariskan oleh para rasul dan para pengganti-pengganti mereka. Dan kebenaran itu hanya ada pada Kristus Yesus.

by: adrian