Jumat, 30 April 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT CINTA DALAM AL-QUR’AN


 

Dewasa kini agama islam sudah dikenal sebagai agama teror, agama yang penuh dengan kekerasan. Sekalipun umat islam membantahnya, baik eksplisit maupun implisit, sudah diakui bahwa radikalisme diidentikkan dengan agama islam. Semua itu selalu dikaitkan dengan islam karena demikianlah ajarannya. Hal inilah membuat tak sedikit orang menilai bahwa tak ada kasih dalam ajaran islam. Akan tetapi, banyak tokoh islam menyanggah penilaian tersebut bahkan tudingan bahwa islam dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme. Umumnya mereka berasionalisasi bahwa terorisme dan radikalisme ada pada penganut agama lain, meski mereka lupa bahwa terorisme dan radikalisme islam berakar pada ajaran agamanya.

Tak sedikit tokoh islam, bahkan segelintir umat islam sendiri, menyatakan bahwa agama islam telah dibajak oleh kaum teroris, radikalis dan intoleran. Dengan berani mereka menyuarakan bahwa islam adalah agama kasih. Benarkah islam itu agama kasih? Harus diketahui bahwa setiap ajaran agama selalu mengacu pada kitab suci. Di sana ada pedoman dan tuntunan hidup bagi umatnya. Bagaimana dengan islam?

Kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an. Umat islam yakin bahwa kitab sucinya langsung diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah sendiri. Jika agama islam adalah agama kasih, maka ajaran kasih itu tertulis juga di dalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Allah mengajarkan tentang kasih kepada umat-Nya, dan pedoman itu tertuang dalam Al-Qur’an. Seberapa kuat ajaran kasih itu tampak dalam Al-Qur’an?

Untuk melacak “ajaran cinta kasih” dalam Al-Qur’an, pertama-tama akan diusahakan penelusuran dan pencarian 2 kata tersebut, yaitu kasih dan cinta. Penelusuran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “ayat-ayat cinta”. Karena itu, perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan “ayat-ayat cinta” adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata dengan kata dasar “cinta” dan juga “kasih”. Dari 2 kata dasar itu muncul juga turunannya seperti kecintaan, mencintai, dicintai dan pecinta (untuk kata dasar cinta) dan mengasihi, dikasihi, kasihan, kekasih dan pengasih (untuk kata dasar kasih). Jadi, “ayat-ayat cinta” di sini bukan termasuk “ajaran cinta kasih” itu sendiri, namun dari sana kita dapat melihat ajaran cinta kasih tersebut.

Kamis, 29 April 2021

JIKA ITU BAIK DAN BENAR, SEGERA LAKUKAN


 

Suatu hari Sang Guru bercerita.

Ada seorang kaya raya. Setiap hari ia selalu bersukaria dalam kemewahan. Ada pula seorang miskin. Badannya penuh dengan borok. Hari-hari ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu berharap mendapatkan sisa makanan dari orang kaya itu. Kerap anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Suatu ketika matilah orang miskin itu. Oleh para malaikat, ia dibawa ke pangkuan Allah. Tak lama kemudian orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Ia dibawa ke alam siksa. Sementara si kaya  menderita sengsara di alam siksa, ia memandang ke atas dan dilihatnya Tuhan Allah bersama si miskin duduk di pangkuannya.

Ia berseru, ”Tuhan, kasihanilah aku! Suruhlah dia, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”

Akan tetapi Tuhan Allah berkata, “Anakku, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang enak sewaktu hidupmu, sedangkan dia segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan. Selain itu di antara kita ada jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.”

Kata si kaya itu, “Kalau demikian, aku minta kepadamu, ya Tuhan, supaya Engkau menyuruh dia ke rumah keluargaku. Masih ada lima orang saudaraku. Aku mau supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.”

Namun kata Tuhan, “Ada pada mereka kesaksian orang-orang bijak. Ada pada mereka Kitab Suci. Baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.”

Jawab orang itu, “Tidak, ya Tuhan! Mereka tidak akan percaya. Namun jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.”

Kata Tuhan kepadanya, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian orang-orang bijak dan Kitab Suci, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

TANPA KONFIRMASI, FITNAH JADI KEBENARAN


 

Tentu kita pernah dengar pepatah ini, “Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.” Ini mengandaikan bahwa kita sering mendengar kata ‘fitnah’ itu. Tapi apakah kita sungguh tahu apa itu fitnah? Kriteria apa yang menyebabkan sesuatu itu menjadi fitnah atau bukan? Fitnah itu ibarat berada di antara kebenaran dan pembenaran.

Sebuah contoh. Yuni bercerita kalau si Toni itu membenci dirinya karena ia tidak mau membantu Toni. Padahal selama ini Yuni sering membantu Toni. Hanya waktu itu dia memang lagi tak bisa membantu Toni, karena dia harus pergi. Yang membuat Yuni sedih adalah bahwa Toni menceritakan kepada orang-orang kalau dirinya tidak berbudi. Toni menjelek-jelekkan dirinya. Sungguh sakit dikatakan demikian.

Melihat cerita di atas sekilas kita menilai bahwa Toni sudah memfitnah Yuni. Karena itu, wajar kalau kita membela Yuni dan menyalahkan Toni. Akan tetapi, ketika kita mengonfirmasi cerita Yuni ke Toni, maka kita akan menemukan cerita yang lain. Ternyata Toni tak pernah menjelek-jelekkan Yuni. Toni malah menantang, “Tunjukkan satu orang saja yang pernah saya ceritakan tentang kejelekan Yuni!” Dan ternyata memang tak ada satu orang pun yang pernah mendengar cerita kejelekan Yuni dari mulut Toni.

Jadi, siapa yang memfitnah siapa?

Cerita lain. Lusi bercerita kepada Martha kalau Joko pindah kelas karena wali kelas yang memindahkannya. Ini ia dengar sendiri. Waktu itu Joko bercerita kepada Ramli bahwa dirinya dipindahkan karena ide wali kelas. Memang aneh si Joko ini, demikian kata Lusi. Bisanya menjelek-jelekkan wali kelas. Padahal wali kelas sama sekali tidak ada niat memindahkannya. Lagi pula wali kelas kan tak punya kuasa untuk itu. Hanya Kepala Sekolah saja yang punya kuasa memindahkan murid.

Dari cerita di atas ada kesan bahwa Joko telah memfitnah wali kelas. Karena itu wajar kalau Martha lantas membela wali kelas dan membenci Joko. Lama kebencian itu bersemanyam dalam diri Martha, sampai suatu hari ia bertemu dengan Joko. Tanpa sadar ia menceritakan apa yang diceritakan Lusi kepadanya. Joko tidak lantas membela panjang lebar. Dia hanya menyarankan Martha untuk bertanya kepada Ramli apakah dirinya pernah bercerita bahwa kepindahannya itu karena wali kelas.

Keesokan harinya Martha bertemu dengan Ramli. Dia langsung bertanya apakah dirinya pernah ngobrol dengan Joko perihal kepindahannya. Ramli hanya berkata bahwa dirinya sering bertemu dengan Joko. Sering juga ngobrol. Tapi bercerita soal kepindahannya yang dikaitkan dengan wali kelas, sama sekali tidak pernah. Joko hanya cerita soal kebingungan akan kepindahan dirinya, karena dirinya punya banyak rencana untuk kelas itu. Karena ia pindah, ia tak dapat lagi mewujudkan mimpinya untuk kelas itu.

Nah, siapa yang memfitnah siapa?

Rabu, 28 April 2021

IMAN KEPADA YESUS TIDAK HANYA DILABELI "KAFIR", TAPI JUGA DIMUSUHI


 

Yesus, dalam Injil, sudah menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk menjadi murid atau pengikut-Nya. Orang harus memikul salibnya setiap hari. Dengan kata lain, orang musti menderita. Dan tentang penderitaan ini juga Yesus sudah menegaskannya. “Karena Aku, kamu...” akan dibenci, disiksa dan dianiaya bahkan dibunuh (Mat 10: 22; 21: 12; Mrk 13: 13; Luk 21: 12; 21: 17). Kematian menjadi dampak terburuk mengikuti Yesus.

Oleh karena itu, ada begitu banyak martir dalam Gereja Katolik. Mereka ini mati demi imannya kepada Yesus. Martir pertama yang dicatat dalam Kitab Suci adalah Santo Stefanus. Dia terpaksa meregangkan nyawanya demi Yesus Kristus. Semua martir ini menerima kematiannya tanpa ada perasaan dendam kepada para pembunuhnya. Malahan, mengikuti Sang Gurunya, mereka mengampuni. Sekalipun diiringi dengan penderitaan, bahkan kehilangan nyawa, Yesus menghibur supaya tidak perlu takut. “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan mendapatkannya.” (Mat 10: 39; 16: 25; Mrk 8: 35; Luk 9: 24).

Derita para pengikut Yesus terus berlanjut hingga kini. Ada banyak umat yang kehilangan hak-haknya, karena imannya pada Yesus. Pembangunan gedung gereja, tempat umat beribadah, selalu dipersulit dengan berbagai alasan yang dicari-cari. Bahkan ada umat, sebagaimana para martir, yang akhirnya tewas lantaran mempertahankan imannya. Contoh kasus terakhir adalah Haroon, pemuda yang bertugas di sebuah Islamic Centre di Lahore, Pakistan. Pakistan adalah salah satu negara dengan penduduknya mayoritas beragama islam.

Haroon ditembak mati oleh seorang satpam beragama islam bernama Umar Farooq, yang adalah juga rekan kerjanya. Peristiwa itu terjadi pada 16 April 2014, dua hari sebelum Jumat Agung. Umar selalu meminta Haroon untuk meninggalkan keyakinannya dan beralih ke islam. Bahkan Umar menjanjikan kehidupan yang mewah. Akan tetapi, Haroon selalu menolak permintaan Umar. Kepada umat ia nyatakan bahwa dirinya adalah seorang pengikut Yesus Kristus yang sejati. Karena permintaannya selalu ditolak, Umar menjadi kesal. Ia menembaki Haroon di kepalanya sehingga ia tewas di tempat.

Selasa, 27 April 2021

INI SIKAP GEREJA TERHADAP SAKSI YEHOVA


 

Di kalangan Gereja-gereja sendiri ada anggapan bahwa ada kelompok tertentu di negeri ini, walaupun mengaku sebagai bagian dari umat Kristen, patut dilarang kehadirannya, sebab beberapa dari kelompok tersebut memiliki pengajaran yang tidak sesuai dengan Kekristenan. Salah satu kelompok tersebut yang kini menjadi perhatian adalah Saksi-Saksi Yehova (SSY).

Menanggapi hal itu, pada Kamis (05/01) di Ruang Sidang Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Salemba 10, Jakarta 10, diadakan Diskusi Awal Tahun 2012. Seperti dirilis pada situs resmi PGI, Acara Diskusi Awal Tahun 2012 ini dihadiri oleh kalangan akademik dan teolog, ANBTI dan Sinode GKI. Diskusi ini membahas perkembangan situasi bangsa Indonesia yang menyangkut kebebasan beribadah, kasus kekerasan yang semakin marak dan mengenai Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) yang bernama resmi Saksi-saksi Yehuwa di Indonesia (SSYI).

Pdt. Prof. Dr. Jan S. Aritonang melalui makalahnya yang berjudul ‘Gereja dan Kebebasan Beragama di Indonesia’ menuangkan beberapa poin penting terkait SSY yang disampaikannya kepada forum. Ia mengatakan walaupun konstitusi negara menjamin hak dan kebebasan setiap orang atau tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya serta dalam menjalankan hak dan kebebasannya, warga negara tersebut wajib tunduk pada pembatasan-pembatasan yang telah ditetapkan undang-undang termasuk juga SSY. “Berdasarkan UUD itu kita bisa menyoroti realitas beragama di negara kita ini, apakah hak dan kebebasan itu sudah ditegakkan, atau yang lebih ditekankan justru adalah pembatasannya” tulisnya.

Sikap Gereja kepada Saksi Yehuwa

Walau tidak dihadiri perwakilan SSY yang telah diundang sejak 21 Desember 2011 lalu. Diskusi tersebut mendapat enam hal penting yang dirangkum sebagai catatan kepada Gereja-gereja dan PGI dalam menyikapi SSY; diantaranya.

Pertama, Gereja-gereja maupun PGI tidak berhak membubarkan SSYI, seandainya pun sebagian besar ajarannya sangat berbeda dari ajaran Gereja-gereja yang sudah lebih dulu ada. Sehingga Gereja-gereja maupun PGI juga tidak pada tempatnya meminta pemerintah untuk membubarkan SSYI, kecuali kalau SSYI nyata-nyata melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini.

Sedang terkait kunjungan mereka ke rumah-rumah, bila itu dilakukan dengan sopan dan tidak memaksa, dan selama penghuni rumah tidak menyatakan diri terganggu lalu mengadukan mereka ke polisi, maka tindakan mereka itu tidak dapat dikategorikan sebagai penyebab keresahan.

Senin, 26 April 2021

MENGENAL JENIS PENDISIPLINAN ANAK


 

Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Anak bisa menjadi jawaban atas setiap doa yang selalu dipanjatkan segera setelah menikah. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa menjadi orangtua tidak hanya sebatas mendapatkan anak, tetapi juga harus ditindak-lanjutnya dengan merawat, menjaga, membesarkan dan terutama mendidik anak. Salah satu jenis pendidikan anak adalah pendisiplinan. Perlu diketahui bahwa anak sejak diri harus sudh dibiasakan dengan disiplin. Akan tetapi, pendisiplinan anak beda dengan pendisiplinan remaja.

Dilansir dari Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 122, orangtua harus mengetahui metode-metode apa saja yang cocok untuk mendisiplinkan anak. Berikut ini beberapa metode pendisiplinan pada anak.

Disiplin Otoriter

Ini merupakan bentuk disiplin tradisional dan yang berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa ‘menghemat cambukan berarti memanjakan anak.’ Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan-peraturan tersebut. Tidak ada usaha untuk menjelaskan pada anak, mengapa ia harus patuh dan padanya tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang adil tidaknya peraturan-peraturan atau apakah peraturan-peraturan itu masuk akal atau tidak. Kalau anak tidak mengikuti peraturan, ia akan dihukum yang seringkali kejam dan keras dan yang dianggap sebagai cara untuk mencegah pelanggaran peraturan di masa mendatang. Alasan mengapa pelanggaran peraturan oleh anak tidak pernah dipertimbangkan adalah bahwa ia mengetahui peraturan itu dan sengaja melanggarnya, juga tidak perlu diberikan hadiah karena telah mematuhi peraturan. Hal ini dianggap sebagai kewajibannya dan tiap pemberian hadiah dipandang dapat mendorong anak untuk mengharapkan sogokan agar melakukan sesuatu yang diwajibkan masyarakat.

Disiplin yang lemah

Jumat, 23 April 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT MEMBUNUH DALAM AL-QUR'AN


 

Kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an. Umat islam yakin bahwa kitab sucinya berasal langsung dari Allah, tanpa perantara. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah sendiri, bukan perkataan manusia. Oleh umat islam Al-Qur’an dijadikan pedoman yang menuntun setiap umat islam. Karena itu, tidak heran jika ada orang mengatakan bahwa radikalisme dan kekerasan yang selalu dikaitkan dengan islam mendapat pendasarannya dalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Al-Qur’an memang mengajarkan umat islam untuk bertindak keras, kejam bahkan biadab. Salah satu bentuk kekejaman itu adalah membunuh.

Berikut ini akan ditampilkan “ayat-ayat membunuh” yang ada dalam Al-Qur’an. Pertama-tama perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan “ayat-ayat membunuh” adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata dengan kata dasar “bunuh” (membunuh, dibunuh, pembunuhan atau pembunuh). Kami mendasarkan pada Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Edisi Terkini Revisi Tahun 2006.

Ayat-ayat yang ada ini berdasarkan hasil tangkapan mata manusiawi. Sadar akan kelemahan dan keterbatasan, tentu ada ayat yang terlewatkan. Inilah “ayat-ayat membunuh” Al-Qur’an.

Kamis, 22 April 2021

MENCERMATI KASUS JOSEPH PAUL ZHANG


 

Belum lama ini publik muslim Indonesia dihebohkan dengan video seorang Youtuber bernama Joseph Paul Zhang. Sontak tema penistaan agama dan ujaran kebencian mengiringi kehebohan tersebut. Yang menjadi korban dalam kasus ini adalah umat islam; dan ini sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah. Setiap ada penodaan agama islam, kehebohan pasti mengiringinya. Salah satu pusat kehebohan itu adalah klaim Joseph Paul Zhang bahwa dirinya adalah nabi ke-26 setelah nabi Muhammad. Pernyataan ini dinilai sungguh melukai hati perasaan umat islam. Karena itulah, mereka lantas mencap Joseph Paul Zhang sebagai penoda agama.

Sebenarnya umat islam harus bangga karena dalam pernyataan tersebut secara tersirat Joseph Paul Zhang mengakui kenabian Muhammad. Dari nama, “penoda” ini bukanlah umat islam, tapi dia mengakui Muhammad sebagai nabi ke-25. Di saat umat agama lain tidak mengakui kenabian Muhammad, ini ada orang yang mengakuinya. Sudah seharusnya umat islam bangga. Tapi, yang terlihat justru tersinggung, marah dan lantas mengecam Joseph Paul Zhang. Jika umat islam sudah yakin bahwa Muhammad adalah nabi terakhir, yah anggap saja pernyataan Joseph Paul Zhang itu ngawur. Umat islam harus belajar dari pengalaman orang Yahudi dan Nasrani saat pertama kali Muhammad mengklaim dirinya nabi. Baik orang Yahudi maupun Nasrani langsung menolak kenabian Muhammad tanpa sama sekali merasa tersinggung atau marah. Mereka malah merasa lucu. Hal ini karena mereka sudah yakin dengan agamanya. Mereka punya standar atau kriteria nabi, yang bila dikenakan ke Muhammad “jauh panggang dari api”.

Dalam tulisan ini, kami sama sekali bukan hendak membela Joseph Paul Zhang. Posisi sikap kami adalah mengecam perbuatannya, sekalipun dia merasakan bahwa apa yang dilakukannya adalah sebagai pengungkapan kebenaran. Sikap kami ini sejalan dengan semangat yang diusung oleh Paus Fransiskus dan Ahmad al-Tayyeb, dalam Dokumen Abu Dhabi (4 Februari 2019). Dalam dokumen tersebut dikatakan bahwa agama tidak boleh menghasut pemeluknya untuk menebarkan kebencian dan permusuhan tetapi harus menyebarkan budaya toleransi dan hidup bersama dalam damai. Kami juga mendukung upaya untuk menegakkan hukum untuk penangan kasus ini.

PRASANGKA NEGATIF: BAIK ATAU BURUK?


 

Seorang teman menulis di status facebook-nya: “Prasangka negatif adalah tetangga  yang paling dekat dengan kebodohan.” Istilah tetangga yang paling dekat merupakan istilah lain dari sama dengan. Jadi, sebenarnya teman itu mau menulis bahwa prasangka negatif itu merupakan suatu kebodohan.

Benarkah demikian?

Yesus mengajarkan kita untuk mengeluarkan balok di mata kita lebih dahulu baru kita dapat mengeluarkan selumbar di mata teman kita (Mat. 7: 3 – 5). Selumbar itu lebih kecil dari balok, namun kita melihatnya menjadi besar karena ia ada di luar diri kita. Sementara balok yang lebih besar menjadi kecil karena ia ada di diri kita. Di sini Yesus mau mengatakan bahwa setiap kita punya balok di mata kita. Hendaklah kita semua menanggalkan atau mengeluarkan balok itu sehingga kita dapat melihat sesama kita apa adanya.

Karena itu, pertama-tama harus disadari adalah bahwa setiap prasangka itu selalu negatif. Kenegatifan ini sepertinya manusiawi. Semua manusia memiliki kecenderungan melihat yang negatif.

Akan tetapi tidak selamanya prasangka negatif itu buruk atau jahat. Tidak selamanya juga prasangka negatif itu bodoh.  Sebuah prasangka itu negatif karena ia bertolak dari yang positif. Ketika orang tidak menemukan yang positif, dari situlah akhirnya muncul prasangka negatif.

Contohnya, prasangka negatif seorang isteri terhadap suaminya. Ia mengira sang suami selingkuh. Kenapa muncul prasangka ini? Bisa jadi ada perubahan sang suami. Biasanya suami pulang jam 18.300, mesrah dengan isteri, bercanda sama anak-anak, nonton bareng di ruang tamu, ada gairah di ranjang, dll. Gambaran ini merupakan gambaran positif. Namun yang terjadi akhir-akhir ini, ia pulang jam 22.00, dengan muka masam, tak ada canda dengan anak-anak, tak ada acara nonton bareng, di ranjang langsung pulas, dll. Ini adalah gambaran negatif. Nah, karena hilangnya gambaran positif inilah, sang istri akhirnya berprasangka negatif: suami ada selingkuhan. Apakah ini bodoh?

Contoh lain. Kita tentu kenal dengan Gayus HP Tambunan. Kenapa ia akhirnya dipenjara karena kasus korupsi? Semuanya berawal dari prasangka negatif. Orang tahu bahwa Gayus itu pegawai pajak golongan III-A.  Gaji PNS Golongan III-A sekitar 2 – 2,5 juta per bulan. Dengan gaji segitu siapapun dapat memberikan gambaran positifnya. Namun yang terjadi adalah Gayus memiliki uang 25 millyar di rekeningnya plus uang asing senilai 60 millyar dan perhiasan senilai 14 millyar di bank atas nama isterinya. Belum lagi rumahnya yang nilainya millyaran rupiah. Ini merupakan gambaran negatif. Nah, ketika orang tidak menemukan yang positif pada diri Gayus sebagai PNS golongan III-A, orang akhirnya berprasangka negatif. Apakah ini bodoh?

Rabu, 21 April 2021

KENALI GEJALA AWAL DEPRESI PADA ANAK ANDA


 

Seperti orang dewasa, anak-anak dapat mengalami emosi yang naik dan turun. Satu saat mereka terlihat gembira ketika sedang bermain, namun di lain waktu mereka juga bisa merasa sedih. Rasa sedih adalah perasaan yang wajar dialami semua orang, termasuk anak-anak. Namun orangtua dianjurkan untuk waspada bila kesedihan anak terus berlanjut, bahkan sampai menggangu aktivitas sosial, minat, tugas sekolah serta perannya dalam keluarga. Sebab, hal ini dapat menjadi gejala awal depresi.

Mengenal depresi pada anak

Depresi adalah gangguan suasana hati yang bisa menyebabkan seseorang merasa sedih, mudah tersinggung atau putus asa. Kondisi tersebut bisa mempengaruhi kualitas tidur, nafsu makan atau hubungan dengan orang lain. Depresi juga bisa membuat seseorang kehilangan minat pada hobi atau aktivitas yang sebelumnya sangat disukai.

Pada kasus yang parah depresi dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri. Seseorang bisa dikatakan mengalami depresi bila mengalami gejala-gejala tersebut selama 2 minggu atau lebih. Tidak hanya orang dewasa, depresi juga bisa menyerang anak-anak. Meskipun anak-anak secara alami akan mengalami perubahan suasana hati seiring tumbuh kembang mereka, namun depresi berbeda.

Gangguan tersebut mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan teman dan keluarganya. Hal ini juga bisa membuat mereka tidak bersemangat untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti sekolah, olahraga, honi atau aktivitas lainnya.

Senin, 19 April 2021

YESUS ITU ISLAM, SIAPA YANG MALU: ISLAM ATAU KRISTEN?


 

Beberapa kali muncul di media sosial, salah satunya adalah facebook, pernyataan yang mengatakan bahwa “Yesus ternyata pemeluk islam. Banyak umat kristen kecewa.” Setelah memahami makna islam sebenarnya, patut diakui bahwa memang sebenarnya Yesus itu adalah islam, bahkan lebih islam dari Muhammad sendiri. Lantas, siapa sebenarnya yang dirugikan dengan pernyataan bahwa Yesus itu islam: islam atau kristen?

Muslim adalah orang yang menganut agama islam, agama yang diturunkan oleh Muhammad SAW (meninggal 8 Juni 632). Salah satu syarat utama untuk menjadi muslim adalah dengan mengucapkan syahadat "Assh Haduala ilahailallah wa Assh Haduana muhammadur rasulullah", yang artinya: aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah.

Tentu sebagian besar orang langsung kaget dengan judul tulisan ini. Bagi orang kristiani dan bagi kebanyakan orang umumnya, Yesus adalah peletak dan dasar bagi iman dan ajaran agama kristen. Bukankan Yesus sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir dan menjadi rasul Allah? Bagaimana mungkin Yesus disebut sebagai seorang muslim tanpa menyebut wa Assh Haduana muhammadur rasulullah?

Agar kita tidak bingung dan dapat memahami judul di atas, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui arti dan makna kata "islam". Kata ini tak bisa dipisahkan atau dilepaskan dari kata muslim. Keduanya berkaitan erat. Muslim adalah orang yang memeluk agama islam. Karena itu, orang yang benar-benar memeluk agama islam, artinya melaksanakan islam secara sempurna, disebut sebagai muslim sejati. Dan itulah Yesus. Dan apa arti islam?

Secara etimologis kata “islam” berasal dari bahasa Arab, yang diambil dari kata salima dengan arti selamat. Dari kata salima itu terbentuk kata aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh/taat. Kata ini terdapat dalam QS al-Baqarah ayat 112: “Bahkan, barangsiapa menyerahkan diri (aslama) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati”

Jumat, 16 April 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT PERANG DALAM AL-QUR'AN


 

Terorisme dan radikalisme, dengan segala kekerasannya, sepertinya sudah melekat erat pada islam. Setiap kali muncul aksi terorisme, radikalisme dan intoleransi selalu saja nama islam islam terbawa, baik itu lewat para pelakunya maupun atribut-atribut yang menyertainya. Memang banyak umat islam, termasuk tokoh agamanya, menolak kaitan terorisme dan radikalisme dengan agama islam. Sering keluar pernyataan bahwa islam itu agama damai dan terorisme itu bukan islam. Sayangnya, publik tak bisa dibohongi. Semua orang tahu bahwa ajaran agama selalu mengacu pada kitab suci. Dan banyak orang yang sudah membaca Al-Qur’an tidak serta merta percaya bantahan tokoh-tokoh islam itu. Mereka lebih percaya kalau memang islam itu agama teroris dan intoleran, karena ada begitu banyak perintah terkait dengan hal tersebut yang tersebar dalam Al-Qur’an. Salah satu perintahnya adalah perang.

Ada cukup banyak “ayat-ayat perang” yang ada dalam Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan “ayat-ayat perang” di sini adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata dengan kata dasar “perang” dan “jihad”. Tentulah bukan hanya terfokus pada 2 kata itu saja, tetapi juga kata-kata lain yang mengandung 2 kata tersebut. Misalnya seperti berperang, peperangan, perangilah, memerangi, berjihad, dll. Kutipan ayat-ayat Al-Qur’an ini didasarkan pada Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Edisi Terkini Revisi Tahun 2006.

Ayat-ayat yang ada ini berdasarkan hasil tangkapan mata manusiawi. Sadar akan kelemahan dan keterbatasan, tentu ada ayat yang terlewatkan. Inilah “ayat-ayat perang” Al-Qur’an.

Kamis, 15 April 2021

PEMIMPIN ITU PEMBENTUK KARAKTER


 

Banyak orang menganalogikan kepemimpinan dengan kesuksesan. Kehidupan pemimpin selalu dikaitkan dengan sesuatu yang baik. Bahkan, banyak bawahan yang terkagum-kagum dengan apa yang dimiliki dan dilakukan pemimpinnya terlepas dari benar atau salahnya. Orang lebih sering membayangkan pemimpin dari bagaimana pembawaannya, apa yang ia tampilkan sehingga jarang orang membayangkan bahwa dalam kepemimpinan, rasa dan kepribadian itu sangat penting. Terlihat betapa kita lebih sering mementingkan looks daripada feels-nya.

Kualitas diri seorang pemimpin akan diuji dan disorot saat ia memecahkan masalah, memilih individu yang potensial untuk menjadi bawahannya juga menguatkan manajemen kinerja dan pembelajarannya. Hal yang sering kita lihat, saat seorang pemimpin diangkat, kita kemudian merasakan ia berjarak dengan bawahannya. Seringkali, meski memiliki kecerdasan dan kemampuan teknis yang tidak diragukan, pemimpin jelas segera disorot bila ia tidak memiliki purpose yang jelas, sulit membawa tim menghayati masalah, dan tidak mampu mencari solusi dan mengubah kebiasan. Alhasil kita mulai meragukan kemampuannya sebagai pemimpin.

Sebaliknya kita bisa melihat seorang pemimpin saat ia bisa membentuk sinergi kelompoknya. Seorang CEO, yang kemampuan bahasanya pas-pasan, berhasil membawa sebuah perusahaan ke kinerja paling atas, dan membuat perusahaan sangat terkenal dengan sinergi timnya. Beliau memang dikritik karena sedikit ketinggalan dalam memandang perkembangan teknologi ke depan. Namun, ia berpendapat bahwa banyak ahli teknologi yang bisa berada dalam timnya. "Masalahnya bukan di perubahan sistem dan teknologi, tetapi lebih kepada kemampuan menggerakkan pemikiran dan hati setiap bawahan." la tidak segan "pasang badan" untuk bergaul maupun bersusah-susah dengan bawahan. Prinsip yang ia pegang: "People don't grow from the neck up. Kita harus melibatkan headheart, dan hand-nya." la juga tidak segan mengeluarkan testimoni tentang bagaimana ia mendapatkan keyakinan-keyakinan sebagai manusia, maupun sebagai pemimpin. Kita bisa segera angkat topi karena merasakan betapa beliau sangat mindful dan penuh perasaan dalam mengembangkan potensi timnya. Seperti diungkapkan John C Maxwell"Leadership is not about titles, positions or flowcharts. lt is about one life influencing another."

Pemimpin adalah Pembentuk karakter

Setiap pemimpin perlu sadar sesadar-sadarnya bahwa seluruh perilaku dan value system pribadinya akan diawasi followers-nya. Komitmennya akan dihitung, konsistensi antara bicara dan kenyataan akan ditunggu. Apa yang ia janjikan di dalam meeting, komentar, dan celetukannya terhadap situasi tidak lepas dari perhatian orang lain. Begitu apa yang dijanjikan betul-betul dilakukan dan terbukti benar, followers pun akan mulai bergerak sejalan dengan apa yang diarahkan oleh sang pemimpin. Apa sebenarnya yang menggerakkan para followers ini? Self leadership yang kuatlah yang memancarkan karisma seorang pemimpin. Karakter pemimpin yang seolah-olah terpampang di etalaselah yang menjadi panutan pengikutnya. Sebelum self leadership kuat, arahan pemimpin hanya sesuatu di atas kertas yang tidak menyatu dengan dirinya. Itulah sebabnya pemimpin harus menguatkan karakternya dahulu, sehingga bisa menjadi pusat perubahan, di tengah aneka ragam karakter followers-nya.

Seorang pemimpin, apakah itu pemimpin RT/RW, pemimpin keluarga, apalagi pejabat negara, paling tidak perlu mendalami apa itu kepribadian dan bagaimana kepribadiannya terbentuk. Ia perlu mengklarifikasi nilai-nilai yang dianut, mengakui kekuatan dan kelemahannya, meningkatkan kemampuan bicara dan presentasinya sehingga ia bisa membagi energi dan waktunya agar sempat membangun kepribadian para followers-nya. Sudah tidak zamannya lagi pemimpin mengeluh mengenai timnya, apakah kemampuan atau karakternya. Sebaliknya pemimpin harus membangkitkan keyakinan pada anak buahnya bahwa ia bisa menjadi orang yang lebih mumpuni dan lebih baik. Kita lihat betapa Jokowi-Ahok menerima anak buah apa adanya dan mencoba mengembangkan dari yang ada, plus mengubah karakternya. "Our character defines us. Only after we determine who we are can we know how to grow."

Open Intelligence

Saat seseorang diangkat menjadi pemimpin, sering kita lihat layout ruangan dipindah menjadi ruang tersendiri yang lebih besar, lebih private. Fasilitas seperti tempat makan atau kendaraan pun terpisah dengan kondisi lebih baik. Bila tidak hati-hati hal ini bisa membuat para pemimpin lupa bahwa ia sebetulnya perlu berada di tengah pengembangan dan perubahan followers-nya. Kepemimpinan bukan "solo practice". Pemimpin punya peran krusial untuk menggerakkan, mendorong orang lain, dan memberi arahan. Pemimpin perlu peka bila ada ketidakkompakaan anak buah, penolakan dan rasa tidak nyaman. la juga harus mengetahui "timing" kapan mengguncang anak buah untuk bergerak. Pemimpin perlu berani membentuk komunitas gaya barunya. Di masa sekarang pemimpin jelas perlu upaya yang lebih smart dan gesit. Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang tertutup dan tidak terbaca oleh anak buah bisa mengarahkan emosi anak buah? Sudah waktunya kita membuktikan apa yang dikatakan Mahatma Gandhi“I suppose leadership at one time meant muscles; but to day it means getting along with people.”

Sebagai pemimpin, kita tidak bisa mempunyai persepsi yang realistis bila kita berjarak dengan lapangan yang lebih dikuasai bawahan. Kita perlu selalu ingat bahwa business seorang leader adalah menemukan kesempatan bekerja dengan persepsi bawahan, mendeteksi kesulitan praktis dan menikmati kesuksesan yang dialami anak buah. Pemimpin perlu mengembangkan "open intelligence" sambil kuat-kuat menjaga prinsip engagement, dan integritasnya. Apa pun dan di mana pun bentuk kepemimpinan yang ada di pundak kita, peran terbesar kita adalah memberi inspirasi kepada follower kita.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Rabu, 14 April 2021

INI MANFAAT MINUM KOPI DI PAGI HARI


 

Kopi merupakan minuman sehari-hari yang dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. orang-orang dari berbagai belahan dunia mempunyai waktu ternikmat sendiri untuk meminum secangkir kopi. Di Indonesia beberapa orang gemar meminumnya di pagi hari sebagai penambah energi untuk dapat menjalani aktivitas harian.

Nyatanya minum kopi di pagi hari memang dapat meningkatkan energi yang dpat menunjang produktivitas. Dikutip dari Healthline, waktu terbaik untuk menikmati secangkir kopi adalah saat pertengahan pagi antara pukul 09.30 dan 11.30, jika kita bangun pada 06.30. pada saat itu kadar kortisol ada pada level yang rendah sehingga tubuh akan mendapatkan kadar energi yang besar.

Selain manfaat di atas, masih ada banyak manfaat lain dari minum kopi. Berikut ini manfaat-manfaat lain yang bisa didapat dari mengonsumsi kopi pada pagi hari.

1.    Tubuh dapat memproses gula lebih baik

Orang yang rutin meminum kopi berdasarkan penelitian cenderung lebih kecil resiko terkena diabetes tipe 2. Ini diperkuat dari studi yang menunjukkan adanya penurunan setinggi 67% kadar gula dalam darah bagi orang yang rutin mengonsumsi kopi.

2.    Melindungi diri dari Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan penyebab umum terjadinya demensia di seluruh dunia. Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang sering menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun. Penelitian mengenai konsumsi kafein menunjukkan peminum kopi mempunyai resiko penyakit Alzheimer dementia 65% lebih rendah.

3.    Panjang umur

Dikutip dari John Hopkins, studi terbaru menunjukkan peminum kopi dapat hidup lebih lama karena kopi bisa menghindari berbagai macam penyakit penyumbang kematian terbesar. Berdasarkan data penyebab kematian utama bagi perempuan adalah penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan penyakit ginjal. Data-data yang dihimpun John Hopkins Medicine menunjukkan minum kopi dipercaya dapat menghindari penyakit-penyakit tersebut.

diolah dari Detik Health

Selasa, 13 April 2021

INILAH GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA ANAK MUDA


 

Kehidupan anak muda bisa dibilang sarat dengan emosi yang naik turun atau labil, seperti permainan soller coaster. Masa dewasa awal menjadi periode yang ditandai oleh perubahan pada pertumbuhan fisik, mental dan emosional. Kerentanan inilah yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan mental yang bisa berdampak pada kehidupan di masa mendatang. Anak muda sangat rentan dengan perubahan suasana hati sehingga bisa jadi sulit untuk mengidentifikasi apakah itu gangguan psikologis atau perubahan mood yang memang normal.

Situasi Tertentu Cenderung Meningkatkan Resiko

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh ChilTrend, 1 dari 5 anak muda terbilang sering mengalami gangguan psikologis. Jenisnya mulai dari depresi, kecemasan, gangguan spektrum autisme, hingga gangguan kepribadian dan perilaku.

Tidak hanya genetik, situasi lingkungan keluarga pun mempunyai peran dalam kesehatan psikologis anak muda. Perlu diketahui bahwa anak laki-laki rentan memiliki gangguan spektrum perilaku dan autisme serta Attention Deficit Hyperactivity (ADHD), sedangkan anak perempuan lebih rentan terhadap depresi dan gangguan makan.

Remaja yang tumbuh dalam keluarga yang kerap mengalami pelecehan, baik seksual maupun fisik, orangtua dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan orangtua dengan riwayat gangguan kesehatan mental lebih cenderung mengalami gangguan psikologis.

Ø  Depresi

The National Institute of Mental Health Disorder mengungkapkan setidaknya sekitar 25% siswa sekolah menengah menunjukkan gejala gangguan psikologis ringan. Pun, data kesehatan yang dipublikasikan oleh The British Medical Journal menunjukkan bahwa sekitar 8 hingga 10% siswa sekolah menengah mempunyai gejala deprresi yang parah.

Minggu, 11 April 2021

TELAAH ATAS AYAT SURGA & AYAT NERAKA DALAM AL-QUR’AN


Al-Qur’an adalah pedoman yang menuntun umat islam menuju surga dan menghindar agar tidak masuk neraka. Dapat dikatakan bahwa konsep surga dan neraka tak jauh beda dengan konsep reward and punishment dalam dunia psikologi, dan biasa diterapkan orangtua terhadap anak-anak mereka. Surga disiapkan untuk orang islam yang takwa dan melaksanakan kehendak/perintah Allah SWT serta berbuat kebajikan, sedangkan neraka dikhususkan untuk orang-orang durhaka, yang jauh dari perintah Allah. Dalam Al-Qur’an, neraka itu pertama-tama diisi oleh orang kafir, lalu orang islam yang tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban islamnya. Mereka ini dikenal dengan sebutan kaum fasik atau kaum munafik.

Berikut ini kami sajikan ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata “surga” dan “neraka”. Untuk melihat isi ayatnya, silahkan klik Ayat-ayat Surga dalam Al-Qur’an dan Ayat-ayat Neraka dalam Al-Qur’an”. Untuk kutipan Al-Qur’an di sini kami merujuk pada “Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Edisi Terkini Revisi Tahun 2006. Apa yang tersaji di sini merupakan hasil penglihatan kami. Mungkin, karena keterbatasan kemampuan kami, ada ayat-ayat yang tidak tercantum, namun yang ada ini sudah pasti memuat kedua kata tersebut.

Jumat, 09 April 2021

INILAH AYAT-AYAT FATALISME DALAM AL-QUR’AN


 

Al-Qur’an diyakini umat islam sebagai wahyu Allah yang disampaikan secara langsung kepada nabi Muhammad. Apa yang tertulis di dalamnya merupakan perkataan Allah sendiri. Sekalipun ada umat islam yang percaya bahwa Al-Qur’an turun dalam bentuk satu kitab utuh, namun tetap harus diakui bahwa wahyu Allah itu tidak turun sekaligus, melainkan bertahap selama kurun waktu sekitar 23 tahun. Ada dua tempat turunnya wahyu Allah, yaitu Mekkah dan Madinah. Karena itu, ada dua kelompok surah dalam Al-Qur’an berdasarkan tempat turunnya wahyu Allah.

Kelompok pertama dikenal dengan sebutan surah Makkiyyah. Yang dimaksud dengan surah Makkiyyah adalah wahyu Allah yang turun di Mekkah, saat Muhammad dan pengikutnya belum melakukan hijrah. Wahyu Allah yang tergolong dalam surah makkiyyah turun selama kurang lebih 12 tahun sejak Februari 610 M. Ada 87 surah yang masuk dalam kelompok ini. Kelompok kedua adalah surah Madaniyyah, yaitu wahyu Allah yang turun di Madinah atau setelah Muhammad hijrah. Ada 27 surah yang masuk dalam kelompok surah Madaniyyah ini.

Seperti kitab suci agama lain, Al-Qur’an juga memancarkan wajah Allah SWT. Dari dalamnya mengalir pandangan-pandangan teologi, baik itu tentang Allah sendiri maupun hubungan-Nya dengan umat islam. Salah satunya adalah fatalisme.

QS al-Baqarah (2)

97      : Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah.

102    : Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah.

251    : Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut.

253    : Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya.

255    : Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.

QS Ali Imran (3)

Kamis, 08 April 2021

POLA BERMAIN PADA MASA AWAL KANAK-KANAK


 

Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Anak bisa menjadi jawaban atas setiap doa yang selalu dipanjatkan segera setelah menikah. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa menjadi orangtua tidak hanya sebatas mendapatkan anak, tetapi juga harus ditindak-lanjutnya dengan merawat, menjaga, membesarkan dan terutama mendidik anak. Untuk menunjang tugas ini, orangtua perlu tahu bahwa dunia anak adalah dunia permainan.

Dilansir dari Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 122, orangtua harus mengetahui permainan-permainan apa saja yang cocok pada anak. Berikut ini beberapa deskripsi pola permainan untuk anak.

Bermain dengan Mainan

Pada permulaan masa awal kanak-kanak, bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir awal masa kanak-kanak, pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti yang dikhayalkan sebelumnya. Lagi pula dengan meningkatnya minat terhadap bermain dalam kelompok, anak menganggap bermain dengan mainan yang umumnya bersifat bermain sendiri, tidak lagi menyenangkan.

Dramatisasi

Sekitar usia tiga tahun dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok, Indian-indianan atau penjaga toko, berdasarkan cerita-cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat.

Konstruksi

Rabu, 07 April 2021

INSPIRASI DARI KISAH WANITA PEZINAH


 

Ketika sedang mengajar, beberapa kaum pria datang dengan membawa seorang perempuan. Menurut mereka perempuan itu kedapatan berpenampilan seksi sehingga menggoda seorang pemuda untuk berbuat mesum. Bahkan penampilan seksi itu menyebabkan banyak kaum pria jatuh ke dalam dosa. Karena itu, perempuan itu harus dihukum. Mereka minta pendapat Sang Guru.

Sang Guru menatap wajah mereka satu per satu dengan wajah memelas. Dengan tenang ia kembali duduk dan membisu. Kaum pria tadi terus bertanya mendesak. Mereka ingin mendengarkan pendapat Sang Guru yang terkenal bijak. Sementara si perempuan sudah pasrah ketakutan. Dia siap menerima hukuman, sekalipun ia merasa tak bersalah. Bukankah wanita punya hak untuk berpenampilan seksi. Ia sama sekali tidak punya niat untuk menggoda siapa pun.

Karena terus menerus didesak, akhirnya Sang Guru berdiri. Setelah kembali menatap wajah mereka satu per satu dengan wajah berbelas, ia berkata, “Siapa di antara kalian yang tidak berdosa, silahkan menjatuhi hukuman kepada perempuan ini.” Setelah berkata demikian, ia kembali duduk dan membisu.

Para kaum pria tadi saling pandang satu sama lain. Semua merasa berdosa. Akhirnya mereka pergi meninggalkan perempuan itu dan Sang Guru. Tak ada satu orang pun yang menjatuhkan sanksi kepada perempuan, yang bagi kaum pria dilihat sebagai biang dosa.

Sang Guru menatap ke sekitar, tak ditemukannya siapapun selain dirinya dan perempuan itu. Ia bertanya, “Kemana mereka tadi?”

“Sudah pergi.” Sahut si perempuan dengan nada harap-harap cemas.

“Tidak adakah yang menghukum kamu?”

“Tidak ada Guru.”

“Pergilah! Aku pun tidak menghukum engkau.”

diambil dari tulisan 7 tahun lalu