Minggu, 01 September 2013

Novena

Berdoa NOVENA
Memang, terdapat banyak jenis Novena, ada yang dilakukan 9 hari berturut-turut, misalnya Novena menjelang Pentakosta dan Novena menjelang hari raya Kerahiman Ilahi (yang jatuh pada Minggu setelah Minggu Paskah). Namun ada juga yang dilakukan bulanan, misalnya Novena devosi kepada Hati Kudus Yesus yaitu mengukuti misa Jumat pertama dalam setiap bulan selama 9 kali berturut-turut. Sebenarnya maksud dari Novena adalah untuk melatih kita untuk setia berdoa dan melatih ketekunan. Karena dapat terjadi di antara ke 9 kali waktu itu ada saja halangan yang datang, entah dari diri sendiri atau dari luar diri kita.

Novena sendiri (9 kali) tersebut memang adalah tradisi yang kita peroleh dari Para Rasul sewaktu mereka menantikan kedatangan Roh Kudus. Maka novena dimaksudkan agar kitapun belajar dari para rasul untuk tekun berdoa. Jika karena satu dan lain hal kita tak bisa menggenapi 9 kali, bukan berarti segala usaha percuma. Tuhan mengetahui maksud dan kedalaman hati setiap orang. Kita dapat memulainya lagi dari awal, tidak jadi masalah, sebab sebenarnya angka 9 tadi bukan angka patokan. Sebab datang ke Misa Jumat pertama, misalnya, dapat tetap dilakukan walaupun sudah lewat 9 kali. Atau doa rosario dapat dilakukan setiap hari, bukan hanya 9 hari, dst.

Jika kita melakukan hal ini, tanpa kita sadari sesungguhnya maksud Novena itu diadakan, yaitu untuk ketekunan dalam berdoa, itu malah sudah semakin terbentuk dalam kerohanian kita.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,

Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Orang Kudus 1 September: St. Pedro Armengol

Santo Pedro Armengol 
(1238 – 1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak kristen yang ditahan orang muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib Pedro terbebas dari maut.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Minggu Biasa XXII-C

Renungan Hari Minggu Biasa XXII, Thn C/I
Bac I   : Sir 3: 17 – 19, 20, 28 – 29; Bac II        : Ibr 12: 18 – 19, 22 – 24a;
Injil     : Luk 14: 1, 7 – 14

Tema sabda Tuhan hari ini, yang dapat kita renungkan untuk kehidupan kita adalah kerendahan hati. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Putera Sirakh, penulis kitab ini mengajak umat untuk berlaku dan bersikap rendah hati sekalipun status sosial dan jabatan kita tinggi. Dengan sikap rendah hati ini umat akan mendapat “karunia di hadapan Tuhan.” (ay. 18). Penulis menegaskan bahwa Tuhan yang mahakuasa begitu peduli kepada mereka yang rendah hati (ay. 20).

Sikap rendah hati dalam surat kepada Orang Ibrani ditujukan kepada Tuhan. Sikap ini lebih dimengerti sebagai hormat kepada Tuhan, yang diistilahkan oleh penulis sebagai Bukit Sion, Yerusalem Surgawi. Hanya orang yang rendah hati saja yang dapat menaruh rasa dan sikap hormat. Orang sombong tak akan dapat menghormati siapapun, bahkan justru dirinya yang ingin dihormati.

Dalam Injil, sikap rendah hati tampak dalam perumpamaan yang diberikan Yesus. Lewat perumpamaan perjamuan pesta kawin, Yesus mengajarkan sikap rendah hati yang menguntungkan. Keuntungannya adalah tidak menjadi malu.

Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk membangun sikap rendah hati. Sikap rendah hati ini bukan saja dalam relasi kita dengan sesama, melainkan juga dalam relasi kita dengan Tuhan. Salah satu wujud sikap rendah hati adalah memberi hormat, bukan mencari hormat; juga kesediaan untuk mendengarkan.

by: adrian