Kamis, 05 Maret 2015

Orang Kudus 5 Maret: St. Gerasimos

SANTO GERASIMOS, PENGAKU IMAN
Gerasimos adalah sahabat Santo Eutimos dari Yerusalem. Ia bertapa dekat Yerikho dan membina rahib-rahib muda di sana. Suatu ketika ada seekor singa yang kakinya tertusuk duri. Gerasimos mencabut duri itu dan sejak saat itu ia ditemani oleh singa itu. Gerasimos meninggal dunia pada tahun 475.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Baca juga riwayat orang kudus 5 Maret:

Renungan Hari Kamis Prapaskah II - B

Renungan Hari Kamis Prapaskah II, Thn B/I
Bac I    Yer 17: 5 – 10; Injil               Luk 16: 19 – 31;

Hari ini bacaan pertama masih diambil dari kitab Nabi Yeremia. Kemarin bacaan pertama lebih merupakan keluhan Nabi Yeremia kepada Tuhan, karena umat tidak mau mendengarkan pewartaan atau pesan yang disampaikannya. Hari ini disampaikan apa yang menjadi pesan Nabi Yeremia itu. Dikatakan bahwa Yeremia mengajak umat untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam kehidupan. Jangan pernah melupakan Tuhan atau hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Itu merupakan bentuk kesombongan. Dengan tegas Yeremia mengatakan bahwa orang yang mengandalkan kekuatan sendiri adalah terkutuk. Cepat atau lambat akan binasa.

Hal senada juga terlihat dalam Injil hari ini. Untuk menyampaikan pesannya, Tuhan Yesus menggunakan sebuah cerita. Kisah Lazaraus dan orang kaya. Di sini tampak jelas bahwa Lazarus adalah simbol orang yang mengandalkan Tuhan, sementara orang kaya itu menjadi lambang orang yang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, yang terletak pada kekayaan yang dimilikinya. Karena hanya mengandalkan kekuatannya sendiri tanpa pernah peduli akan nasib sesama, orang kaya itu akhirnya binasa, sedangkan Lazarus menikmati kebahagiaan abadi.

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan. Bukan berarti kita harus miskin seperti Lazarus. Boleh saja kita memiliki kekayaan, namun janganlah kita terlekat pada kekayaan itu, apalagi mengandalkan kekayaan itu sehingga melupakan Tuhan, yang bisa hadir dalam diri sesama. Di sini sabda Tuhan menyadarkan kita untuk tahu diri bahwa kita memiliki kelemahan dan keterbatasan. Jika kita tahu diri, maka kita tidak akan merasa angkuh. Di masa prapaskah ini, Tuhan menghendaki supaya kita mau memberikan yang ada pada kita untuk sesama. Janganlah kepemilikan itu menjadi milik pribadi semata tanpa pernah mau membagikannya.

by: adrian