Rabu, 15 Desember 2021

KONTRADIKSI CINTA

 

Tentulah orang akan merasa bingung dengan judul di atas. Dimana letak kontradiksi dari cinta? Umumnya orang mengkonfrontasikan cinta dengan benci. Akan tetapi, kontradiksi cinta tentulah bukan dengan benci. Kontradiksi itu ada di dalam cinta, bukan di luarnya. Selama ini orang tahu bahwa cinta itu menghidupkan. Benci-lah yang mematikan. Akan tetapi, perlu juga dipahami bahwa ternyata cinta itu bisa mematikan; dan yang dimatikan itu justru orang yang dicintai.

Kita berangkat dari kisah.

Romo Ruben jatuh sakit. Oleh dokter, ia divonis sakit jatung. Menurut dokter yang menanganinya, jantung Romo Ruben lemah. Hal ini disebabkan karena penyakit yang diderita sebelumnya. Karena itu, dokter menyarankan supaya dia istirahat total. Jangan melakukan aktivitas yang membuat kerja jantung berlebihan, karena dapat menyebabkan jantung kian melemah. Harus banyak istirahat. Semua ini dapat memulihkan fungsi jantungnya kembali normal.

Umat paroki yang pernah dilayani Romo Ruben tahu kalau pastornya sedang sakit, dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Mereka sangat mencintai romo ini, karena ketika masih di paroki romo ini terkenal sangat baik dan dekat dengan umat. Maka itu, informasi keberadaan Romo Ruben segera beredar dari mulut ke mulut.

Dari informasi itulah, akhirnya umat mulai berdatangan ke rumah sakit membezuk romo kesayangan umat. Berbagai kelompok dan rombongan silih berganti memasuki ruangan tempat Romo Ruben rawat inap. Hal ini membuat Romo Ruben tidak dapat istirahat. Romo Ruben tidak mau menolak kedatangan mereka; apalagi mereka semua dari jauh. Romo Ruben dengan setia melayani mereka, mengobrol bersama dan mengorbankan waktu istirahat.