Semua
orang tentu sepakat bahwa hidup manusia itu tidaklah selalu berjalan mulus. Dalam
kehidupan pasti ada pertentangan, dimana pertentangan itu bukan hanya berasal
dari luar saja melainkan juga dari dalam. Pertentangan dari dalam itu terjadi
pada diri setiap manusia. Sumbernya ada dalam diri manusia. Mungkin dalam
dunia freudian ini disebut dengan
istilah pertarungan antara id dan superego.
Di dalam
dunia religius (agama), hal ini dikenal dengan sebutan pertarungan antara
kebaikan dan kejahatan; antara kebenaran dan ketidak-benaran; antara setan dan
malaikat. Pertarungan ini tidak hanya terjadi di luar diri manusia, tetapi juga
di dalam hidup manusia itu sendiri.
Inilah
yang dimaksudkan dengan kontradiksi dalam
hidup. Dalam hidup setiap manusia selalu terjadi kontradiksi antara
keinginan dan realitas; antara harapan dan fakta. Misalnya, seorang pelajar
tentulah berkeinginan menjadi siswa teladan dan berprestasi dalam pendidikan. Akan
tetapi, dalam kenyataannya keinginan itu tidak diwujud-nyatakan dengan tindakan.
Atau dengan kata lain, tindakannya bertentangan dengan keinginannya. Contohnya,
malas belajar, sibuk bermain, bergaul dengan orang-orang yang tak benar, dll.
Contoh
lain lagi. Seorang bapak berharap supaya anaknya bisa sekolah sampai tingkat
yang tinggi. Namun, dalam kehidupan hariannya ia sibuk berjudi, mabuk-mabukan, hidup
boros, dan ditunjang dengan tidak adanya perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Hal ini bisa dikatakan bahwa tindakan-tindakannya dalam hidup bertentangan
dengan harapan dan keinginannya.