Rabu, 11 September 2013

Membina Pacaran Sehat

PACARAN SEHAT ITU GIMANA?
Yang namanya pacaran pasti ada efeknya sama kehidupan kita. Bisa positif, bisa juga negatif. Tergantung kita yang melakoninya.

Pacaran sih boleh saja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran "sehat" harus jadi pilihan kita kalau tidak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?

1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)

2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita tidak cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang tidak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.

3. Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita tidak bakalan punya teman. Dan bukan tidak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Selain itu juga kita harus ingat akan status peran kita. Misalnya, kalau kita ini pelajar maka jangan sampai pacaran mengalahkan waktu dan kegiatan belajar. Bila dua hal ini tidak diperhatikan bukan tidak mungkin kita bakal terasing di lingkungan sendiri dan tertinggal dalam pelajaran. Tidak mau, kan?

4. Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya beranilah berkata “TIDAK” untuk aktivitas seksual yang berisiko. Kuncinya ada pada kedua belah pihak teristimewa cewek.

Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.

Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.

Apa saja yang memengaruhi perilaku seksual remaja?
1. Faktor Internal
  • Pengaruh yang berasal dari dalam diri kita.
  • Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.
  • Menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yg matang.


2. Faktor Eksternal
Perilaku seks di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:
  • Kemampuan orangtua mendidik kita akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seks.
  • Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.
  • Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita.
  • Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you.

Aman dan Awet
Agar pacaran kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam pacaran, bukan tidak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Wajar kok, asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.

Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tak tahu bagaimana mengkomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/tak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Biasanya terdapat pada anak cewek. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita tak berani nolak pas pacar ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita tidak mau.

2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, tak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang lain.

3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.

Cara berkomunikasi tidak cuma mempengaruhi keberhasilan kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan. Semoga pacaran kita tambah oke!

Modifikasi dari Eka Sabirin Relawan PKBI Jawa Tengah (Dari Berbagai Sumber)

Orang Kudus 11 September: St. Protus & Hyasintus

Santo protus & hyasintus, martir
Selama beberapa kurun waktu kedua bersaudara ini bekerja di sebuah pertapaan di Mesir. Mereka kemudian pindah ke Roma. Di sana mereka bekerja sebagai pelayan pada seorang wanita bangsawan bernama Eugenia, yang kemudian dihormati sebagai santa.

Pada waktu itu kekaisaran Roma diperintahi oleh Kaisar Gallienus. Seperti kaisar-kaisar sebelumnya, Gallienus tidak suka pada orang-orang kristen. Ia menyuruh serdadu-serdadunya menangkap dan memenggal kepala Protus dan Hyasintus. Peristiwa berdarah atas kedua bersaudara ini terjadi pada tahun 257.

Kuburan Hyasintus ditemukan kembali di sebuah katakombe di Roma pada tahun 1845. Ada petunjuk kuat pada sisa tulangnya bahwa ia mati terbakar, sedang kuburan Protus ditekukan dalam keadaan kosong.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXIII-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXIII, Thn C/I
Bac I   : Kol 3: 111; Injil            : Luk 6: 20 26

Dalam Injil hari ini Yesus menyampaikan dua jenis sabda, yaitu sabda bahagia (ay. 20 – 23) dan sabda celaka (ay. 24 – 26). Sabda bahagia langsung dipertentangkan dengan sabda celaka: miskin dan kaya, lapar dan kenyang, dihina dan dipuji. Pertentangan ini ibarat pertentangan antara langit dan bumi. Sabda bahagia tertuju ke surga (langit), sedangkan sabda celaka menunjukkan keterikatan pada bumi.

Pertentangan antara langit (surga) dan bumi ini juga yang menjadi penegasan ajaran Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese. Paulus menasehati kita agar memikirkan “perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” (ay. 2). Sebagai manusia baru, kita hendaknya meninggalkan perbuatan duniawi “yang mendatangkan murka Allah (ay. 6).

Sabda Tuhan hari ini menampilkan kehendak Tuhan atas diri kita. Tuhan menghendaki agar kita mau dan berani terlepas dari ikatan dengan dunia. Dunia di sini merupakan gambaran yang negatif. Karena itu, sabda Tuhan menginginkan agar dalam kehidupan ini kita meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat, baik kepada Tuhan, diri sendiri atau juga sesama.

by: adrian