Jumat, 12 Juni 2015

Antara Teori dan Praktek

Romo Philips mendampingi anak-anak mendaki gunung. Setelah menikmati keindahan alam dari atas puncak gunung, mereka pun turun menyusuri jalan setapak. Perasaan mereka bahagia. Tiba-tiba, dari dalam semak-semak seekor harimau melompat dan mencegat mereka.
Kaget dengan kehadiran harimau itu, semua rombongan berdiri kaku bagaikan patung. Romo Philips berbisik kepada anak-anak binaannya untuk tetap tenang.
Rm. Philips  : Kalian sudah baca kan buku panduan tentang menghadapi hewan liar. Kalau kalian benar-benar berdiri diam dan melihat harimau itu tepat di matanya, ia akan memutar badannya dan pergi.
Yohanes      : Kita semua sudah baca. Romo juga pasti sudah baca. Persoalannya, apakah harimau ini sudah pernah membaca buku itu?
&^%$#@*(&^????
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 12 Juni: St. Laurensius M Salvi

BEATO LAURENSIUS M SALVI, PENGAKU IMAN
Laurensius Salvi lahir pada 30 Oktober 1782 di Roma, Italia. Ia memperoleh pendidikan dari para Yesuit di Kolese Romano. Beberapa temannya adalah Kaspar del Bufalo dan Paus Gregorius XVI.
Suatu ketika Laurensius sangat terkesan dengan kotbah Santo Vinsensius M Strambi. Kemudian ia memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Pasionis. Laurensius diterima pada tahun 1801 di novisiat di Monte Argentario. Ia memperoleh nama baru: Laurensius Maria dari St. Fransiskus Xaverius. Setahun kemudian, persisnya pada 20 November 1802, Ia mengikrarkan kaulnya.
Pada 29 Desember 1805 ia ditahbiskan menjadi imam. Ia mengagumi dan mengikuti langkah dari pendiri kongregasinya, yaitu Santo Paulus dari Salib. Ketika terjadi penganiayaan terhadap rohaniwan oleh Napoleon, Laurensius harus mengungsi di rumah keluarganya. Setelah tujuh tahun, pada tahun 1815, Laurensius kembali dan menjadi rektor untuk biara pusat St. Yohanes dan Paulus, dengan Dominic Barberi sebagai vikarisnya.
Laurensius mengkotbahkan misi dan devosi kepada sengsara Tuhan Yesus. Ia juga menyebarkan devosi kepada Kanak-kanak Yesus, melalui pekerjaan yang tidak mengenal lelah, dan tulisannya.
Laurensius Maria Salvi meninggal dunia pada 12 Juni 1856 di Capranica, Viterbo, Italia. Pada 1 Oktober 1989 ia memperoleh gelar ‘beato’ dari Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan HR Hati Yesus Mahakudus, Thn B

Renungan Hari Raya Hati Yesus Mahakudus, Thn B/I
Injil    Yoh 19: 31 – 37;

Hari Ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan Hari Raya Hati Yesus Mahakudus. Injil hari ini mengisahkan tentang tubuh Tuhan Yesus yang diturunkan dari salib. Yang menarik dari kisah itu adalah pengalaman orang yang menyaksikan peristiwa Golgota saat orang-orang Yahudi ingin menurunkan mayat Yesus dan dua orang yang ikut disalibkan. Dikatakan bahwa kaki dua penjahat itu dipatahkan, karena mereka masih hidup. Sedangkan Yesus tidak, karena Dia terlihat sudah mati. Untuk meyakinkan kepastian itu, seorang prajurit menombak lambung-Nya dan keluarlah air bercampur darah. Terhadap peristiwa ini, orang yang menyaksikannya memberikan kesaksian, dan kesaksiannya itu benar. Ia mengatakan kebenaran agar kita juga percaya.
Hal ini sudah dilakukan oleh Paulus. Dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus kepada jemaat di Efesus, Paulus mensyeringkan tugasnya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk mewartakan Kristus, sebuah rahasia yang sudah lama tersembunyi. Paulus membukanya. Tidak ada yang ditutupinya. Tujuannya agar semua orang tahu dan dari sana tumbuh iman dan kasih. Dengan kata lain, Paulus ingin supaya orang percaya oleh pewartaannya.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita melihat masalah kebenaran, baik itu dalam hal rohani maupun dalam kehidupan. Secara rohani, kebenaran kita ada pada Kristus yang sengsara, wafat di salib dan bangkit. Namun dari dulu hingga kini masih ada pihak yang berusaha memutarbalikkan kebenaran ini. Sabda Tuhan mengajak kita untuk tidak terpengaruh pada kebohongan itu. Kita diminta untuk tetap setia pada kebenaran Injili seperti yang dikatakan prajurit dalam Injil tadi.
Dalam kehidupan sering juga kita jumpai orang justru berbohong dengan mengatas-namakan kebenaran. Ketidak-jujuran menjadi trend hidup. Dalam dunia pendidikan, misalnya, anak dengan sangat mudah melakukan ketidakjujuran saat ujian dengan melakukan aksi contek. Para guru juga tak mau ketinggalan. Demi kelulusan 100% segala cara dilakukan, termasuk ketidakjujuran tadi. Dalam dunia politik ketidakjujuran sudah lumrah. Malah ada pendapat yang mengatakan menjadi politikus itu harus pandai berbohong. Artinya, kejujuran harus dijauhkan dari dunia politik. Karena itulah, kebenaran-kebenaran yang ada dalam dunia politik adalah kepentingan politik.
Anehnya, banyak orang suka pada ketidakjujuran ini. Banyak pembohong malah disenangi dan diakrabi, sementara orang jujur disingkirkan. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita untuk kembali kepada hakikat diri kita. Tuhan menghendaki agar kita mau berkata benar apa adanya. Terlebih dalam mewartakan Injil Tuhan. Hendaknya kita dapat mewartakannya apa adanya.***
by: adrian