Selasa, 26 Agustus 2014

Renungan Hari Selasa Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    2Tes 2: 1 – 3, 13 – 17; Injil              Mat 23: 23 – 26;

Injil hari ini masih melanjutkan Injil kemarin, dimana Tuhan Yesus mengecam para ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka ini tidak hanya disebut sebagai orang munafik, tetapi juga pemimpin buta. Salah satu sifat buruk mereka adalah sibuk dengan urusan-urusan duniawi, sementara hal yang terpenting untuk dirinya dan umat diabaikan. Mereka membebani umat dengan persembahan-persembahan untuk kepentingan dirinya, sementara tak mempraktekkan ajaran cinta kasih dan keadilan. Jadi, terlihat jelas adanya pertentangan antara apa yang diajarkan dengan apa yang dilakukan dalam hidup. Hal inilah yang membuat Tuhan Yesus marah dan mengecam mereka.

Lewat kecaman itu Tuhan Yesus bukan saja hendak memperbaiki perilaku para ahli Taurat dan kaum Farisi, melainkan mengajak umat untuk berhati-hati terhadap mereka, yang masuk kategori kaum munafik. Sikap hati-hati ini ditekankan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus meminta umat untuk hati-hati dalam menyikapi ajaran akhir zaman supaya mereka tidak disesatkan. Terlihat bahwa pada waktu itu muncul tokoh-tokoh dengan kharisma tertentu menyampaikan pengajaran tentang akhir zaman yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan Paulus. Di mata Paulus, mereka bukannya mau membawa umat masuk ke dalam kebahagiaan abadi, melainkan menggiring umat kepada kebinasaan. Oleh karena itu, Paulus mengajak mereka untuk berpegang teguh pada ajaran yang telah disampaikannya, baik secara tulisan maupun lisan, yang tampak dalam perilaku hidupnya.

Kecaman Yesus kepada para ahli Taurat dan kaum Farisi hari ini adalah juga kecaman Yesus kepada para pemimpin Gereja dewasa ini. Seperti orang-orang munafik yang hanya membersihkan cawan bagian luarnya, sementara dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan, demikian pula banyak pimpinan Gereja saat ini. Mereka suka mengecam korupsi yang terjadi di Negara, tapi korupsi di Gereja dibiarkan berkembang, malah dirinya ikut menikmati korupsi itu. Karena itu, lewat kecaman Yesus ini, hendaknya pimpinan Gereja sadar diri dan mulai memperbaiki diri. Untuk umat, nasehat Paulus hendaknya relevan. Umat diajak untuk tetap setia pada ajaran iman yang sudah diterimanya. Jangan ikut dalam kesesatan para pimpinannya.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar