Jumat, 05 Desember 2014

Kiamat dan Libur Sekolah

Suatu hari Romo Robert diminta untuk misa di sekolah. Sudah menjadi kebijakan sekolah itu kalau hari Jumat ketiga dalam bulan selalu diadakan perayaan ekaristi. Perayaan ekaristi itu untuk semua siswa katolik yang bersekolah di sana, mulai dari TK hingga SMA.

Seperti biasanya, anak-anak TK dan murid SD kelas 1 dan 2 selalu duduk di depan. Kebetulan bacaan Injil hari itu tentang pengadilan akhir atau akhir zaman. Romo Robert memang suka bercerita. Karena itu, ia menggambarkan situasi akhir zaman, atau yang biasa disebut hari kiamat. Anak-anak, terutama yang duduk di depan, mendengarkan dengan begitu serius dan sedikit mencekam.

“Waktu itu akan ada petir dan kilat sambar menyambar,” kisah Romo Robert sambil memperagakan suara petir sehingga anak-anak ada yang ketakutan. “Ada nyala api turun dari langit dan air laut tiba-tiba naik. Air bah meluap tinggi. Tanah-tanah akan retak merekah. Gunung-gunung akan longsor.”

Di saat Romo Robert bercerita dengan semangat dan berbinar-binar, seorang siswa SD kelas 1 menyeletuk, “Waktu itu sekolah libur gak ya?”

Romo, “#$@^&%*%$????”
Pangkalpinang, 30 September 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:
                                                                                                              Salah Nama dalam Doa   

Orang Kudus 5 Desember: St. Filipus Renaldi

BEATO FILIPUS RINALDI, PENGAKU IMAN
Filippo Rinaldi lahir pada 28 Mei 1856 di Lu, Monferrato, Piedmont, Italia. Ketika berusia 5 tahun, ia bertemu dengan St. Yohanes Bosko dan menjadi muridnya. Pada awalnya FIlipus tidak memiliki keinginan akan kehidupan religious. Ia ingin menikah dan berkeluarga. Tetapi ketika ia berusia 22 tahun, ia terpanggil untuk memasuki kehidupan religius.

Pada 13 Agustus 1880, ia mengikrarkan kaul dan masuk ke dalam Kongregasi Salesian. FIlipus sendiri tidak berkeinginan menjadi imam, tetapi superiornya memiliki pandangan berbeda. Ia dikirim untuk belajar dan mengikuti ujian sampai akhirnya ia ditahbiskan sebagai imam pada 23 Desember 1882.

Pada tahun 1889 ia dikirim oleh Beato Mikael Rua untuk menjadi direktur komunitas Salesian di Sarria, Spanyol. Di sana ia membuka wisma-wisma Salesian baru dan membawa banyak panggilan. Pada tahun 1892 - 1901 ia menjadi direktur provinsional Salesian di Spanyol. Pada tahun 1895 ia mulai menerbitkan Lecturas Catilicas, semacam bulletin katolik.

Filipus juga membantu Suster-suster Putri-putri Maria Penolong Umat Kristiani, dalam berkarya di Spanyol. Pada 1 April 1901, ia menjadi Vikaris Jenderal Salesian. Pada tahun 1911, ia mengatur Kongres Internasional Salesian. Bersama dengan Zelatrici di Maria Ausiliatrice, FIlipus membantu mendirikan sebuah kelompok yang kemudian berkembang menjadi Tenaga Relawan Don Bosco.

Pada 24 Mei 1922 ia terpilih sebagai Rektor Mayor Salesian, menggantikan Paulo Alberta, SDB. FIlipus Rinaldi merupakan rektor mayor terakhir yang memperoleh didikan langsung dari St. Yohanes Bosko. FIlipus mengirim banyak Salesian muda untuk belajar bahasa dan kebudayaan asing agar mampu menjadi misionaris yang efektif. FIlipus juga sering berpergian, berkotbah menyemangati panggilan dan spiritualistas hidup kaum awam. Selama masa jabatannya, jumlah Salesian bertambah dai 6.000 menjadi 10.000. Ia juga mendirikan 250 Wisma Salesian baru dan juga Salesian Center.

Filipus Rinaldi menyaksikan bagaimana St. Yohanes Bosko dibeatifikasi. Filipus Rinaldi meninggal dunia pada 5 Desember 1931 di Torino, Italia. Pada 29 April 1990 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.

Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Adven I - B

Renungan Hari Jumat Adven I, Thn B/I
Bac I    Yes 29: 17 – 24; Injil                        Mat 9: 27 – 31;

Sabda Tuhan hari ini bercerita tentang kedatangan Tuhan. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi saat kedatangan Tuhan tiba. Dikatakan bahwa akan ada mukjizat; orang tuli mendengar dan orang buta melihat. Orang miskin dan sengsara akan bersorak-sorai. Justru orang-orang sombong dan pencemooh akan binasa. Intinya adalah Tuhan datang membawa kebaikan. Suasana suka ria mewarnai kehidupan.

Hal yang sama terlihat dalam Injil. Bahkan secara tidak langsung Injil mau mengatakan bahwa Tuhan sudah datang. Peristiwa penyembuhan dua orang buta yang dilakukan Tuhan Yesus seperti isyarat kedatangan Tuhan dalam Kitab Yesaya. Jadi, jika dalam bacaan pertama kedatangan Tuhan masih dalam wujud gambaran, dalam Injil kedatangan Tuhan sudah nyata. Karena itu, bisa dikatakan bahwa Tuhan Yesus merupakan penggenapan penggambaran Nabi Yesaya tentang kedatangan Tuhan. Karena memang Tuhan Yesus datang membawa kebaikan dan sukacita.

Adven adalah masa penantian. Dalam masa penantian ini kita diajak untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Tuhan, baik di masa depan maupun di saat natal. Persiapan yang diutamakan adalah persiapan hati. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan datang membawa kebaikan; situasi negatif menjadi positif. Di mana ada kebaikan, di sana Tuhan hadir. Melalui sabda-Nya, Tuhan meminta kita untuk senantiasa membawa kebaikan bagi sesama sebagai isyarat kedatangan Tuhan. Kebaikan itu bukan terarah kepada diri sendiri, melainkan kepada sesama. Tuhan menghendaki supaya kita mengubah situasi negatif menjadi positif.

by: adrian