Kamis, 08 April 2021

POLA BERMAIN PADA MASA AWAL KANAK-KANAK


 

Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Anak bisa menjadi jawaban atas setiap doa yang selalu dipanjatkan segera setelah menikah. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa menjadi orangtua tidak hanya sebatas mendapatkan anak, tetapi juga harus ditindak-lanjutnya dengan merawat, menjaga, membesarkan dan terutama mendidik anak. Untuk menunjang tugas ini, orangtua perlu tahu bahwa dunia anak adalah dunia permainan.

Dilansir dari Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 122, orangtua harus mengetahui permainan-permainan apa saja yang cocok pada anak. Berikut ini beberapa deskripsi pola permainan untuk anak.

Bermain dengan Mainan

Pada permulaan masa awal kanak-kanak, bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan. Minat bermain dengan mainan mulai agak berkurang pada akhir awal masa kanak-kanak, pada saat anak tidak lagi dapat membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat-sifat hidup seperti yang dikhayalkan sebelumnya. Lagi pula dengan meningkatnya minat terhadap bermain dalam kelompok, anak menganggap bermain dengan mainan yang umumnya bersifat bermain sendiri, tidak lagi menyenangkan.

Dramatisasi

Sekitar usia tiga tahun dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain permainan pura-pura dengan teman-temannya seperti polisi dan perampok, Indian-indianan atau penjaga toko, berdasarkan cerita-cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yang mereka lihat.

Konstruksi