Jumat, 29 Juni 2018

INI ALASAN KENAPA ISLAM MENGHARAMKAN ANJING

Babi adalah binatang yang diharamkan dalam islam. Umat islam dewasa ini hanya tahu bahwa yang namanya babi itu haram hukumnya, tapi mereka tidak tahu (tidak mau tahu) persoalan pengharaman babi ini. Artinya, masih ada ruang untuk mempertanyakan soal pengharaman babi. Ini hanya berlaku bagi mereka yang masih punya nalar, sehingga mau berpikir. Tentang topik ini, kami pernah menulisnya di “Pengharaman Babi”.
Selain babi, masih ada binatang lain lagi yang masuk kategori haram atau najis. Hewan itu adalah anjing. Sama seperti babi, pengharaman anjing juga masih bisa dipersoalkan. Jika kita merujuk pada Al-Qur’an, hanya ada tiga kata anjing ditemui dalam dua surah, yaitu Al-Araaf dan Al-Kahfi. Tiga teks dalam dua surah tersebut tidak berisi larangan atau pengharaman terhadap anjing. Artinya, tidak ada perintah dari Allah yang mengharamkan anjing atau melarang umat islam untuk bersentuhan dengan anjing.
Lalu, dari mana perintah pengharaman itu?
Pengharaman atau penajisan anjing dalam islam datang dari perintah nabi Muhammad. Hal ini dapat ditemui dalam dua hadis yang paling dipercaya, yaitu Hadis Bukhari dan Hadis Muslim. Masalah ini tidak jauh beda dengan soal pengharaman babi. Allah tidak mengharamkan atau menajiskan, tapi manusia (nabi Muhammad) yang mengharamkan. atau menajiskan Jadi, kenapa umat islam  lebih taat kepada Muhammad daripada Allah? Mungkin umat islam berpikir bahwa taat kepada nabi Muhammad sama artinya taat kepada Allah.
Namun tulisan ini bukan mau mempertentangkan perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadis tentang pengharaman anjing. Tulisan ini akan lebih fokus pada persoalan pengharaman tersebut yang ada dalam hadis. Di sini kita akan melihat kenapa anjing diharamkan atau dinajiskan.
Seperti sudah dikatakan di atas, sumber pengharaman atas anjing ini ada pada dua hadis terpercaya, yaitu Hadis Muslim dan Hadis Bukhari. Untuk sumber teksnya, kami mengambil dari spokane islamic center.
Soal penajisan anjing dalam islam didasarkan pada perkataan nabi Muhammad sendiri. Dalam HS Muslim 24: 5249, 5250, dan 5254 dikatakan bahwa Muhammad telah berkata, “Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah jika di sana ada seekor anjing.” Islam meyakini bahwa malaikat merupakan utusan Tuhan, yang datang menyampaikan pesan Allah. Jika gara-gara anjing pesan Allah itu tidak sampai, tentulah umat akan mengalami kerugian. Karena itulah, anjing dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Tapi, bagaimana bisa dikatakan bahwa anjing menghalangi kedatangan malaikat?

PAUS FRANSISKUS: GOSIP HANCURKAN KARYA ALLAH


Dalam sambutan audiensi mingguan di Lapangan St. Petrus di Vatikan pada 6 Juni lalu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa perdamaian adalah sebuah karunia yang bisa dengan mudah dihancurkan oleh gosip dan ucapan buruk terhadap sesama. “Gosip bukan merupakan sebuah karya Roh Kudus, bukan sebuah karya persatuan Gereja. Gosip menghancurkan karya Allah. Mohon berhenti bergosip,” ujar Paus Fransiskus.
Meneruskan rangkaian pembicaraan tentang penguatan, Paus Fransiskus berbicara tentang karunia Roh Kudus yang diterima oleh umat kristiani dalam sakramen. Ketika seseorang diurapi minyak, karunia itu “merasuk ke dalam diri kita dan berbuah sehingga kita bisa kemudian memberikan karunia ini kepada sesama,” jelasnya. Karunia bukan untuk disimpan “seolah-olah jiwa itu seperti gudang penyimpanan."
Meskipun biasanya uskup – penerus para rasul dan penjamin persatuan Gereja – yang memberikan Sakramen Penguatan kepada seseorang, ia juga berperan seperti umat kristiani dalam mewartakan cinta kasih. “Sebagian orang mungkin berpikir bahwa di dalam Gereja ada tuan – Paus Uskup, imam – dan kemudian pelayan lainnya,” kata Paus Fransiskus. “Tidak. Gereja selalu berarti setiap orang. Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk saling menguduskan, saling peduli. Gereja itu ‘kita’. Setiap orang punya tugas di dalam Gereja, tetapi kita semua adalah Gereja.”

Selasa, 26 Juni 2018

MENJADI PEMILIH CERDAS MENURUT AJARAN KRISTIANI


Tak lama lagi beberapa daerah di Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi dalam acara pemilihan umum untuk kepala daerah atau biasa dikenal dengan istilah pilkada. Setelah disuguhi dengan janji-janji manis dalam masa kampanye, saat ini masyarakat memasuki masa tenang. Kiranya baik para pemilih menenangkan diri dan merefleksikan pilihannya nanti. Perlu disadari bahwa pilihan kita nanti akan membawa dampak 5 tahun ke depan. Untuk itu dibutuhkan kecerdasan dalam menentukan pilihan.
Umat islam sudah mempunyai pedoman dalam menentukan pilihannya. Dasar pertama adalah memilih yang seagama atau seiman. Umat islam dilarang memilih calon pemimpin yang tidak beragama islam, alias kafir. Hal ini sudah diamanatkan dalam Al-Qur’an. Bagaimana jika dalam pilkada itu calon-calonnya sama-sama beragama islam? Di sini pun umat islam sudah punya ketentuan, yaitu memilih yang memperjuangkan kepentingan islam.
Demikianlah dengan umat islam dalam menghadapi PEMILU. Bagaimana dengan umat kristiani? Bagaimana cara orang kristen menentukan pilihannya dalam pilkada nanti? Apa yang dikatakan dalam Injil atau Kitab Suci?
Ada beberapa prinsip kristiani terkait PEMILU ini yang harus dijadikan pegangan bagi umat kristen. Pertama, tidak membatasi pilihan pada calon yang seagama, sesuku atau lainnya. Dasarnya ada pada nasehat Tuhan Yesus dalam Injil Markus 9: 38 – 41. Yesus bersabda, “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Di sini orang kristiani tidak diajarkan untuk memilih hanya calon yang seiman atau seagama dengan dirinya. Yang tidak seagama tidak boleh dipilih. Jadi, memilih pemimpin tanpa harus melihat agama, suku, ras dan partainya, tua atau muda, pria atau wanita. Yang penting calon itu haruslah berjuang demi kebaikan bersama, menjaga nilai-nilai PANCASILA dan UUD ’45. Inilah prinsip pertama yang harus menjadi pegangan bagi orang kristen dalam menentukan pilihannya.
Sejalan dengan prinsip di atas, lahirlah prinsip kedua, berusaha mengenal pilihan. Sistem PEMILU saat ini hanya membantu orang untuk tahu pilihannya, namun masih sebatas wajah dan identitas. Sistem ini belum menjamin orang untuk mengenal siapa yang dipilih. Karena itu, kebanyakan orang memilih hanya terpusat pada wajah: ganteng, menarik, cantik; dan/atau juga pada identitas: suku, agama, usia. Bagaimana orang kristen bisa mengenal calon pemimpinnya? Orang kristen akan mengikuti nasehat Tuhan Yesus dalam Injil Matius 7: 15 – 20.

Senin, 25 Juni 2018

Ketika Anak Tak Kunjung Tiba

Dari kodratnya, pernikahan terarah kepada kelahiran anak. Banyak orang menikah karena ingin punya anak. Kitab Suci sendiri sudah mengamanatkan hal itu (Kej 1: 28). Karena itu, Gereja Katolik melihat kehadiran anak dalam rumah tangga merupakan tujuan pernikahan, meski bukan satu-satunya tujuan. Dan tidak hanya sebatas kelahiran anak saja, melainkan terwujudnya pendidikan anak (kan. 1055 §1).
Gereja Katolik melihat bahwa anak merupakan karunia atau titipan Allah. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri ada banyak keluarga yang tidak dikaruniai anak setelah bertahun-tahun menikah. Apakah Allah belum menitipkan karunia-Nya?
Allah itu mahaluas. Kita tak mampu memahaminya. St. Agustinus bahkan berkata, “Kalau engkau memahami-Nya, Dia bukan lagi Allah.” Karena itu, Nabi Yesaya pernah menyampaikan firman Allah, “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.” (Yes 55: 8).
Terkait dengan anak, Gereja Katolik menegaskan bahwa anak harus didapat dengan cara alami, yaitu hubungan seks. Dengan kata lain, hubunga seks merupakan salah satu cara Allah menitipkan karunia-Nya. Namun, seringkali terjadi pasutri mengalami kegagalan. Mungkin karena ada faktor medis. Untuk itu, perlu juga diperhatikan soal medis ini, dengan aneka solusinya baik fisik maupun psikis, bahkan rohani seperti novena, puasa, ziarah, dll.
Tak salah juga jika pasutri mengambil cara lain, yaitu adopsi. Ada banyak anak yang tidak mengalami nasib beruntung. Mereka kehilangan kasih sayang orangtua sejak kelahirannya. Mungkin inilah cara Allah menitipkan karunia-Nya. Dengan adopsi, pasutri bisa mencurahkan kasih sayang serta mewujudkan tujuan pernikahan, yaitu pendidikan anak.
by: adrian

Jumat, 22 Juni 2018

MELIHAT ALASAN POLIGAMI MUHAMMAD

Poligami adalah suatu model perkawinan yang membolehkan orang memiliki banyak pasangan hidup. Ada dua jenis poligami, yaitu poligini, seorang pria dapat menikahi lebih dari satu wanita; dan poliandri, seorang wanita bisa menikahi lebih dari satu pria. Islam merupakan salah satu agama yang membolehkan umatnya untuk berpoligami. Dasar poligami dalam islam adalah teladan Nabi Muhammad. Al-Qur’an telah mengatakan bahwa Muhammad adalah teladan tingkah laku yang sempurna (QS 33: 21). Karena menjadi teladan, maka umat islam wajib mengikutinya, termasuk poligami.
Menjadi persoalan, kenapa umat islam tidak boleh memiliki istri sebanyak sang nabi? Al-Qur’an sudah membatasi bahwa seorang muslim hanya boleh memiliki 4 orang istri (QS 4: 3). Lebih ironis lagi, kenapa islam mengizinkan poligini (suami bisa menikah dengan banyak wanita) sedangkan poliandri (istri bisa menikah dengan banyak pria) diharamkan atau tidak diperkenankan?
Informasi mengenai jumlah wanita yang dinikahi Muhammad memang tidak seragam. Data dari buku tulisan Tabari (vol. ix, hlm. 120 – 141) menyebutkan total semua istri Muhammad adalah 21 orang; ini tidak terhitung gundik atau selirnya. Ada yang usianya masih sangat belia (9 tahun), daun muda (17 – 20 tahun), dan ada juga yang sudah matang (30 tahun). Memang tidak semuanya hidup sepanjang hidup Muhammad. Ada yang sudah meninggal (Khadijah dan Sana), dan ada yang sudah diceraikan (Al-Shama, Ghaziyyah, Asma, Al-Aliyaah dan Layla). Tentang data-data para istri Muhammad dapat dibaca di “Mengenal Istri-istri Sang Insan Kamil
Sangat menarik kalau diperhatian perjalanan sejarah perkawinan Muhammad. Selama kurang lebih 24 tahun Muhammad hidup hanya dengan satu istri saja, yaitu Khadijah. Bisa dikatakan bahwa pada waktu itu Muhammad menganut paham monogami. Namun, setelah Khadijah meninggal, seakan keran nafsu yang selama hidup bersama dengan Khadijah ditutup, menjadi terbuka. Terhitung dari tahun 619 (tahun kematian Khadijah) hingga 632 (tahun kematian Muhammad), Muhammad menikah sebanyak 20 kali; dan selama kurang lebih 10 tahun Muhammad hidup bersama 14 istri.
Apa yang mendasari Muhammad hidup dengan banyak istri? Umat islam, karena sudah memandang Muhammad sebagai teladan yang sempurna, tentulah akan mengatakan bahwa Muhammad memiliki tujuan mulia dengan berpoligami. Ada yang mengatakan bahwa ia mau melindungi para wanita yang berstatus janda, karena suami mereka mati di medan perang. Ada juga perkawinan politik, menyatukan suku atau kelompok. Poligami Muhammad juga bermaksud untuk mengangkat derajat kaum wanita.

Foto Bareng Yubilaris Komuni Pertama

Senin, 18 Juni 2018

Perpisahan Menurut Hukum Gereja

Meski harapannya adalah kebahagiaan suami istri, namun ketidak-cocokan hidup bersama merupakan suatu realitas yang tak bisa dipungkiri. Hal ini memungkinkan terjadinya perpisahan tak sempurna, yaitu pisah ranjang, meja dan rumah. Namun kewajiban untuk memelihara hidup bersama tidak hilang karena ia merupakan hakikat pernikahan. Hukum Gereja mengatur soal perpisahan tak sempurna ini dalam kanon 1151 – 1155. Pada prinsipnya ajaran hukum Gereja ini sejalan dengan nasehat Paulus dalam 1Kor 7: 10 – 11.
Hukum Gereja mengutarakan dua sebab yang membuat suami istri berpisah. Kanon 1152 menyebut soal perzinahan. Kanon menandaskan bahwa perzinahan dari salah satu pasangan, memberikan hak kepada pihak lain yang tak bersalah untuk mengadakan perpisahan tak sempurna. Keputusan pisah bisa diambil tanpa meminta pertimbangan dari Ordinaris Wilayah, tapi dianjurkan untuk berkonsultasi dengan pastor paroki atau Bapa Pengakuan.
Kanon 1153 menyebut sebab-sebab lain. Kanon membolehkan orang berpisah jika ada bahaya berat bagi jiwa, badan dan juga iman, baik salah satu pihak maupun anaknya. Keputusan pisah bukan diambil sepihak oleh suami atau istri, tetapi berdasarkan keputusan Ordinaris Wilayah. Jadi, pihak yang terancam bahaya melaporkan keadaan keluarganya dan memohon diizinkan untuk berpisah. Hal ini dimaksudkan supaya setiap orang tidak seenaknya saja menentukan bahwa adanya bahaya berat.
Perpisahan tak sempurna ini tidak memutuskan ikatan pernikahan. Karena itu, suami istri masih terikat dengan hak dan kewajibannya. Kanon 1151 menjelaskan soal kewajiban suami istri setelah berpisah. Mereka tetap menjaga ikatan pernikahan, dan sangat dianjurkan untuk berdamai dengan saling memaafkan. Kanon 1154 juga mewajibkan suami istri untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pasangan dan anaknya. Sedangkan kanon 1155 mengajak suami atau istri untuk mengampuni dan menerima kembali pasangannya. 
by: adrian

Jumat, 15 Juni 2018

MENGENAL LEBIH DEKAT AL QUR’AN

Quran terdiri dari 114 surah. Dalam kenyataannya, buku itu sendiri acak, membingungkan, suatu koleksi ayat-ayat yang tidak terlalu terkait satu sama lain yang masing-masing diberi nomor, walaupun tidak sesuai dengan kronologis. Komposisi keseluruhannya bervariasi dalam gaya tulisan – ayat-ayat Makkiyyah dinilai puitis dan megah, dengan rasa kerendahan-hati yang samar-samar, sementara ayat-ayat Madaniah (setelah Muhammad diusir) lebih militan, penuh aturan, dan totaliter. Ayat Madaniah adalah ayat dimana kita dapatkan tulisan-tulisan yang mengandung kebencian akan Yahudi, Kristen dan etnis minoritas yang menjadi bagian dari kebijakan Islam.
Di dalam Islam, pengindoktrinasian psikologis dimulai dari usia yang sangat muda. Di negara Islam, anak-anak ‘dipaksa’ masuk ke sekolah-sekolah pengajian Quran dan suatu sistem dogmatis yang membuat mereka tetap terpaku ketat di dalam ajaran buku yang tertentangan dengan keilmiahan tersebut, dan berisi sentimen anti Yahudi-Kristen. Inilah sebabnya hampir mustahil seseorang meninggalkan ajaran sesat ini setelah ajaran islam menjadi darah-dagingnya, menjadikannya seorang dengan identitas Islam yang melebihi identitasnya sebagai bagian dari sebuah bangsa, dari sebuah ideologi, dari sebuah etos …, dan tentu saja, lebih dari hati nurani.
Ketakutan memainkan peran penting di dalam indoktrinasi mereka, dan tidak ada grup aliran pemujaan manapun yang dikenal dengan ajaran untuk ‘mencintai pemimpinmu hingga ajal’. Ekspansi Islam bertitik tolak dari prinsip takuti lah mereka sampai mati.’ Ada lebih dari 300 ayat yang berkaitan dengan Allah dan ketakutan, sementara hanya 49 yang berkaitan dengan ‘kasih’. Ajaibnya, 39 dari kata kasih ini berkonotasi negatif, mengajarkan muslim untuk mencintai materialisme, uang, kekuasaan, dan status. Sama juga, ada 25 ayat yang mendetailkan bagaimana Allah tidak mengasihi non muslim.
Kasih di dalam Quran sangat plin plan. Kasih dalam Islam hanya diberikan ke seseorang bila orang itu juga seorang muslim dan membalas kembali kasihnya. Secara keseluruhan, dari 6666 ayat dalam Quran, hanya 5 ayat yang berkaitan dengan hal non materialistik dan kasih tanpa syarat. Dari 5 ini, 3 merujuk pada mencintai hanya muslim sementara yang ke-4 memerintahkan kasih kepada Allah. Yang terakhir merujuk kepada pemberian yang diberikan secara terang-terangan hanya kepada orang muslim saja. Dapat dipahami mengapa sekarang wanita muslim menolak untuk berjabat-tangan dengan orang non muslim.
Quran dibuat sebagai alat untuk menonjolkan ego orang-orang yang sombong. Penelitian menunjukkan bahwa orang muslim yang kaya menyerahkan hartanya demi hidup untuk berjihad bagi Islam, tanpa diragukan lagi untuk mengamankan tempat mereka di sorga. Lagi pula, Islam mengajarkan kalau tidak dapat membeli jalan ke sorga kekal dengan harta, orang bisa membelinya dengan mengorbankan darah sendiri.

Rabu, 13 Juni 2018

BEDA AGAMA DALAM HIDUP RUMAH TANGGA

Agnes Sri Astuti dan Koes Pranowo berkenalan pada tahun 1972. Mereka bertemu di rumah orangtua Agnes di Slawi, Jawa Tengah. Ayah Agnes dan Ibunda Koes berteman. Waktu itu Agnes naik kelas 2 SMA di Semarang, sedangkan Koes mahasiswa tingkat tiga di Jakarta. Mereka menjalin hubungan melalui surat. Hingga akhirnya mereka memutuskan mengarungi biduk rumah tangga bersama. Namun perbedaan agama membuat mereka harus menempuh jalan berliku.
Awalnya orangtua Agnes tidak mengizinkan sang putri menikah dengan Koes. Seiring waktu, orangtua Agnes mengizinkan pernikahan itu. “Dari keluarga saya, ya antara boleh dan tidak boleh. Keluarga saya katolik semua. Jadi, saya nurut nggak nurut. Saya pernah pacaran dengan pria katolik, tiga bulan putus. Saya merasa nggak sreg. Lalu ibu bertanya mau saya apa? Saya jawab, mau saya dengan Mas Koes. Kemudian orangtua mengizinkan dengan syarat harus menikah secara katolik,” kenang Agnes. Menikah secara katolik tidak menuntut pihak non katolik harus masuk katolik, tetapi tetap dengan imannya. Berbeda kalau menikah secara islam, yang katolik harus masuk islam.
Hal sama dialami Koes. Sang ayah, kakak, dan adik menentang rencana pernikahannya. Ibu Koes sudah meninggal pada 1975. Keluarga Koes sangat terkejut ketika tahu Koes akan menikah dengan Agnes yang bukan muslim. Keputusan Koes bagai petir di siang bolong. Selama ini, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini dikenal penurut.
Karena keluarga inti Koes tak bersedia melamar Agnes, Koes pun membentang harapan kepada tante dan pamannya yang di Yogyakarta. Meskipun ia tahu, seorang kakaknya mengatakan, keluarga melarang tante dan pamannya ikut campur. Koes tetap meminta bantuan tante dan pamannya. Ia pergi ke Yogyakarta dengan alasan sudah terlanjur membeli tiket kereta api.
Dalam perjalanan menuju Yogyakarta, Koes berdoa dalam hati: “Saya serahkan semua kepada-Mu, Tuhan. Saya tidak mau persaudaraan paman dan tante dengan keluarga saya bermasalah gara-gara ini. Saya tidak ingin berbahagia dengan menyusahkan orang lain. Namun, saya juga tidak mau mengecewakan Mbak Agnes. Apapun yang terjadi, saya serahkan kepada Tuhan.” Akhirnya jalan ditawarkan, sahabat paman dan tantenya yang melamarkan Koes.
Bahasa Cinta

Senin, 11 Juni 2018

KETIKA DITINGGAL PERGI PASANGAN

Banyak orang, ketika pacaran dan merasakan indahnya hidup, langsung memutuskan untuk menikah tanpa ada pertimbangan dan persiapan matang. Mereka merasa bahwa kebahagiaan masa pacaran akan terjadi juga setelah menikah. Tapi yang terjadi sering kebalikan. Kekecewaan demi kekecewaan selalu menghiasi hidup rumah tangga. Dan tak jarang ada yang bubar.
Bagaimana menyikapi peristiwa pasangan yang pergi berpisah, malah ada yang hidup dengan orang lain. Misalnya Doni pergi meninggalkan Dini (bahkan juga anak-anaknya), dan kemudian hidup bersama Dona. Apa yang bisa dilakukan Dini?
Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada umat di Korintus, memberi dua solusi (1Kor 7: 11). Pertama, berdamai dengan Doni. Berdamai di sini membutuhkan kebesaran hati untuk bisa menerima dan memaafkan. Jadi, jika Doni kembali lagi, maka Dini tetap menerimanya kembali. Kedua, hidup sebagai orangtua tunggal. Artinya, Dini membesarkan anak sendirian. Dalam hal ini Dini tidak dikenai sanksi Gereja. Ia masih diperkenankan menerima komuni dan sakramen lainnya. Komuni tidak boleh diterima jika ia hidup bersama dengan orang lain lagi tanpa ikatan nikah.
Apa yang harus dilakukan jika seandainya Dini ketemu Deni dan ingin menikah lagi, padahal Gereja Katolik tidak mengakui perceraian dan poligami.
Dini bisa menikah dengan Deni jika Tribunal Gereja sudah membatalkan pernikahannya dengan Doni. Artinya, Dini harus menggugat pernikahannya yang pertama. Gugatan ini bukan untuk perceraian, tetapi untuk pembatalan. Tugas Tribunal Gereja untuk menyelidiki status pernikahan Dini dan Doni. Jika memang ditemukan sesuatu yang membuat pernikahan mereka tidak sah, maka Tribunal akan membuat keputusan pembatalan. Dan jika batal, maka Dini bisa menikah dengan Deni. 

by: adrian

APAKAH INJIL BARNABAS ASLI ATAU PALSU?


Umat Kristen sejak awal percaya pada empat Injil yang disampaikan oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Sebaliknya, umat Islam mendakwa bahwa Injil orang Kristiani palsu. Mereka lebih percaya pada injil Barnabas, yang konon ditulis pada abad pertama oleh Rasul Barnabas. Yang mengherankan buku ini muncul pada abad XVIII.
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan ulasan singkat tentang injil Barnabas sehingga pembaca dapat menilai apakah injil ini asli atau palsu. Soal keyakinan umat islam, itu adalah hak mereka. Akan tetapi, perlu juga mengetahui soal injil ini karena memiliki implikasi serius ke iman islam.
Ada banyak alasan kenapa umat islam menghormati dan mengakui keaslian injil Barnabas. Dari sekian banyak alasan, dapat diutarakan 2 alasan utama, yaitu:
1.    Keterangan tentang Yesus Sesuai dengan Al Quran
Kehadiran injil Barnabas seakan membenarkan apa yang diwartakan oleh Al Quran tentang Yesus atau Nabi Isa. Al Quran dan injil Barnabas menyatakan bahwa Yesus bukan Allah, seperti yang diimani oleh umat kristen, melainkan manusia biasa. Yesus bukan Penyelamat (Mesias).
Selain itu juga Al-Quran menyatakan bahwa Yesus tidak disalibkan. Ini senada dengan injil Barnabas, yang menceritakan bahwa Yesus tidak disalibkan, melainkan orang lain yang menyerupai Dia.
Injil Barnabas juga mencela dan mengecam Rasul Paulus dan pelayanannya. Terlihat jelas bahwa injil ini amat pro-Islam. Umat islam sangat tidak suka dengan Paulus, dan selalu menilai bahwa kekristenan adalah ciptaan Paulus. Maka tidak heranlah jika buku ini diterima oleh orang Islam dan dianggap mereka sebagai injil yang benar.
2.    Nubuat tentang kedatangan Muhammad
Umat Islam percaya bahwa kedatangan Muhammad sudah dinubuatkan dalam Alkitab. Hal ini sudah dikatakan dalam Al-Quran. Surah 7:157 mengatakan "... orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummin yang mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka."
Namun sayang, nubuat tentang nabi Muhammad tidak ditemukan dalam Taurat (Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan) dan Injil (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Para sarjana Islam sudah mencari nubuat-nubuat ini, namun yang didapati adalah Yesus dan bukan Muhammad. Kekecewaan umat Islam terobati setelah melihat injil Barnabas, yang menyebut kedatangan Muhammad. Karena itu, umat islam menilai bahwa Alkitab telah ditukar dan diubah oleh manusia, sementara yang benar hanya injil Barnabas.
Bukti Kepalsuan Injil Barnabas

Sabtu, 09 Juni 2018

Renungan Hari Minggu Biasa X, Thn B

Renungan Hari Minggu Biasa X, Thn B
Bac I  Kej 3: 9 – 15; Bac II         2Kor 4: 13 – 18, 5: 1;
Injil    Mrk 3: 20 – 35;
Bacaan pertama hari ini bercerita tentang kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa. Setelah tahu mereka telah melanggar perintah Allah, mereka sembunyi. Ada yang mengatakan bahwa mereka sembunyi karena mereka telanjang (ay. 10). Artinya, mereka malu dirinya telanjang. Menjadi pertanyaan, apakah sebelumnya mereka tidak telanjang? Dapat dipastikan bahwa mereka telanjang, tapi ketelanjangan itu tidak membuat mereka malu sehingga harus bersembunyi. Jadi, ada dua ketelanjangan, yaitu sebelum berdosa dan setelah berdosa. Ketelanjangan sebelum berdosa tidak membuat mereka bersembunyi karena mereka tidak malu dan takut. Di sini mau ditekankan bahwa dosa mendatangkan rasa malu dan takut. Hal ini bisa muncul karena suara hatinya berperan.
Suara hati yang berperan menjadi tekanan Rasul Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus mengatakan bahwa dirinya “tidak tawar hati” (ay. 16). Hal ini disebabkan karena “manuasia batiniah kami dibaharui dari hari ke hari” (ay. 16). Dengan kata lain, suara hatinya senantiasa diasah sehingga berfungsi dengan baik. Suara hati yang berperan inilah yang membuat Paulus mengarahkan hatinya kepada kemuliaan kekal (bdk. ay. 17 – 18).
Sikap Rasul Paulus yang menekankan pentingnya suara hati bertentangan dengan sikap para ahli Taurat dalam Injil hari ini. Dapat dikatakan bahwa suara hati ahli-ahli Taurat telah mati, sehingga karya Allah dalam diri Yesus tidak mereka lihat, malah mencurigainya berasal dari Beelzebul (ay. 22). Matinya suara hati itu membuat mereka merasa tidak membutuhkan lagi rahmat pengampunan dari Roh Kudus.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk senantiasa mengasah ketajaman suara hati kita dan sekaligus memanfaatkannya dalam kehidupan. Suara hati yang hidup membuat kita merasa malu dan takut untuk berdosa. Suara hati juga menuntun kita untuk berani mengakui dosa dan menerima rahmat pengampunan. Semoga sabda Tuhan ini membantu kita untuk selalu hidup dengan suara hati.***
by: adrian

OUTBOND RAMAJA KATOLIK KOBA #3

Jumat, 08 Juni 2018

ASAL USUL PESTA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Minggu kedua sesudah Pentakosta, atau setelah masa paskah selesai, Gereja mengajak umatnya untuk merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Tujuan hari raya ini, selain untuk menghormati Yesus yang telah mengorbankan hidup-Nya di kayu salib demi keselamatan umat manusia, adalah supaya umat dapat menikmati dan menghidupi kurnia paskah, kurban Kristus dan kebangkitan-Nya dalam hidup sehari-hari setiap kali kita merayakan ekaristi.
Hari raya Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan oleh Gereja bukan tanpa dasar. Pesta ini memiliki nilai sejarah. Pesta Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan sesudah terjadinya mujizat ekaristi di Orvieto dan Bolsena, Italia pada tahun 1263. Dalam kacamata iman, pesta ini sebagai bentuk usaha Gereja untuk menangkal ajaran sesat bernama Barengarianisme. Mujizat itu sendiri secara tidak langsung mau melawan ajaran bidaah ini.
Sebagaimana diketahui pada pertengahan abad XI muncul aliran sesat yang disebut Barengarianisme. Aliran ini dicetuskan oleh Barengarius dari Tours (999 – 1088), seorang teolog Perancis. Barengarius menyangkal kehadiran nyata Kristus dalam ekaristi. Pada waktu itu ajaran bidaah ini merajalela di Eropa.
Pengaruh ajaran Barengarius tidak hanya mempengaruhi kaum awam saja, melainkan juga para imam. Ada banyak imam menjadi goyah imannya. Pada suatu hari seorang imam sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk panggilannya sekaligus untuk menghilangkan keragu-raguannya akan kehadiran Yesus dalam ekaristi. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Bolsena, sebuah kota kecil sebelah utara Roma. Pada waktu ia mempersembahkan misa di Bolsena, pada saat konsekrasi, sementara ia mengatakan, “Ini Tubuh-Ku…” hosti mulai berdarah dengan hebat.
Imam tadi mengambil korporal untuk membungkus hosti yang berdarah. Darah menetes jatuh ke atas lantai marmer di depan altar. Imam itu segera membawa hosti kepada Paus Urbanus V, yang waktu itu sedang berada di Orvieto, yang tak jauh dari sana. Bapa Paus menyatakan bahwa mujizat ekaristi telah terjadi untuk mengusir bidaah Barengarianisme. Bapa Paus juga menetapkan suatu pesta baru, yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, untuk mengenang mujizat Bolsena.
Hingga kini ubin-ubin marmer yang ternoda darah disimpan di Bolsena dan korporal yang ternoda darah disimpan di Orvieto. Dua benda ini dijadikan kenangan akan mujizat ekaristi, sehingga dengan demikian umat tidak perlu lagi meragukan kehadiran nyata Yesus Kristus dalam ekaristi, khususnya dalam hosti dan anggur. Dengan kata lain, dengan pesta Tubuh dan Darah Kristus, umat diajak untuk mengakui dengan iman bahwa hosti yang disambutnya adalah benar-benar Tubuh Kristus, dan anggur dalam piala adalah benar-benar Darah Kristus.
by: adrian
sumber: Sesawi Net dan sumber lainnya

Senin, 04 Juni 2018

Ketika Badai Melanda Bahtera Rumah Tangga

Sangat menarik kalau kita merenungkan pengalaman para rasul ketika diterjang badai (Mrk 4: 35 – 41). Waktu mereka naik perahu, tiba-tiba badai mengamuk, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu. Di saat mereka berjuang, Yesus tidur di buritan. Banyak murid memiliki latar belakang nelayan, sedangkan Yesus sama sekali tidak. Tapi, menghadapi badai justru Yesus tidur tenang. Ada kesan Yesus “seolah-olah” tidur, karena hendak memberi pelajaran kepada para murid.
Tak ada hidup rumah tangga yang tanpa persoalan. Pasti selalu ada badai dan topan. Ada banyak faktor yang dapat menjadi pemicu badai dalam rumah tangga. Misalnya, sikap curiga, komunikasi macet, ekonomi, kehadiran orang luar, dll. Persoalan-persoalan yang muncul sering menjadi biang konflik rumah tangga. Apalagi bila ditunjang ego, sikap mau menang sendiri, membuat konflik seakan tak berujung.
Menjadi persoalan adalah konflik yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga tidak bisa dijadikan alasan untuk bercerai. Gereja Katolik tidak mengakui adanya perceraian. Karena itu, hidup dalam rumah tangga yang demikian seakan hidup di atas bara api.
Namun, ada baiknya keluarga bercermin dari pengalaman para murid di atas. Sekalipun tahu Yesus ada di dalam perahu, tapi para murid tidak sadar bahwa Yesus ADA bersama mereka. Demikian pula dalam kehidupan rumah tangga. Suami istri percaya pada Yesus. Ada salib di dalam rumah. Tapi mereka “menyingkirkan” Yesus di sebuah sudut rumah tangga. Suami istri hanya mau mengandalkan kemampuan manusiawinya sendiri.
Maka, suami istri harus sadar. Jangan berjuang sendiri, tetapi berjuanglah bersama Yesus. Suami istri dapat mengundang Tuhan hadir dalam kehidupan dan membiarkan Dia memimpin rumah tangga.

by: adrian

Tradisi Jawa di Tanah Rantau

Jumat, 01 Juni 2018

Indonesia Negaraku, Pancasila Dasar Negaraku

Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila dan UUD ’45. Pancasila memuat butir-butir penting berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia. Butir-butir penting tersebut sebenarnya sudah ada jauh sebelum kemerdekaan bangsa ini (17 Agustus 1945). Karena itulah, orang mengatakan bahwa para pemikir (termasuk Bung Karno, pencetus ide Pancasila) menemukan butir-butir tersebut, bukan menciptakan, yang kemudian dinamakan PANCASILA.
Patut diakui, dari zaman pergolakan hingga kini, selalu ada usaha untuk merongrong dasar negara itu. Ada pihak-pihak tertentu berusaha untuk menggantikannya. Harus jujur dikatakan bahwa pihak-pihak itu adalah PKI (Partai Komunis Indonesia) dan Islam. PKI ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis, sedangkan Islam mau mengubah dasar negara ini dengan ajaran Islam.
Akankah Pancasila tergeserkan oleh dua kekuatan tersebut? Sangat menarik kalau membaca tulisan berikut ini. Penulis memang tidak memberikan jawaban langsung terhadap pertanyaan tersebut. Penulis hanya memberikan sebuah tesis, yang menjadi judul tulisannya. Dari uraian tersebut, pembaca dapat menemukan jawaban atas pertanyaan tadi.
Lebih lanjut mengenai tulisan tersebut dapat dibaca di “Tanpa Pengamalan, PANCASILA Itu Mati”.

ORANG KUDUS BULAN JUNI