Jumat, 07 Oktober 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH ALI IMRAN AYAT 108

 


Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidak berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam. (QS 3: 108)

Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an yang sekarang ini merupakan kumpulan wahyu Allah, yang secara langsung disampaikan kepada nabi Muhammad. Dasar keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang berasal dari Allah terdapat dalam Al-Qur’an sendiri. Artinya, Allah sendiri sudah mengatakan bahwa kitab itu datang dari-Nya; bahwa Dia menyampaikan langsung kepada Muhammad. Kurang lebih prosesnya sebagai berikut: Allah berfirman dan Muhammad mendengarkan, lalu meminta orang untuk menuliskan kembali apa yang didengarnya. Tulisan-tulisan wahyu Allah itu tersebar di banyak benda seperti kulit hewan, kayu atau daun. Setelah sekian lama, tulisan-tulisan itu dikumpulkan, dan jadilah Al-Qur’an seperti sekarang ini. Jadi, apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an diyakini sebagai kata-kata Allah sendiri, sehingga pelecehan terhadapnya akan dilihat sebagai penistaan terhadap Allah. Terhadap orang yang melakukan hal ini, Allah telah memberi perintah untuk dibunuh (QS al-Maidah: 33).

Berangkat dari premis ini, haruslah dikatakan bahwa kutipan ayat di atas merupakan perkataan Allah sendiri. Memang harus diakui juga tidak seluruhnya merupakan kata-kata Allah. Kata yang ada dalam tanda kurung, “siapa pun” dipastikan merupakan tambahan kemudian dari manusia. Dengan kata lain, kata tersebut bukan dari Allah. Artinya, sesuai dengan konteksnya waktu itu Allah berkata kepada Muhammad, “Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidak berkehendak menzalimi di seluruh alam.”

Apabila dicermati sekilas, terlihat kalimat Allah di atas terdiri dari 2 kalimat yang disatukan. Kalimat pertama, “Itulah ayat-ayat-Ku yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar.” dan kalimat kedua adalah “Allah tidak berkehendak menzalimi di seluruh alam.” Tanpa penalaran dengan akal sehat, tentulah kalimat Allah ini tidak bermasalah. Kalimatnya sederhana, jelas dan mudah, sesuai wahyu Allah. Namun jika dicermati dengan akal sehat akan ditemukan keanehan. Apa yang aneh dalam wahyu Allah ini?

Pertama, jika kutipan asli kalimat Allah ini ditempatkan pada konteksnya, yaitu Allah berbicara dan Muhammad mendengarkan, langsung terlihat ada DUA Allah. Allah yang pertama adalah Allah yang berbicara. Allah ini seakan memberi laporan kepada Muhammad soal ayat-ayat Allah yang dibacakannya dan bahwa Allah tidak akan menzalimi siapa pun. Ayat-ayat yang dibacakan Allah yang berbicara kepada Muhammad, bukanlah ayat-ayat miliknya, tetapi milik Allah yang lain. Karena itulah, harus dikatakan ada Dua Allah. Jika hanya SATU, seharusnya waktu itu Allah berkata, “Itulah ayat-ayat-Ku yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Aku tidak berkehendak menzalimi di seluruh alam.