Senin, 02 Juli 2018

MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM RAHIM

Kebanyakan orangtua berpikir bahwa mendidik anak baru dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Hal ini disebabkan karena salah soal konsep anak dan mendidik. Mereka kira anak usia 0 tahun tidak tahu apa-apa, dan mendidik itu seperti mengajar. Di sini terlihat adanya budaya instan, mendidik langsung bisa dapat hasilnya. Karena anak belum bisa mengerti, pastilah apa yang disampaikan tidak langsung terlihat hasilnya.
Padahal mendidik anak itu harus sudah dimulai sejak anak masih bayi. Bahkan bila perlu mendidiknya sejak masih dalam rahim. Sudah terbukti bahwa janin usia 18 – 20 minggu sudah bisa mendengar dengan baik. Karena itu, usahakan untuk selalu memperdengarkan suara-suara positip, entah itu irama musik atau juga komunikasi.
Ada sebuah cerita menarik dari seorang ibu. Ketika anaknya yang masih bayi rewel, anak itu akan tenang ketika mendengarkan lagu gregorian dan lagu rohani. Di gereja juga, ketika mendengarkan lagu gregorian, anak itu akan tenang mendengarkan. Hal ini dia kaitkan dengan kebiasaannya mendengarkan lagu gregorian (kebetulan ibu ini anggota koor) dan lagu rohani waktu hamil. Sambil mengerjakan urusan rumah tangga, dia selalu menyetel musik rohani. Dan ternyata anak di dalam rahimnya ikut menikmati.
Oleh karena itu, komunikasi suami istri hendaknya dijaga. Jangan sampai terjadi pertengkaran ketika anak masih dalam rahim. Usahakan membina komunikasi yang harmonis. Tak salah juga jika suami dan/atau juga istri meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan janin. Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok, harus dijauhkan dari janin. Bawalah janin ikut ke gereja atau doa komunitas.
by: adrian