Rabu, 30 April 2014

Efek Disiplin pada Anak

PENGARUH DISIPLIN PADA ANAK-ANAK
Pengaruh pada Perilaku
Anak yang orang tuanya lemah akan mementingkan diri sendiri, tidak menghiraukan hak-hak orang lain, agresif dan tidak sosial. Anak yang mengalami disiplin yang keras, otoriter, akan sangat patuh bila dihadapan orang-orang dewasa, namun agresif dalam hubungannya dengan teman-teman sebayanya. Anak yang dibesarkan di bawah disiplin yang demokratis belajar mengendalikan perilaku yang salah dan mempertimbangkan hak-hak orang lain.

Pengaruh pada Sikap
Anak yang orang tuanya melaksanakan disiplin otoriter maupun disiplin lemah cenderung membenci orang-orang yang berkuasa. Anak yang mengalami disiplin yang otoriter merasa diperlakukan tidak adil; anak yang orang tuanya lemah merasa bahwa orang tua seharusnya memperingkatkan bahwa tidaksemua orang dewasa mau menerima perilaku yang tidak disiplin. Disiplin yang demokratis dapat menyebabkan kemarahan sementara tetapi bukan kebencian. Sikap-sikap yang terbentuk sebagai akibat dari metode pendidikan anak cenderung menetap dan bersifat umum, tertuju kepada semua orang yang berkuasa.

Pengaruh pada Kepribadian
Semakin banyak hukuman fisik digunakan, semakin anak cenderung menjadi cemberut, karas kepala dan negativistik. Ini mengakibatkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk, yang juga merupakan ciri khas dari anak yang dibesarkan dengan disiplin yang lemah. Anak yang dibesarkan di bawah disiplin yang demokratis akan mempunyai penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang terbaik.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 126

Orang Kudus 30 April: St. Pius V

SANTO PIUS V, PAUS
Antonius Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572) . Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orang tuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri berusaha bekerja untuk membantu orang tuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di pegunungan. Tetapi atas bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan-aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.

Ia menjadi mahaguru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditabhiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih Paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki tahkta kepausan. Akhirnya atas nasehat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi Paus. Seluruh Gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang Paus baru yang saleh dan suci.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja, beliau menghadapi banyak masalah. Ia berusaha mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat Kristen atas angkatan laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.

Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kepausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; memberantas korupsi yang terjadi di Roma dan negara Kepausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dirancangnya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin Gereja sejagat.

Renungan Hari Rabu Paskah II - A

Renungan Hari Rabu Paskah II, Thn A/II
Bac I   : Kis 5: 17 – 26; Injil          : Yoh 3: 16 – 21;

Hari ini Injil masih menampilkan lanjutan diskusi Yesus dengan Nikodemus, seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi. Tema diskusi hari ini seakan merangkum isi dari dua diskusi sebelumnya, yaitu rencana keselamatan Allah. Dalam diskusi kali ini, Yesus mengungkapkan rencana indah Allah untuk keselamatan umat manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (ay. 16). Jadi, Allah menawarkan keselamatan yang harus ditanggapi oleh umat manusia dengan iman sehingga keselamatan itu terwujud. Namun, masih ada juga yang menolak tawaran itu. Mereka-mereka itu diibaratkan dengan manusia yang menyukai kegelapan (ay. 19).

Pertentangan antara gelap dan terang yang diungkapkan Injil merupakan ungkapan pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Orang jahat selalu menolak terang (kebaikan). Salah satu penyebabnya adalah iri hati. Hal ini terungkap dalam bacaan pertama. Imam Besar dan para pengikutnya mulai bertindak tegas terhadap para murid Yesus karena mereka iri hati (ay. 17). Mereka memasukkan para murid ke dalam penjara kota.

Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mau menyadarkan kita kembali soal pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Sebagai murid-murid Yesus, kita dipanggil untuk senantiasa menampilkan kebaikan dalam kehidupan karena hal itu merupakan salah satu ungkapan iman kita. Allah telah menawarkan terang-Nya dan kita telah menerimanya sehingga kita harus hidup dalam terang itu. Namun, kita mesti sadar bahwa ada banyak orang yang tidak akan suka dengan terang kita dan mereka akan berusaha menyusahkan kita. Tuhan menghendaki supaya kita tidak takut, melainkan tetap teguh menampilkan terang itu dalam setiap gerak kehidupan.

by: adrian