Rabu, 23 Januari 2013

Fakta HIV/AIDS Yang Musti Diketahui

5 FAKTA HIV/AIDS YANG MUSTI DIKETAHUI


Kasus HIV/AIDS di Indonesia makin mengkhawatirkan. Di Indonesia secara kumulatif kasus pengidap HIV dan AIDS mulai Januari 1987 hingga 31 Maret 2009 terdiri dari HIV 6.668 kasus, AIDS 16.964 kasus. Proporsi kumulatif untuk kasus AIDS menurut golongan usia, antara lain di bawah usia satu tahun mencapai 135, usia satu hingga empat tahun mencapai 175, usia lima hingga empat belas tahun mencapai 88.

Sebagaimana dikutip dari Kompas, pengidap HIV yang sudah parah dan menanti ajal (saat ini sudah meninggal), usia lima belas hingga sembilan belas tahun mencapai 522, usia dua puluh hingga dua puluh sembilan tahun mencapai 8.567 kasus. Sedangkan usia 30 hingga 39 tahun mencapai 4.997, usia 40 hingga 49 tahun mencapai 1.427, usia 50 hingga 59 tahun mencapai 404, usia di atas 60 tahun mencapai 91, dan tak diketahui usia penderita mencapai 558 kasus.

Dari data ini, penderita usia remaja dan produktif cukup banyak. Ini mengkhawatirkan. Sebagian besar remaja menganggap HIV sebagai penyakit yang tak berbahaya. Lebih parah lagi, banyak sekali pemahaman salah terkait HIV/AIDS. Mari kita lihat 5 fakta mengenai HIV/AIDS yang wajib diketahui remaja:

1. HIV tidak pandang bulu
Sejak epidemi HIV dimulai 20 tahun lalu, stereotipe yang beredar di masyarakat tentang penderita HIV yaitu para gay, pemakai narkoba dan para pekerja seks komersial lah yang mendapat label tersebut. Faktanya, semua orang bisa terkena HIV, dari usia tua, muda, kaya, miskin, wanita, pria, maupun anak–anak dan dari berbagai macam profesi.

2. Seks oral tak seaman yang dipikirkan
Oral sex seringkali dianggap sebagai cara “aman” melakukan hubungan seksual. Faktanya, berdasar penelitian, cairan tubuh yang terinfeksi seperti semen dan sekresi vagina yang mengandung konsentrasi virus HIV tinggi bisa memasuki aliran darah melalui membran mukosa mulut.

3. Jangan cuma khawatir hamil
Banyak remaja percaya, satu–satunya risiko berhubungan seks tanpa proteksi adalah kehamilan. Karena itu dipakailah pil KB, oral seks dan ejakulasi di luar demi mencegah kehamilan. Padahal, banyak hal yang harus dikhawatirkan selain kehamilan, yakni adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, termasuk HIV yang bisa mengancam kehidupan.

4. Kadang orang tak bilang sesungguhnya dan kita tak tahu faktanya
Coba pikirkan sejenak kalimat di atas. Berapa banyak orang yang mengakui bahwa mereka menderita HIV jika ditanya oleh pasangan barunya? Berapa banyak orang yang mengakui kehidupan seksual mereka ketika mereka baru mengenal seseorang? Berapa banyak orang yang benar–benar mengetahui status HIV mereka dan status kesehatan orang–orang yang bersama mereka sebelumnya? Sebuah pernyataan “partner saya tidak mengidap HIV” hanya bisa diterima jika disertai dengan bukti nyata tes HIV negatif. Tanyalah dengan jelas status HIV mereka dan mintalah mereka melakukan tes sebagai bukti.

5. Belum ada obat untuk si pembunuh
Meski orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa hidup lebih lama berkat obat antiretroviral, obat ini tidak menyembuhkan. Kalau pun obat-obat ini melindungi dari infeksi opportunistik ini bukanlah “jalan pintas” dari infeksi HIV. Obat ini bahkan menyebabkan efek samping seperti diare, kelelahan berlebihan, kemerahan, mual dan muntah.

Jadi, sebaiknya pikirkanlah dahulu sebelum berbuat terlalu jauh dan merusak masa depan Anda, karena HIV merupakan “silent killer”, si pembunuh senyap yang jelas akan membuat Anda menyesal di masa depan karenanya.

oleh Dr. Intan Airlina Febiliawanti
source : ruanghati.com

Orang Kudus 23 Januari: St. Ildephonsus

SANTO ILDEPHONSUS, USKUP & PENGAKU IMAN
Sebagai seorang pemuda turunan bangsawan, Ildephonsus memiliki banyak harta kekayaan dan dihormati masyarakat. Kehidupannya dihiasi dengan kesenangan-kesenangan duniawi bersama kawan-kawannya. Meskipun demikian, Tuhan mempunyai suatu rencana khusus atas dirinya. Atas rahmat Allah, Ildephonsus mengubah cara hidupnya. Ia meninggalkan segala kefanaan duniawi lalu mengikuti Yesus.

Kemudian ia mengajukan permohonan kepada pimpinan sebuah biara dekat Toledo, Spanyol, untuk menjadi seorang biarawan. Permohonannya itu diterima. Sejak itu ia mulai menjalani suatu corak hidup yang baru, yang bisa lebih mendekatkan dirinya pada Tuhan. Perkembangan hidup rohani menjadi perhatiannya yang utama. Devosi kepada Bunda Maria merupakan kecintaannya. Ia kemudian dipilih menjadi Abbas biara itu.

Sebagai pimpinan biara, Ildephonsus mengerahkan seluruh perhatian dan dayanya demi kemajuan biaranya. Dengan bijaksana dan pandangan-pandangannya yang baik, ia mampu melawan setiap ajaran iman yang tidak benar. Pernah ia menulis sebuah buku untuk melawan ajaran sesat yang menyangkal keperawanan Bunda Maria sebagai Bunda Allah.

Pada tahun 657 ia diangkat sebagai Uskup Agung kota Toledo. Dengan bijaksana ia memimpin umatnya. Devosi kepada Bunda Maria yang menjadi kecintaannya merambat luas menjadi devosi sluruh umatnya. Bahkan atas anjurannya, di seluruh kerajaan Spanyol, devosi kepada Maria menjadi suatu devosi dan ibadat nasional. Bunda Maria pernah menampakkan diri kepdanya ketika ia sedang merayakan misa pada pesta Maria Diberi Kabar Gembira, dan mengucapkan banyak terima kasih atas jasa-jasanya untuk membela kehormatannya. Ia meninggal dunia pada tahun 667.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa II-C

Renungan Hari Rabu Biasa II, Thn C/I
Bac I : Ibr 7: 1 – 3, 15 – 17; Injil       : Mrk 3: 1 –6

Tema Injil hari ini sama dengan yang kemarin. Yesus melawan kaum Farisi dan ahli Taurat. Kalau kemarin Yesus melawan mereka dengan memakai argumen biblis, kali ini Yesus mengajukan pertanyaan sederhana. "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" (ay. 4). Pertanyaan ini sebenarnya berguna juga untuk menguji nilai sebuah aturan: apakah aturan itu demi manusia atau aturan itu sendiri.

Jelas para pengkritik Yesus tidak mau menjawab karena mereka menghadapi situasi dilematis. Bungkamnya mereka menunjukkan bahwa mereka terlalu kaku dalam menerapkan aturan. Injil menampilkan bahwa Yesus mengatasi aturan, karena nilai yang mau diperjuangkan Yesus adalah hidup manusia. Aturan yang menindas kemanusiaan harus ditinggalkan. Gambaran Yesus dalam Injil ini mirip seperti Melkisedek yang diutarakan penulis Surat Kepada Orang Ibrani. (ay. 18).

Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk meneladani Yesus dalam menyikapi peraturan. Ajaran Yesus tentang aturan sudah jelas, yaitu bahwa aturan itu untuk manusia secara universal, bukan untuk segelintir kelompok apalagi kepentingan pribadi. Aturan yang menindas atau membuat manusia menderita dan tidak bisa berkembang adalah peraturan yang buruk dan jahat. Aturan itu harus dilawan.

by: adrian