Senin, 27 Januari 2020

TINJAUAN KRITIS ATAS BUKU SEJARAH TUHAN


Salah satu ciri khas buku-buku Karen Armstrong adalah memuji islam, dan pujian tersebut dapat dikatakan ‘jauh panggang dari api’. Kenapa Karen melakukan hal ini? Patut diduga salah satu alasannya adalah popularitas, baik dirinya maupun bukunya. Di balik itu semua tentulah uang. Karena itu, buku-buku Karen termasuk best seller, dan popular di kalangan islam. Di Indonesia sendiri, buku-buku Karen diterjemahkan oleh penerbit Mizan, salah satu penerbit islam. Dapat dipastikan, Penerbit Mizan mau menerbitkan buku-buku Karen karena tulisan-tulisan Karen bernada positif terhadap islam. Karena itu, dalam buku Sejarah Tuhan ini Penerbit Mizan tetap menyisipkan wawancara Amazon.com dengan Karen Armstrong. Sebenarnya wawancara tersebut tidak ada dalam buku aslinya, karena wawancara itu diadakan setelah terbitnya Sejarah Tuhan. Jadi, Mizan segaja melampirkannya kembali karena dalam wawancara itu pujian terhadap islam begitu nyata.
Bagaimana bisa menjadi best seller? Sepertinya Karen pintar membaca karakter orang islam, Kristen dan masyarakat lainnya. Umumnya umat islam memiliki tipe emosional, melihat sesuatu berdasarkan perasaan. Karena itu, salah satu ciri khas karakter islam adalah suka bila agamanya dipuji. Umat islam bukan hanya senang, tetapi akan membela. Terkait dengan buku, tentulah buku itu akan dibeli. Kalau buku yang menjelek-jelekkan islam, bukan saja tidak akan dibeli tetapi pasti musnah dibakar api. Sedangkan orang Kristen lebih menggunakan akal sehat. Apa pun yang dihadapinya akan ditelaah dengan akal budi. Karena itu, buku Karen, sekalipun agak bernada negatif terhadap kekristenan, tetap dibaca dengan kritis. Artinya, buku itu tetap akan dibeli. Sementara itu, tak sedikit juga orang memiliki karakter melawan arus umum. Banyak orang suka membaca buku-buku yang lain dari biasanya.
Positif Negatif Buku Ini

MARI UBAH KEBIASAAN SUKA MENUNDA

Salah satu kebiasaan buruk manusia adalah suka menunda. Terkait dengan hal ini, seorang filsuf Perancis sekaligus tokoh feminism modern, Simone de Beauvoir (1908 – 1986), pernah berkata, "Ubah hidup Anda hari ini. Jangan bertaruh pada masa depan, lakukan sekarang, jangan tunda lagi." Dalam pernyataan tersebut sangat jelas keinginan dan nasehat de Beauvoir agar orang segera bergerak; jangan menunda. Kenapa orang tidak boleh menunda-nunda?
Di balik kebiasaan menunda, terlihat secara implisit adanya tuntutan atau kebutuhan manusia yang tidak sedikit. Terhadap semuanya itu, manusia dihadapkan pada pilihan. Dari sini lahirlah tuntutan akan skala prioritas. Orang ahrus bergerak berdasarkan skala prioritas. Suatu prioritas yang jauh lebih penting harus segera dilaksanakan, jangan ditunda demi suatu prioritas yang rendah. Jangan sampai prioritas rendah mengalahkan prioritas yang jauh lebih penting. Itulah kebiasaan menunda.
Kebiasaan suka menunda bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Seseorang akan sulit berhasil jika ia suka menunda-nunda pekerjaan. Laksamana Laut Amerika, William Halsey mengatakan, "Segala masalah akan menjadi lebih kecil jika Anda tidak menghindarinya, tetapi menghadapinya." Ini berarti tidak menunda. Kebiasaan menunda adalah juga kebiasaan menghindari persoalan.
Penundaan merupakan pupuk yang menghambat pertumbuhan. Jika kita terlalu lama membuat keputusan untuk sebuah peluang yang tiba-tiba datang, peluang itu akan hilang. Kerap terjadi bahwa peluang kedua itu jarang terjadi. Karenanya menyesal kemudian tidak ada arti.