Sabtu, 12 Februari 2022

Renungan Hari Minggu Biasa VI – C

 Renungan Hari Minggu Biasa VI, Thn C

Bac I  Yer 17: 5 – 8; Bac II        1Kor 15: 12, 16 – 20;

Injil    Lukas 6: 17, 20 – 26;

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus menyampaikan sabda bahagia dan sabda celaka. Mulai ayat 20 – 23, Yesus menyampaikan sabda bahagia, sedangkan dalam 3 ayat berikutnya merupakan sabda celaka. Jika direfleksikan kedua sabda ini, pesan yang mau disampaikan adalah orang yang berbahagia adalah orang yang mengandalkan Tuhan, sedangkan yang celaka adalah orang yang mengandalkan diri sendiri. Secara eksplisit Yesus memberi contoh untuk orang yang berbahagia, yaitu para nabi (ay. 23). Para nabi adalah mereka yang selalu mengandalkan hidupnya pada penyelenggaraan ilahi. Mereka percaya pada belas kasih Allah. Untuk contoh orang yang celaka adalah nabi-nabi palsu (ay. 26). Sekalipun berstatus “nabi” tapi palsu, mereka berkarya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, mencari kepuasan dan mengandalkan kekuatan sendiri.

Apa yang diwartakan Yesus dalam Injil sejalan dengan warta nabi Yeremia. Dalam bacaan pertama Yeremia menyampaikan warta kutukan dan warta berkat. Jadi, sangat mirip dengan warta Yesus. Hanya beda istilah saja. Siapa yang dikutuk dan siapa yang diberkati menurut Yeremia? Sama seperti warta Yesus, Yeremia mengatakan bahwa mereka yang mengabaikan Tuhan dan mengandalkan kekuatan sendiri adalah terkutuk (ay. 5), sedangkan yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya adalah terberkati (ay. 7).

Paulus dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus juga mempunyai pesan yang kurang lebih sama. Dalam bacaan kedua, Paulus menekankan tentang kebenaran iman, yaitu “bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (ay. 20). Paulus meminta jemaat untuk berpegang teguh pada kebenaran iman ini, jangan pada kebenaran palsu. Dapat dipastikan jika berpegang pada kebenaran iman, maka keselamatan menghampiri kita, tapi jika sebaliknya, maka kebinasaanlah yang datang.

Bahagia dan celaka, berkat dan kutuk atau selamat dan binasa merupakan bagian dari hidup. Jika dihadapkan pada manusia, tentulah pilihannya adalah bahagia, berkat dan selamat. Tak ada manusia suka akan celaka, kutuk dan binasa. Setiap manusia akan berusaha untuk menghindarinya. Namun, sejauh mana manusia setia berupaya mewujudkan bahagia, berkat dan selamat? Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa kebahagiaan, berkat dan keselamatan akan ada bila kita benar-benar mengandalkan penyelenggaraan ilahi dalam hidup. Dengan kata lain, kita tidak pernah melupakan Tuhan.