Sabtu, 31 Agustus 2013

Mencari Sosok DPR Ideal

Ketika mengikuti Pemilu 2008 lalu, tentulah rakyat menaruh harapan akan perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini. Harapan itu diletakkan pada pundak wakil rakyat. Kiranya harapan dapat terwujud memiliki dasar karena Pemilu mengambil sistem memilih orang. Rakyat akan terhindar dari praktek “memilih kucing dalam karung”. Rakyat tahu, atau mungkin juga kenal, siapa yang dipilihnya.
            Namun hati kita akan sedih bila melihat berbagai kasus yang mewarnai lembaga ini, mulai dari kasus korupsi dengan mafioso-nya sampai pada tindakan tak terpuji, seperti bolos, tidur saat sidang atau gaya hidup wah. Janji-janji yang pernah diucapkan saat kampaye, kini hanya tinggal pepesan kosong. Lembaga DPR yang sebenarnya adalah pelayan masyarakat, kini justru menjadikan rakyat sebagai pelayan mereka. Karena itulah, orang lantas mengartikan DPR dengan Dewan Pemeras Rakyat.
            Keprihatinan inilah yang mendasari tulisan ini untuk mencari kriteria apa yang cocok buat anggota dewan di masa depan. Namun saya melihat bahwa tidak cukup berhenti pada kriteria (pribadi) anggota DPR. Kita harus meninjau juga “sistem” yang ada. Karena, membandingkan dunia perpajakan, seperti dalam tulisan Heri Prabowo, masuk ke dunia mafia DPR tak berkaitan dengan watak seseorang.[1] Artinya, sekalipun manusianya “baik” menurut kriteria, tapi jika lingkungannya buruk (baca: sistem), maka manusianya pun berpeluang busuk. Karena itulah, untuk mewujudkan DPR yang ideal, bagi saya, selain kriteria diperlukan juga pengaturan sistem yang membentuk anggota dewan itu menjadi ideal.

12 Kriteria Anggota DPR
Ada banyak kriteria yang bisa diajukan untuk mencari sosok anggota dewan yang ideal. Dalam tulisan ini akan diberikan 12 kriteria.
a.        Takut akan Tuhan
Salah satu slogan kampanye Basuki T Purnama[2] dalam pemilihan gubernur Bangka Belitung 2007 adalah “takut akan Tuhan”. Dasar pernyataan ini ada dalam Kitab Suci (Amsal 8: 13; 14: 27 dan 16: 6). Orang yang takut akan Tuhan akan menjauhi kejahatan, sehingga ia terhindar dari maut (baca: jerat hukum). Karena itu, sikap “takut akan Tuhan” ini hendaknya dimiliki para anggota dewan.
b.        Kesederhanaan
Sangat diharapkan agar anggota dewan yang akan datang memiliki pola hidup sederhana. Salah satu wujud pola hidup sederhana adalah sikap penuh syukur. Dengan sikap penuh syukur, anggota dewan terhindar dari jerat budaya materialisme, hedonisme dan konsumtivisme yang menjadi biang orang melakukan korupsi.
c.         Jujur, Adil dan Tegas
Pada 30 Juli 2010 Pong Harjatmo melakukan aksi “gila” dengan membubuhkan tulisan di atap gedung DPR: Jujur, Adil, Tegas. Pesan yang mau disampaikan kiranya jelas, yaitu agar anggota dewan memiliki sikap jujur, adil dan tegas.
d.        People Oriented
Ketika terpilih, hendaknya anggota dewan sadar bahwa dirinya dipilih orang rakyat. Sebagai wujud terima kasih atas kepercayaan rakyat, maka hendaknya anggota dewan lebih memperhatikan kepentingan rakyat dari pada partai. Sikap people oriented berarti anggota dewan mengabdikan dirinya secara total untuk kepentingan rakyat, khususnya rakyat kecil.
e.         Ugahari
Anggota dewan di masa depan hendaknya memiliki keutamaan keugaharian. Ugahari berarti suatu pengendalian diri. Keutamaan ini memiliki keunggulan dalam menghadapi keinginan-keinginan dan kesenangan yang tidak biasa bagi kebanyakan masyarakat umum.[3] Dengan sifat ini, anggota dewan bisa berkata “tidak” terhadap korupsi, malas atau tindakan tak terpuji lainnya yang sudah lumrah di lingkungan DPR.
f.         Bermoral
Moral merupakan pedoman yang mengatur manusia untuk melakukan yang baik dan menghindar yang buruk.[4] Sangat diharapkan di masa depan anggota dewan memiliki moralitas sehingga mereka dapat menghindar hal-hal yang buruk dan berusaha melakukan hal yang baik.
g.        Cerdas berhati nurani
Tentulah diharapkan agar anggota dewan itu harus memiliki kecerdasan yang mumpuni agar tidak malu-maluin. Kecerdasan dapat membantu anggota dewan untuk bersikap kritis. Namun hendaknya tidak hanya berhenti pada cerdas otak, tetapi juga harus cerdas hati. Untuk itu mereka harus memiliki hati nurani yang bisa mengajak mereka untuk berempati dan bersolidaritas dengan korban.
h.        Profesional
Profesional berasal dari kata profesi. Dari akar katanya, profesi berarti "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".[5] Umum mengartikan profesi sebagai pekerjaan, meski tidak semua pekerjaan itu adalah profesi. Dikaitkan dengan anggota dewan, maka harus dilihat bahwa ke-DPR-an ini memang merupakan pekerjaan anggota dewan, bukan kerja sampingan dan tidak ada kerja sampingan lainnya, sehingga bisa fokus akan tugasnya.
i.          Berani berkorban
Yesus pernah menasehati murid-Nya, yang kelak akan menjadi pemimpin, agar tidak seperti pimpinan duniawi pada umumnya yang memerintah rakyatnya dengan “tangan besi”. Sebaliknya “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."[6] Memberikan “nyawa” berarti mau berkorban demi rakyat. Inilah yang diharapkan pada anggota dewan kelak.
j.          Rendah hati
Kriteria rendah hati ini tidak hanya tampak dalam penampilan saja melainkan juga dalam sikap dan tutur kata. Contoh profil rendah hati terlihat dalam diri Bapak Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN. Sikap ini akan memangkas jarak anggota dewan dengan rakyat.
k.        Arif
Kearifan tumbuh di atas kerendahan hati. Sikap ini akan menuntun orang untuk dengan benar memilih tindakan yang harus diterapkan.[7] Dengan sikap ini, tentulah anggota dewan dapat terhindar dari praktek-praktek tak terpuji.
l.          Punya prinsip
Tak ada gading yang tak retak. Dalam perjalanan tugas, tentulah anggota dewan akan menghadapi masalah, baik internal maupun eksternal. Berkaitan dengan ini sangat diharapkan agar mereka memiliki prinsip dan berpegang pada prinsip sekalipun akan menjadi korban. Sophan Sophiaan adalah contohnya. Dia adalah anggota DPR/MPR pertama di era reformasi yang berani mengundurkan diri karena tidak setuju dengan sikap politik partainya.

Sistem yang Mendukung
            Di atas sudah dikatakan bahwa jika hanya mengandalkan kriteria, sekalipun bagusnya, akan menjadi sia-sia bila tidak ditunjang sistem yang mendukung. Sistem apa yang dibutuhkan agar kriteria anggota dewan yang ideal bisa terwujud sehingga harapan akan perubahan bangsa ini dapat terealisasi?
a)        Anggota dewan adalah wakil rakyat, bukan wakil partai. Ini musti didukung dengan aturan yang tegas. Karena itu, harus dihapus istilah fraksi dalam DPR.
b)        Badan Kehormatan harus lembaga independen. Ini juga harus didukung dengan penerapan aturan dan sanksi yang tegas terhadap anggota dewan tanpa harus konsultasi dengan partainya.
c)        Hapus “politik uang” bagi calon anggota dewan. Salah satu kriteria adalah profesional. Di negara ini ada begitu banyak pengangguran yang sebenarnya berkualitas menjadi anggota dewan. Persoalannya adalah mereka tidak punya uang banyak untuk membayar ke partai. Dengan menghapus “politik uang” ini, kita memberi kesempatan kerja kepada mereka. Dengan demikian angka pengangguran berkurang.
d)       Akuntabilitas kinerja anggota dewan. Setiap tiga bulan setiap anggota dewan wajib membuat laporan kinerjanya. Laporan itu bisa diakses di website DPR atau dipublikasi di media massa yang ada. Hal ini sudah dilakukan oleh Basuki Purnama, anggota DPR dari partai Golkar (sebelum akhirnya pindah ke Gerinda).

Penutup
            Demikianlah beberapa buah pikiran untuk mewujudkan adanya sosok anggota dewan yang ideal demi terciptanya perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini. Namun di atas semuanya itu, political will menjadi mutlak dibutuhkan. Tanpa adanya kemauan dan usaha, semuanya menjadi percuma.
Tanjung Balai-Karimun, 15 Maret 2012
by: adrian



[1] Bdk. Heri Prabowo, “Dhana, Saya dan Mafia Pajak”, dlm KOMPAS, 8 Maret 2012, hlm. 6
[2] Dikenal sebagai Ahok, yang dinobatkan majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia (2006). Dan pada 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan.
[3] Dr. William Chang, OFMCap, Menggali Butir-Butir Keutamaan. Yogyakarta: Kanisius, 2002, hlm. 38-39
[4] Bdk. Sonny Keraf, Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, 1991, hlm. 20
[5] Wikipedia untuk kata profesi, 14 Maret 2012, 10:48
[6] Markus 10: 42-45
[7] Dr. William Chang, ibid. Hlm 36-37

Orang Kudus 31 Agustus: St. Raymundus Nonnatus

Santo raymundus nonnatus, pengaku iman
Julukan ‘Nonnatus’ yang berarti ‘Yang tidak dilahirkan’ serta merta menunjukkan kepada kita bahwa ada suatu keanehan seputar saat kelahiran Raymundus. Memang Raymundus lahir tidak seperti biasanya. Ibunya meninggal dunia karena sakit keras selagi Raymundus masih ada dalam kandungan. Demi menyelamatkan dia, dokter terpaksa melakukan operasi terhadap ibunya yang sudah tak bernyawa lagi. Dokter berhasil mengeluarkan dia dari rahim ibunya. Karena itulah ia dijuluki ‘Nonnatus’.

Raymundus lahir di Portello Katalonia, Spanyol, pada tahun 1204. Ayahnya seorang bangsawan dari keluarga Sarrois yang disebut juga keluarga Segers. Meskipun berdarah bangsawan, namun keluarganya hidup miskin dan serba kekurangan. Raymundus mengalami kegetiran hidup itu selama masa mudanya. Meskipun terlilit kemiskinan, ia tetap riang. Dalam doa dan imannya yang teguh, ia menyerahkan hidupnya kepada penyelenggara ilahi Allah. Dalam situasi sulit ini, ia mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak merestui dan menyuruh dia mengusahakan kebun mereka yang terletak jauh dari kampung halaman dengan maksud agar dia dapat melupakan cita-citanya itu. Namun usaha sang ayah ini tidak berhasil. Sebaliknya Raymundus lebih banyak mempunyai waktu untuk berdoa dan merenung.

Setelah mengalami banyak kesulitan, ia diterima oleh Santo Petrus Nolaskus dalam tarekat Mercederian. Ordo ini didirikan pada tahun 1256 dengan tujuan pokok ialah membebaskan para budak dan tawanan yang beragama kristen dari tangan orang-orang islam. Mula-mula Raymundus bekerja di Barcelona selama 3 tahun. Kemudian ia diutus ke Aljazair, Afrika Utara, untuk menebus para budak dan tawanan kristen dari tangan orang-orang islam. Ia membawa banyak uang untuk menebus mereka. Namun uang itu ternyata tidak mencukupi. Karena itu ia dengan suka rela menyerahkan diri sebagai pengganti para budak dan tawanan itu. Ia bekerja keras sambil mewartakan Injil Kristus dan mengajar agama. Kegiatannya ini menimbulkan amarah besar di kalangan para majikan dan mandur, karena pengajarannya dianggap sangat merugikan mereka.

Raymundus dipenjarakan selama 8 bulan dengan siksaan yang berat. Bibirnya dilubangkan dan dikunci sehingga ia tidak bisa lagi mengajar orang banyak. Untunglah bahwa uang tebusan baginya segera tiba, sehingga ia dapat segera dibebaskan dan bisa kembali ke Spanyol.

Di sana ia mendapat kabar bahwa Paus Gregorius IX sangat terharu dan kagum akan ketabahan dan keberaniannya mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang islam. Paus mengangkatnya menjadi kardinal dan mengundangnya datang ke Roma. Tetapi rupanya Tuhan sudah puas dengan jasa-jasanya. Sementara di tengah perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya di Cordona, dekat Barcelona. Raymundus meninggal dunia pada tahun 1240. Ia dihormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan.


sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Sabtu Biasa XXI-C

Renungan Hari Sabtu Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : 1Tes 4: 9 – 11; Injil         : Mat 25: 14 – 30

Salah satu tema sabda Tuhan hari ini adalah kesungguhan. Dalam suratnya yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus meminta kesungguhan para jemaat. Kesungguhan itu dalam hal kasih. Dalam permintaan itu, bukan berarti Paulus meragukan penghayatan kasih mereka atau penghayatan kasih mereka tidak serius. Penghayatan kasih itu memang sudah ada dan serius, namun Paulus meminta agar lebih sungguh lagi. Hal ini bisa dipahami bahwa menjadi murid Yesus tidak bisa hana sekedar atau setengah-setengah, melainkan dituntut lebih.

Kesungguh juga menjadi tema dalam perumpamaan Yesus tentang talenta. Bukan soal banyak atau sedikitnya, melainkan kesungguhan dalam mengembangkan talenta itu. Sekalipun mendapatkan talenta sedikit, namun jika dengan kesungguhan mengembangkannya, maka talenta itu akan menghasilkan laba. Dan ini tentulah mendatangkan kebahagiaan tuan yang empunya talenta.

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa diri kita masng-masing sudah menerima “talenta” dari Tuhan. Tuhan menghendaki agar kita mengembangkan talenta tersebut. Mengembangkan talenta itu berarti kita telah bertanggung jawab. Dan untuk mengembangkan talenta itu, kita dituntut untuk bersungguh-sungguh.

by: adrian

Jumat, 30 Agustus 2013

Terjebak di Padang Pasir

Dua orang Kristen tersesat di padang pasir. Salah satunya adalah David, yang lain adalah Michael. Mereka sekarat karena kelaparan dan kehausan ketika mereka tiba-tiba menemukan sebuah oasis, dengan apa yang tampak seperti sebuah sebuah masjid di tengah.

David berkata kepada Michael: "Lihat, mari kita berpura-pura bahwa kita adalah Muslim, kalau tidak kita tidak akan mendapatkan makanan atau minuman. Saya akan menyebut diriku Ahmad."

Michael menolak untuk mengubah namanya, ia berkata: "Nama saya Michael. Aku tidak akan berpura-pura menjadi orang lain. Aku... Michael."

Imam masjid menerima keduanya baik dan bertanya tentang nama mereka.

Daud berkata: "Nama saya adalah Ahmad."
Michael berkata: "Nama saya Michael."

Imam berpaling kepada pembantu masjid dan berkata:
"Tolong bawa beberapa makanan dan air untuk Michael saja."

Kemudian ia berpaling ke yang lain dan berkata:
"Saudara Ahmad. Saya harap Anda menyadari bahwa kita masih dalam bulan suci Ramadhan."

Orang Kudus 30 Agustus: Beato Ghabra Mikael

Beato ghabra mikael, martir
Ghabra Mikael – yang berarti “Hamba dari Mikael” – adalah martir bangsa Afrika. Ia lahir di Etiopia pada tahun 1790. Semenjak kecil ia hidup dan dididik di dalam lingkungan dan iman bidaah Arianisme yang menyangkal kemanusiaan Yesus Kristus. Ghabra dikenal cerdas dan saleh. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai – Miryam di Etiopia. Oleh rekan-rekannya ia dikenal sebagai seorang biarawan yang saleh dan pintar, namun ia dicurigai sebagai seorang yang tidak menerima ajaran bidaah Arianisme. Meskipun demikian, Ghabra tetap kokoh pada pendiriannya. Ia tetap tekun mempelajari teologi dan berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus. Ia pun rajin mengunjungi berbagai biara yang tersebar di kawasan itu untuk mempelajari cara hidup mereka. Seluruh hidupnya hingga ia berusia 50 tahun boleh dikatakan merupakan suatu usaha pencarian terus menerus kebenaran sejati Yesus Kristus. Apa yang diajarkan Arianisme ditolaknya mentah-mentah. Sebaliknya ia mulai lebih tertarik pada ajaran yang disebarkan oleh iman katolik, bahwa Yesus Kristus itu sungguh Allah dan sungguh manusia.

Oleh pengaruh Yustinus de Yakobis, seorang uskup dari tarekat Kongregasi Misi, Ghabra dengan tegas memutuskan untuk memeluk iman katolik. Ia bertobat pada tahun 1844. Tujuh tahun kemudian (1851), Yustinus menahbiskan dia menjadi imam. Bersama Uskup Yustinus, Ghabra giat mengajar agama dan membangun sebuah kolese untuk mendidik anak-anak Etiopia. Ia juga menulis sebuah buku katekismus dalam bahasa Etiopia. Atas restu Uskup Yustinus, ia pun mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia.

Semua kegiatan ini menimbulkan amarah besar dari para penganut Arianisme, terutama Abuna Salama, Uskup Gereja Arian. Atas hasutannya, Theodorus II, Raja Abessinia, melancarkan penganiayaan besar atas semua orang lain yang tidak menganut ajaran Arianisme. Ghabra bersama beberapa orang katolik pengikutnya ditangkap dan disesah. Ghabra dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor. Setiap kali disesah, ia dengan tenang dan tegas menjawab, “Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu.” Akhirnya karena penderitaan yang ditanggungnya dan karena serangan penyakit kolera, Ghabra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.


Ghabra, seorang martir Kristus yang kokoh imannya. Seluruh hidup dan perjuangannya dapat dikatakan secara ringkas sebagai suatu pemuliaan terhadap sabda Allah yang menjadi manusia. Ia meninggal dunia sebagai seorang imam yang saleh dari tarekat Kongregasi Misi atau tarekat Imam-imam Lazaris.


sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Biasa XXI-C

Renungan Hari Jumat Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : 1Tes 4: 1 – 8; Injil            : Mat 25: 1 – 13

Dalam Injil hari ini Yesus menceritakan perumpamaan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana. Bodoh ini bukan dalam pengertian kemampuan intelektual, melainkan dalam sikap berkaitan dengan kehidupan. Jadi, yang mau ditekankan di sini adalah bagaimana menyikapi hidup. Orang yang bodoh berpikiran pendek, tidak punya rencana dan maunya enak terus. Berbeda dengan orang bijaksana yang berpikiran panjang dengan perhitungan, punya rencana dan strategi serta mau bersusah dahulu untuk senang kemudian. Sangat jelas kalau Yesus menghendaki para murid-Nya untuk bijaksana.

Sikap bijaksana dalam hidup juga diminta Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Paulus menasehati mereka untuk menyikapi hidup ini dengan bijaksana, bukan hanya dengan mengikuti “keinginan hawa nafsu.” (ay. 5). Dengan sikap bijaksana dalam hidup ini, umat diharapkan dapat hidup kudus dengan menjaga kekudusan dirinya.

Hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita menyikapi hidup kita dengan bijaksana. Salah satu cara sederhana adalah hidup yang tidak hanya mementingkan kenikmatan diri sendiri. Dengan sikap bijaksana ini kita dapat dengan berani mengalami kesusahan di masa kini demi kebahagiaan di masa yang akan datang.

by: adrian

Kamis, 29 Agustus 2013

Wafatnya Santo Yohanes Pembaptis

Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta kelahiran Yohanes Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat untuk memperingati kemartirannya. Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias, isteri Filipus, saudaranya, secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes ke dalam penjara. Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari kesempatan untuk membunuh Yohanes.

Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya, Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh Galilea. Kesempatan itu dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari di hadapan para tamu. Tariannya sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah kepadaku apa saja seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu.” Herodes bahkan bersumpah di hadapan para tamu, “Apa saja yang kau minta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku.” Gadis itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya, Herodias, untuk meminta pendapatnya. Tanpa banyak berpikir, Herodias berkata, “Kepala Yohanes Pembaptis.”

Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata, “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam.” Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Matius 14 mengatakan bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada puteri Herodias itu.

Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati dibunuh pada tahun 31.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Orang Kudus 29 Agustus: St. Sabina

SANTA SABINA, MARTIR
Sabina adalah isteri seorang bangsawan Romawi kristen bernama Valentinus. Ia menjadi kristen di bawah bimbingan Seraphia, seorang gadis kristen yang saleh. Sabina-lah yang mengurusi pemakaman Seraphia ketika ia dibunuh oleh kaki-tangan Kaisar Hadrianus pada abad kedua. Perbuatannya ini akhirnya juga menyebabkan dia ditangkap dan dibunuh. Sabina dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga dan anak-anak..

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Kamis Biasa XXI-C

Renungan Hari Kamis Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : Yer 1: 17 – 19; Injil         : Mrk 6: 17 – 29

Hari ini merupakan peringatan wafatnya Yohanes Pembaptis. Dia mati demi kebenaran. Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal keberanian menegakkan kebenaran. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari kitab Nabi Yeremia, diungkapkan pengalaman panggilan Nabi Yeremia. Dia diminta Tuhan untuk mewartakan pesan Allah, yaitu kebaikan dan kebanaran. Dalam permintaan itu Tuhan meminta Yeremia untuk tidak perlu takut, karena Allah senantiasa menyertainya.

Injil hari ini secara khusus mengisahkan kematian Yohanes Pembaptis. Dalam kisah itu tampak jelas bahwa Yohanes mati karena ia mau menegakkan kebenaran dan kebaikan, khususnya kepada Herodes dan Herodias. Yohanes tidak gentar menghadapi petinggi negarinya, karena ia sadar Tuhan selalu mendampinginya. Sekalipun karena prinsipnya Yohanes harus mati.

Sabda Tuhan hari ini mau menantang kita untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan bagi umat manusia. Dalam perjuangan ini tentulah kita akan mendapat tantangan. Tantangan itu bisa saja menakutkan, seperti berupa ancaman; tapi bisa juga menyenangkan, seperti tawaran harta dan kenikmatan. Lewat sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar, apapun tantangannya, hendaklah kita selalu berpegang pada kebenaran dan kebaikan.

by: adrian

Rabu, 28 Agustus 2013

Yang Keliru ttg Cowok

ANGGAPAN SALAH TENTANG COWOK
Nggak semua anggapan kita tentang cowok itu benar. Bahwa cowok itu egois, emosi tinggi, atau takut berkomitmen, bisa jadi itu hanya tuduhan tanpa bukti. Cowok memang punya sifat yang beda bila dibandingkan dengan para cewek. Sebab kata orang, cowok itu berasal dari Mars dan cewek dari Venus. Mari deh lurusin dulu pemahaman soal cowok! (oxy/bs)

Cowok Takut Berkomiten
Suka mbulet kalau diajak menjalin hubungan ke arah yang lebih serius. Padahal, masa pacaran udah bertahun-tahun. Kedua keluarga juga udah saling kenal. Jika didesak, mereka malah nggak segan untuk pilih putus ketimbang melamar kita.

Sebenarnya...
Tanpa dipaksa pun, akan ada saatnya cowok butuh untuk diikat. Kalau emang udah niat serius sejak awal, dia nggak bakal ragu mengungkapkan keinginannya. Hanya, momen indah itu butuh waktu yang tepat. Dia nggak bakal sembarangan melamar, kalau segalanya dirasa belum siap. Termasuk persoalan keuangan untuk masa depan.

Cowok Suka Ngeres
Hobi berpikiran kotor alias semua hal yang berbau seks, tubuh perempuan, dan film porno.

Sebenarnya...
Cowok emang senang dikelilingi cewek seksi. Tapi, bukan berarti pikiran mereka selalu dipenuhi hal-hal berbau seks. Apalagi kalau sedang sibuk atau banyak masalah, mereka bakal malas mikirin seks. So, nggak perlu jealous sama poster-poster cewek di kamar doi. Mending dia masang poster seleb cewek, ketimbang foto mantannya!

Cowok Benci Romantisme
Diajak nonton film drama, dia ogah! Diajak candle light dinner, dia malas! Disuruh bilang I love you aja, kita mesti memohon bahkan memaksa. Mereka benar-benar mirip makhluk asing.

Sebenarnya...
Kaum adam juga butuh dan menyukai romantisme. Mungkin, bentuknya aja yang berbeda. Mereka nggak terlalu suka merayakan romantisme dengan hal yang ribet. Misalnya dengan dinner yg butuh bujet besar, pakaian baru, serta dandanan super. Kalau boleh milih, mereka lebih suka ngobrol berdua di teras rumah sambil memandang bintang. Romantisnya lebih natural dan hangat.

Cowok Alergi Anak Kecil
Si dia pasti langsung menolak, kalau adik atau keponakan kita ingin ikut serta dalam kencan kalian. Bukannya dianggap bisa menyemarakkan suasana, anak kecil malah dipandang sebagai monster.

Sebenarnya ….
Jangan langsung men-judge gitu donk! Jangankan cowok, cewek aja juga suka ribet kalau disuruh ngurus anak kecil. Takut nangislah, takut jatuhlah, takut ngompollah, dan lain lain. Semua orang butuh waktu untuk bisa dekat dengan orang lain. Kenalkan dulu dia dengan keponakan kita, baru mengajaknya jalan bareng. Pasti seru!

Cowok Asal dalam Berpenampilan
Biarpun kemarin udah pakai kaus itu, hari ini mereka cuek aja pakai kaus yang sama. Saat kita udah dandan habis-habisan, mereka nyantai datang dengan wajah berminyak dan rambut lepek. Arrgghhh!

Sebenarnya ….
Sama kayak cewek, cowok juga pengin dipandang cakep dan keren. Cuma, cara dandan mereka hanya sewajarnya. Misalnya mandi tiga kali sehari dan pakai deodoran. Sebab, kalau dandan berlebihan, bisa-bisa mereka dianggap nggak gentle. Setuju?

Persahabatan Antar-cowok Nggak Mendalam
Sepertinya mereka nggak pernah saling curhat dengan sahabatnya. Hubungan pertemanan cowok hanya sebatas main bola dan makan bareng. Selebihnya, nothing!

Sebenarnya…
Cowok juga manusia kok! Mereka butuh curhat saat sedang ada masalah. Mungkin mereka nggak melakukannya saat sedang kumpul satu geng, tapi saat ketemu man to man. Acara mereka nggak kalah seru dari sesi curhat cewek lho. Ya... meskipun nggak sesering para cewek!

Nah khan! Pasti ada banyak hal yang kita keliru soal cowok. Moga-moga tulisan singkat ini dapat mengubah persepsi salah kita tentang cowok.


Orang Kudus 28 Agustus: St. Agustinus Hippo

Santo agustinus HIPPO, uskup & pujangga gereja
Agustinus adalah Bapa Gereja purba yang terkenal. Ia lahir di Tagaste (Sekarang: Souk-Ahrs), Afrika Utara, pada tanggal 13 November 354. Ibunya, Monika, seorang beriman kristen dari sebuah keluarga yang taat agama; sedangkan ayahnya, Patrisius, seorang tuan tanah dan sesepuh kota yang masih kafir. Berkat semangat doa Monika yang tak kunjung padam, Patrisius baru bertobat dan dipermandikan menjelang saat kematiannya. Kekafiran Patrisius sungguh berpengaruh besar pada diri anaknya, Agustinus. Karena itu Agustinus belum juga dipermandikan menjadi Kristen meskipun ia sudah besar. Usaha ibunya untuk menanamkan benih iman kristen padanya seolah-olah tidak berdaya mematahkan pengaruh kekafiran ayahnya.

Semenjak kecil Agustinus sudah menampilkan kecerdasan yang tinggi. Karena itu ayahnya mencita-citakan agar ia menjadi seorang yang terkenal. Ia masuk sekolah dasar di Tagaste. Karena kecerdasannya, ia kemudian dikirim untuk belajar bahasa Latin dan macam-macam tulisan Latin di Madauros. Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Kartago untuk belajar ilmu retorika. Di Kartago ia belajar dengan tekun hingga menjadi seorang murid yang terkenal. Namun hidupnya tidak lagi tertib oleh karena pengaruh cara hidup banyak orang yang tidak mengakui aturan-aturan moral. Ia menganut aliran Manikeisme, suatu sekte keagamaan dari Persia yang mengajarkan bahwa semua barang material adalah buruk. Minatnya pada aliran ini berakhir ketika ia menyaksikan kebodohan Faustus, seorang pengajar Manikeisme. Selanjutnya selama beberapa tahun, ia meragukan semua kebenaran agama-agama.

Pada tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, kota pemerintahan dan kota kediaman Uskup Ambrosius. Di Milano ia mengajar ilmu retorika. Banyak orang Roma berbondong-bondong datang kepadanya hanya untuk mendengarkan kuliah dan pidatonya. Di kota itu pun ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius, seorang mantan gubernur yang saleh. Ia menyaksikan dari dekat cara hidup para biarawan yang mengikuti suatu disiplin hidup yang baik dan membahagiakan. Mereka bijaksana, ramah dan saling mengasihi. Hatinya tersentuh dan mulailah ia berpikir, “Apa yang mendasari hidup mereka? Injilkah yang menjiwai hidup mereka itu?” Kecuali itu, ia sering mendengar kotbah-kotbah Uskup Ambrosius dan tertarik pada semua ajarannya. Semuanya itu kembali menyadarkan dia akan nasehat-nasehat ibunya tatkala ia masih di Tagaste. Suatu hari, ia mendengar suara ajaib seorang anak, “Ambil dan bacalah!” Tanpa banyak berpikir, ia segera menjamah Kitab Suci itu, membukanya dan membaca: “Marilah kita hidup sopan seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan jangan merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Rom 13: 13 – 14).

Agustinus yang telah banyak mendalami filsafat itu akhirnya terbuka pikirannya dan melihat kebenaran sejati, yaitu wahyu ilahi yang dibawakan Yesus Kristus. Ia kemudian bertobat dan bersama dengan sahabatnya, Alipus, ia dipermandikan pada tahun 387. Dalam bukunya Confession ia menulis riwayat hidup dan pertobatannya dan dengan terus terang mengakui betapa ia sangat terbelenggu oleh kejahatan dosa dan ajaran Manikeisme. Suara hatinya terus mendorong dia agar memperbaiki cara hidupnya seperti banyak orang lain yang meneladani Santo Antonius dari Mesir.

Pada tahun 388, ia kembali ke Afrika bersama ibunya, Monika. Di kota pelabuhan Ostia, ibunya meninggal dunia. Tahun-tahun pertama hidupnya di Afrika, ia bertapa dan banyak berdoa bersama beberapa orang rekannya. Kemudian ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 391, dan bertugas di Hippo sebagai pembantu uskup kota itu. Sepeninggal uskup itu pada tahun 395, ia dipilih menjadi Uskup Hippo. Selama 35 tahun ia menjadi pusat kehidupan keagamaan di Afrika. Rahmat Tuhan yang besar atas dirinya dimuliakannya di dalam berbagai bentuk kidung dan tulisan. Tulisan-tulisannya meliputi 113 buah buku, 218 buah surat dan 500 buah kotbah. Tak terbilang banyaknya orang berdosa yang bertobat karena membaca tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisannya itu hingga kini dianggap oleh para ahli filsafat dan teologi sebagai sumber penting dari pengetahuan rohani. Semua kebenaran iman kristiani diuraikan secara tepat dan mendalam sehingga mampu menggerakkan hati orang.

Sebagai seorang uskup, Agustinus sangat menaruh perhatian besar pada umatnya terutama yang miskin dan melarat. Dialah yang mendirikan asrama dan rumah sakit pertama di Afrika Utara demi kepentingan umatnya.

Agustinus meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430 tatkala bangsa Vandal mengepung Hippo. Jenazah Agustinus berhasil diamankan oleh umatnya dan kini dimakamkan di Basilika Santo Petrus.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXI-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : 1Tes 2: 9 – 13; Injil         : Mat 23: 27 – 32

Salah satu titik temu sabda Tuhan hari ini adalah tindakan memuji diri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus “memuji” diri dalam kesaksiannya. Di sini Paulus mensyeringkan apa yang dilakukan untuk memberitakan Injil Allah kepada umat. Dan dalam sharing itu muncul kesan bahwa Paulus memuji dirinya. Akan tetapi, dalam sharing  itu juga Paulus menekankan bahwa dalam melaksanakan tugasnya itu ia tidak mau menjadi beban bagi umat. Untuk itu umat adalah saksinya. Artinya, Paulus tidak mengada-ada.

Dalam Injil, aksi memuji diri ada pada kaum Farisi dan ahli Taurat. Berbeda dengan Paulus, kesaksian para ahli Taurat dan kaum Farisi ini bertentangan dengan kenyataan. Hal ini tampak dalam sikap mereka terhadap para nabi yang telah dibunuh. Para ahli Taurat dan orang Farisi ini mengecam aksi mereka yang membunuh para nabi, padahal bagi Yesus mereka sendiri juga merupakan “keturunan pembunuh nabi-nabi itu.” (ay. 31).

Dalam kehidupan, tanpa disadari kita seringkali memuji diri sendiri. Dan tak jarang pula apa yang kita puji itu bertentangan dengan kenyataan. Misalnya, ada pastor paroki berkata bahwa karena ada dia maka keadaan di paroki itu kembali tertib, padahal sama sekali tidak benar. Sayangnya, hal ini sama sekali tidak disadari. Karena itu, sabda Tuhan hari ini mau membuka mata kita agar senantiasa mengoreksi diri dan memilih sikap rendah hati. Hendaknya kita sadar diri bahwa orang lain selalu menilai diri kita.

by: adrian

Selasa, 27 Agustus 2013

(Pencerahan) Sikap terhadap Kekayaan

Harta & Derita

Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata: "Ini cukup bagiku."

Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsu hatimu.

Jangan berkata: "Siapa berkuasa atas diriku?" Memang Tuhan akan menghukum engkau dengan keras.

Jangan percaya pada harta benda yang diperoleh dengan tidak adil, sebab tidak berguna sedikitpun pada hari sial.

sumber: Kitab Putra Sirakh 5: 1 – 3, 8