Minggu, 24 April 2016

UMAT PERTANYAKAN POSISI GEREJA TERKAIT PERCERAIAN

Selama 10 tahun terakhir, Natasya, seorang wanita katolik dari Matraman, Jakarta Timur, tidak menerima komuni.
“Itu adalah sesuatu yang sulit,” katanya. “Tapi aku tidak punya pilihan. Ini merupakan ajaran Gereja Katolik. Saya harus mematuhinya,” kata ibu satu anak ini, yang sadar dirinya “hidup dalam dosa” sehingga tak dapat menerima komuni.
Natasya menikah dengan seorang pria muslim melalui pernikahan sipil tahun 2000. Tapi dia merasa sulit untuk beradaptasi dengan suaminya yang berbeda agama. Pasangan ini bercerai 11 tahun kemudian.
“Pada awalnya saya merasa kesal dengan ajaran Gereja,” katanya. “Yesus datang untuk orang berdosa, kan?”
Akhirnya Natasya pergi menemui seorang imam di paroki. “Saya berpikir bahwa Yesus tidak pernah menolak mereka yang bersedia untuk bertobat,” katanya.
Menanggapi seruan Paus Fransiskus tentang Amoris Laetitia, Natasya merasa lega. “Saya setuju dengan Paus Fransiskus,” katanya. “Para pastor harus lebih memahami situasi yang dihadapi oleh umat katolik.”
Pendekatan Pastoral