Rabu, 01 April 2020

PAUS FRANSISKUS: SAAT HIDUPMU TERASA BERAT, PERGILAH KEPADA BUNDA MARIA

Tak dipungkiri bahwa setiap kita mempunyai beban hidup yang berbeda-beda. Terkadang beban yang datang berat sekali dan sulit ditanggung. Katekese Paus Fransiskus ini kiranya dapat membantu. Katekese ini bersumber dari kisah perkawinan di Kana (Yoh. 2: 1 – 11). Ada 3 hal utama dari katekese Paus Fransiskus terkait makna bacaan tersebut.
1.  Pergilah dan beri tahu ibu
Paus Fransiskus mengatakan, “Saya ingin mengaris-bawahi pengalaman yang pasti banyak dari kita miliki dalam hidup. Saat kita berada dalam situasi yang sulit, saat terjadi masalah yang kita tidak tahu bagaimana menyelesaikannya, saat kita sering merasa cemas dan sedih, saat kita kurang bersuka-cita, pergilah kepada Bunda Maria dan berkata: ‘Kami tidak mempunyai anggur. Anggur telah habis; lihatlah bagaimana aku; lihat hatiku, lihat jiwaku.’ Beri tahu ibu.”
Datang kepada Bunda Maria dan sampaikanlah permasalahan kita. Memang Bunda Maria tidak secara langsung membantu, namun dia akan menyampaikan persoalan kita kepada Puteranya. “Dia akan pergi kepada Yesus dan berkata: ‘Lihat ini, lihat ini; dia tidak punya anggur.’ Dan kemudian dia akan kembali kepada kita dan berkata kepada kita, ‘Apapun yang Dia katakan kepadamu, lakukanlah’.” jelas Paus Fransiskus.

MENGABAIKAN ANAK SAAT BAYI, BERPOTENSI ANAK JADI AGRESIF


Para orangtua perlu menilik kembali perlakuan mereka terhadap buah hati. Penelitian dari University North Carolina menemukan, anak-anak usia di bawah dua tahun yang diabaikan orangtuanya menunjukkan tingkat perilaku agresif yang lebih tinggi pada usia 4 hingga 8 tahun.
Dari hasil penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics itu, pengaruh pengabaian bayi di usia dini bisa sama besarnya dengan kekerasan terhadap anak untuk memprediksi perilaku agresif mereka. Pemerintah AS punya data yang mendukung. Badan yang mengurus anak-anak dan keluarga di negeri Paman Sam itu menyebut pengabaian berhubungan dengan hampir dua pertiga dari kasus perlakuan buruk terhadap anak yang dilaporkan di AS setiap tahunnya.
Masalahnya, siapa peduli pengabaian anak? “Kurangnya perhatian yang diberikan pada masalah pengabaian --hal ini disebut 'mengabaikan pengabaian'-- adalah 'kepedulian dalam penantian' di bidang kesejahteraan anak,” kata Jon Hussey, asisten riset tersebut. Mengapa disebut demikian? Masalahnya, menurut Hussey, pengabaian sering dianggap masalah lebih umum terjadi ketimbang kekerasan. Tambahan lagi, “Kita tahu relatif sedikit tentang dampak pengabaian pada anak.”
Maka universitas yang terletak di Chapel Hill itu pun melakukan penelitian yang langka. Dilakukan secara longitudinal, penelitian ini melibatkan lebih dari 1.300 anak dari empat kota. Semua proses penelitian dalam koordinasi UNC Injury Prevention Research Center (IPRC). Anak-anak yang diteliti adalah semua yang diketahui mendapat perlakuan buruk atau risiko mendapat perlakuan buruk. Anak-anak ini dipantau sejak lahir hingga usia 8 tahun.