Rabu, 26 Maret 2014

Umat Harus Berkeadilan & Berbelarasa

UMAT KATOLIK DIMINTA MENUNJUKKAN SOLIDARITAS & KOMITMEN TERHADAP KEADILAN
Uskup Agung William D’Souza dari Patna, India, mendesak umat Katolik untuk menunjukkan “komitmen aktif mereka terhadap keadilan dan berbelarasa” sebagai cara menanggapi tanda-tanda jaman dalam Gereja dan masyarakat.

“Pembelaan hak-hak yang paling rentan adalah prioritas Gereja,” kata prelatus itu di Patna, ibukota negara bagian Bihar, belum lama ini.

Uskup Agung D’Souza menyampaikan seruannya dalam sebuah lokakarya tentang Ajaran Sosial Gereja yang diselenggarakan oleh Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja India.

Uskup Agung itu mengutip nabi Mikha, “Bertindak adil, berbelarasa”, seraya mengatakan bahwa kalimat itu memberikan pencerahan bagi umat Kristiani sebagai cara untuk menanggapi “tanda-tanda jaman”.

Sebanyak 45 peserta dalam lokakarya itu membahas isu-isu utama yang mempengaruhi masyarakat dan Gereja.

Tantangan bagi Gereja, khususnya di negara bagian Bihar, adalah membela hak-hak perempuan dan anak-anak, sistem kasta masih berlaku dan diskriminasi terhadap kelompok agama minoritas di negara yang mayoritas beragama Hindu.

“Ajaran Sosial Gereja bukan hanya teori murni tetapi merupakan seruan untuk komitmen sosial,” kata Pastor Charles Irudayam, sekretaris eksekutif Komisi Keadilan dan Perdamaian.

Para imam, orang awam, delegasi dan para ahli dari keuskupan Bihar menghadiri lokakarya itu. Para peserta mengatakan bahwa dengan mengikuti gaya Paus Fransiskus, Gereja di India telah menemukan kembali pentingnya membuat penegasan serius dan aksi sosial yang efektif, dalam rangka mengaktualisasikan dan mewujudkan prinsip-prinsip dasar ajaran sosial seperti solidaritas dengan masyarakat miskin di India.

Emosi Masa Kanak-Kanak Awal

EMOSI YANG UMUM PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Amarah
Penyebab amarah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.

Takut
Pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita, gambar-gambar, acara radio dan televisi dan film-film dengan unsur yang menakutkan. Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik, kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar dan bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.

Cemburu
Anak menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang tua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak yang lebih muda dapat mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka atau menunjukkannya dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti mengompol, pura-pura sakit atau menjadi nakal. Perilaku ini semua bertujuan untuk menarik perhatian.

Ingin Tahu
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya, juga mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan sensomotorik; kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.

Iri Hati
Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang paling umum adalah mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain, atau dengan mengambil barang-barang yang menimbulkan iri hati.

Gembira
Anak-anak merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, bencana yang ringan, membohongi orang lain dan berhasil melakukan tugas yang dianggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.

Sedih
Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang, binatang atau benda mati seperti mainan. Secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.

Kasih Sayang
Anak-anak belajar mencintai orang, binatang atau benda yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah besar tetapi ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan memeluk, menepuk dan mencium obyek kasih sayangnya.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 116

Orang Kudus 26 Maret: St. Ludgerus

SANTO LUDGERUS, USKUP
 
Ludgerus lahir pada tahun 742. Cita-cita imamatnya tercapai ketika ia ditabhiskan menjadi imam dan kemudian menjadi uskup pertama di Muenster, Jerman. Sebagai uskup ia berusaha keras mempertobatkan orang-orang Jerman yang masih kafir dan meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan iman umat di seluruh keuskupannya. Ia meninggal dunia pada tahun 809, tatkala sedang dalam perjalanan apostolis mengelilingi wilayah keuskupannya.

Renungan Hari Rabu Prapaskah III - A

Renungan Hari Rabu Prapaskah III, Thn A/II
Bac I   : Ul 4: 1, 5 – 9; Injil            : Mat 5: 17 – 19

Dalam bacaan pertama, Musa mengingatkan kembali umat Israel akan ketetapan dan peraturan yang sudah diberikan oleh Tuhan. Ketetapan dan peraturan itu dilihat bukan sebagai pengekang kebebasan umat, melainkan sebagai ungkapan keistimewaan bangsa Israel di antara bangsa-bangsa lain. Selain itu juga, hal itu dilihat sebagai ungkapan kedekatan Allah kepada umat pilihan-Nya. Karena itu, Musa mengajak umat Israel untuk setia melaksanakan ketetapan dan peraturan itu, serta menyampaikannya “kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu.” (ay. 9).

Nasehat Musa kepada umat Israel kembali ditegaskan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Memang Yesus mengawali pengajaran-Nya bahwa kedatangan-Nya hendak menggenapi ketetapan dan peraturan yang sudah ada. Akan tetapi sebagaimana Musa, Yesus juga meminta umat untuk setia melaksanakan ketetapan itu, sekalipun yang terkecil. Intinya adalah jangan mengabaikan kehendak Allah sekalipun hal itu terkesan kecil dan sederhana.

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal ketetapan dan peraturan yang dari Allah. Hal ini dilihat sebagai kehendak Allah bagi kita. Terhadap semua itu, kita diminta untuk melaksanakannya dengan setia. Dalam melaksanakan kehendak-Nya itu, kita janganlah memilih-milih mana kehendak Allah yang utama dan mana yang kurang, mana yang besar dan mana yang kecil. Kehendak Tuhan dalam sabda-Nya hari ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita di masa prapaskah ini. Dalam masa prapaskah, kita diajak untuk bertobat. Pertobatan yang diminta adalah perubahan dari semua dosa yang pernah kita lakukan, entah itu kecil, sedang atau besar. Semua dosa itu hendaknya kita tinggalkan.

by: adrian