Minggu, 12 Januari 2014

(Sharing Iman) Menjadi Kristen


MUSLIMAH MASUK KRISTEN
                                 Kesaksian Nur Laila
Nama saya Nur laila. Saya dilahirkan dalam keluarga islam. Ibu dan bapak saya adalah pengikut islam yang taat dan bertakwa. Datuk saya telah mengajar saya mengaji Al-Quran sejak saya berusia 4 tahun. Sebagai seorang muslimah yang takwa, saya menunaikan ibadat sholat lima kali sehari dan telaah pengajian dari jam 6 petang hingga 8 malam setiap hari Sabtu ke Kamis.
Sekalipun sejak kecil sudah diajarkan tentang keislaman, hati dan jiwa saya masih kosong. Saya berusaha mencari jawaban soal-soal kehidupan dari agama islam serta ajaran-ajarannya. Namun tetap saja saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan.
Sesudah selesai sekolah menengah, saya melanjutkan pendidikan ke Institut Pengajian Tinggi dimana saya telah belajar pendidikan umum dan juga pendidikan islam. Saya telah mempelajari begitu banyak tentang agama islam, serta mendalami ilmu-ilmunya dengan cukup mantap. Walaupun begitu, islam tidak mampu menenangkan jiwa saya atau menghasilkan kehidupan yang bermakna atau pun menjadi panduan hidup secara serius.keadaan dalam hati dan jiwa saya masih kosong dan gelisah. Saya tidak pernah menikmati apa yang dipahami sebagai kasih sayang Tuhan Allah agama islam itu.
Setelah mendalami agama islam, saya mendapati bahwa seolah-olah kasih sayang Allah itu bukanlah kasih sayang Tuhan yang sebenarnya. Lebih lagi, kasih sayang Allah agama islam adalah amat terbatas dan bersyarat; saya terpaksa melakukan segala macam hal dan peraturan supaya saya pantas mengalami kasih sayangnya, yaitu ‘irrahman dan arrahim-Nya. Saya tidak pernah mempertanyakan hal ini kepada orangtua, karena mereka menganggap pertanyaan itu adalah dosa besar.
Pada suatu hari, sesudah saya menunaikan sholat, saya menangis dan rasa haru menyelubungi saya oleh karena saya tidak dapat mengenal atau merasakan kasih sayang Allah itu. Tak lama kemudian, saya membuka radio, dan kebetulan sekali saat itu ada siaran dari stasiun radio kristen. Seorang wanita kristen membacakan Injil: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11: 28)
Wanita dalam radio itu menyebut nama Isa Al-Masih. Saya berpikir pada diri saya, “Siapakah orang yang berkata itu, yang mampu menganugerahkan kelegaan kepada umat manusia? Saya ingat kalau saya pernah berkata dalam hati, “Jika Engkau sungguh ilahi, dan telah menyatakan demikian, tolonglah dan biarkan saya mengenal Engkau.”
Pada tahun pertama di universitas, saya diajak teman-teman saya ke suatu pertemuan. Kebanyakan mereka adalah kristen. Saya mendengar kisah tentang Isa Al-Masih dari mereka. Satu ungkapan unik telah menarik perhatian saya: “Isa Al-Masih mengasihi Anda.” Saya jadi teringat akan pencarian saya akan kebenaran kasih sayang Allah, yang selama ini hampa belaka. Saat itu saya ingin berkenalan dengan Isa Al-Masih. Dalam hati saya berkata, “Ya Isa Al-Masih, jika sesungguhnya Engkau ilahi, dan mengasihi saya, izinkan saya mengenal Engkau.”
Dua malam kemudian, sambil tidur saya bermimpi. Saya melihat satu cahaya yang sangat indah di depan pintu rumah. Saya ingin menjamah cahaya itu, tetapi kaki saya tersangkut pada lantai. Pada saat yang sama, terdengar suara ibu saya, “Jangan mendekati sahaya itu.” Saya telah terjaga dengan tiba-tiba. Saya tidak paham apa maksud cahaya indah itu. Kemudian saya ceritakan kepada teman kristen saya tentang mimpi saya itu. Dia memberi jawaban dalam Injil Yohanes: “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” (Yoh 9: 5).
Saya sadar bahwa Tuhan menginginkan saya mengakui bahwa Dia adalah satu-satunya Terang Dunia. Saya harus mengikuti-Nya. Sejak mimpi itu, saya mencoba membaca dan menelaah setiap hari Injil. Semakin saya mendalaminya, semakin jelas sekali bahwa konsep Isa Al-Masih dalam islam dan Al-Quran sangatlah dangkal.
Saya telah menyerahkan segala jiwa dan kehidupan saya ke dalam genggaman Isa Al Masih. Saya khawatir dengan keluarga saya, karena mereka adalah muslim. Bukan tidak mungkin mereka akan menganiaya saya. Namun Tuhan telah memberkati hikmat-Nya kepada saya untuk bertahan dalam segala rintangan dan cobaan. Jika iman tidak tabah, keluarga saya tidak akan dapat mengenali Tuhan Allah yang sebenarnya.
Kemudian Tuhan menganugerahkan saya mimpi-mimpi yang kemudian menjadi nyata. Suatu kali saya bermimpi tentang keluarga sahabat saya. Dalam mimpi itu saya melihat mereka berada di atas sebuah bukit yang kering. Mereka kelihatan sangat letih. Tiba-tiba putra bungsu mereka jatuh ke lembah. Saya terjaga dari tidur. Tuhan menyadarkan saya untuk mendoakan keselamatan keluarga dalam mimpi itu. Dua hari kemudian, seorang teman memberitahukan kepada saya bahwa keluarga ini sedang ada di rumahsakit, dan anak bungsu mereka dirawat di sana.

Dua tahun kemudian, saya akhirnya memeluk ajaran Injil serta menerima Isa Al Masih sebagai penebus dan Tuhan. Saya menjelaskan kepada ibu saya alasan saya membuat keputusan itu. Seperti biasa, dia menganggap saya melakukan sesuatu yang kurang bijak, akan tetapi saya memberitahukan bahwa saya telah mengenal Tuhan Allah yang sesungguhnya hakiki dan benar. Orangtua saya kurang senang dengan keputusan saya. Inilah reaksi yang lazim.
sumber: Kisah Nyata

Orang Kudus 12 Januari: St.Modestus


SANTO MODESTUS, USKUP & ABBAS

Modestus yang berarti Sopan dan sederhana, adalah bekas Abbas dan Uskup di Yerusalem. Sebagai Uskup di kota suci Yerusalem, ia sendiri berusaha membangun kembali tempat-tempat suci. Disamping itu, ia memusatkan perhatiannya pada kegiatan memelihara dan merawat orang-orang yang terluka dalam perang. Jenazahnya dimakamkan di atas bukit Zaitun pada tahun 630.

Renungan Pesta Pembaptisan Tuhan


Renungan Pesta Pembaptisan Tuhan, Thn A/II
Bac I   : Yes 42: 1 – 4, 6 – 7; Bac II         : Kis 10: 34 – 38;
Injil     : Mat 3: 13 – 17

Hari ini merupakan Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus. Bacaan liturgi hari ini mau menegaskan akan hal itu, secara khusus Injil yang menceritakan kisah pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Pembaptisan yang diterima Yesus bukan merupakan penghapusan dosa, melainkan sebuah penyataan Diri-Nya akan Anak Allah. Hal ini terlihat dalam Injil, dari pernyataan Allah setelah Yesus dibaptis, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (ay. 17).

Penyataan diri ini sudah dinubuatkan Nabi Yesaya dalam kitabnya. Dalam bacaan pertama terlihat bahwa Yesaya menyampaikan pesan Yahwe akan orang pilihan-Nya, yang kepada-Nya Yahwe berkenan. Roh Tuhan ada pada orang pilihan ini (ay. 1). Nubuat Yesaya ini terpenuhi dalam diri Yesus ketika Ia dibaptis oleh Yohanes. Dengan pembaptisan itu, Yesus memulai misi-Nya.

Dalam bacaan kedua pun, Petrus menyampaikan kisah pembaptisan itu dan penegasan akan misi Yesus. Seperti Yesaya, Petrus juga menyatakan bahwa misi Yesus terbuka untuk semua bangsa. Karena keterbukaan inilah, maka Yesus Kristus “adalah Tuhan dari semua orang.” (ay. 36).

Hari ini, melalui sabda-Nya, kita disadarkan bahwa kehadiran Yesus sebagai Orang Pilihan Allah, sudah lama dinubuatkan oleh para nabi. Salah satunya adalah Yesaya. Yesus datang ke dunia membawa misi damai sejahtera. Tuhan menghendaki kita untuk takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran (Kis 10: 35).

by: adrian