Jumat, 05 Juli 2013

Bayi 4 Mata

Karena ini merupakan calon cucunya yang pertama, seorang nenek tua berangkat menuju Tanjung Balai Karimun, tempat anaknya berada. Minggu lalu ia mendapat kabar dari puteranya bahwa dalam bulan ini isterinya akan melahirkan. “Ini cucu mama yang pertama,” demikian ujar puteranya. Karena itu, ia diminta untuk datang sekalian membantu dan menjaga sang isteri serta merawat sang cucu.

Setalah tiba di Tanjung Balai, si nenek langsung dibawa ke rumah sakit, tempat isterinya dirawat.

Nenek            : Katamu masih lama.
Putera           : Tak tau juga, Ma. Tiba-tiba saja semalam dia mengeluh sakit.   Makanya aku bawa ke rumah sakit. Dokter bilang sudah dekat. Pake operasi.
Nenek            : Apa gak bisa normal?
Putera           : Dokter bilang begitu. Ikuti saja. Manalah aku tau.

Mereka tiba di rumah sakit. Adik ipar suami mengatakan bahwa isterinya sudah dibawa ke ruang operasi. Tak lama kemudian seorang perawat keluar dari ruang operasi dengan wajah ceria.

Perawat        : Operasi berjalan lancar. Ibu dan bayi selamat. Selamat! Bayi bapak cowok. Empat mata.
Nenek            : Apa?! Empat mata?

Si nenek langsung pingsan. Sang putera dan yang lainnya kebingungan. Mereka segera mengangkat tubuh si nenek dan membaringkannya di sebuah bangku. Setelah agak lama si nenek siuman.

Nenek            : Aduh, nak, dosa apa keluarga kita sampai dapat kutukan ini?
Putera           : Kutukan apa, ma?
Nenek            : Itu lho, bayimu. Matanya ada empat?

Spontan semua yang mendengar tertawa membuat si nenek marah.

Nenek            : Lho, koq malah ketawa? Apa gak aneh lihat anak dengan empat mata.   Eh, malah dirasa lucu?
Putera           : Ma, di sini tu empat mata itu sama artinya empat ons. Jadi, cucu itu beratnya empat ons. Ini Melayu ma, bukan Jawa.
Nenek            : @#&^%$*&@$^?????

by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 5 Juli: St. Antonius M Zakaria

SANTO ANTONIUS M ZAKARIA, PENGAKU IMAN
Hidup Antonius sangat singkat namun benar-benar dihayati dan diisi dengan berbagai perbuatan amal-kasih dan karya-karya demi menegakkan martabat Gereja dan kemuliaan Kristus. Ia lahir di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502.
Ketika menginjak usia remaja, orang tuanya menyekolahkan dia di kota kelahirannya. Ia kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padua. Setelah menamatkan studinya, ia kembali bekerja di Cremona. Sebagai seorang dokter, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan banyak orang sakit. Di samping itu sebagai seorang cendekiawan beriman, ia memberi nasehat-nasehat rohani kepada orang-orang yang dirawatnya dan mengajak mereka untuk berdoa bersama. Antonius selalu berusaha agar mereka yang mendekati ajalnya sedapat mungkin meninggal dunia dengan tenang dalam keadaan ber-rahmat. Semua orang terutama para pasiennya sangat menyayangi dia karena semangat pengorbannya yang tak mengenal lelah.
Sementara itu, minatnya untuk mengabdikan diri semata-mata pada Tuhan dan sesama semakin kuat dalam hatinya. Ia sadar bahwa Tuhan memanggilnya untuk suatu tugas suci bagi kemuliaan nama-Nya. Untuk itu, Antonius belajar teologi untuk lebih dalam mengenal ajaran-ajaran iman. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam dan berkarya di tempat asalnya. Semangat pengabdiannya dibakar oleh cinta kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesama dan dihiasi semangat hidup miskin dan tapa.
Situasi Gereja pada zaman itu tidaklah menyenangkan. Banyak umat hidup tidak sesuai dengan imannya. Demikian juga banyak imam. Setelah beberapa tahun bekerja di Cremona, ia pindah ke Milano. Rencananya sederhana namun jelas dan terang, yakni merasul dengan keteladanan hidup yang baik dan suci demi kemuliaan Allah dan keselamatan umat. Untuk mengembalikan imam-imam kepada penghayatan panggilan imamatnya secara murni, Antonius memprakarsai pertemuan rohani berkala dengan imam-imam. Sedangkan untuk mengembalikan semangat iman umat, ia menegakkan usaha pengajaran iman bagi umat.
Bersama dua orang rekannya, Bartolomeus Ferrari (seorang ahli hukum) dan Yakoppo Antonius Morigia (seorang ahli ilmu pasti), Antonius mendirikan sebuah tarekat apostolis. Anggota-anggota dari tarekat ini mengikuti jejak Rasul Paulus. Aturan hidup mereka didasarkan pada surat-surat Paulus. Mereka juga dinamakan imam-imam Barnabit, karena gereja paroki mereka di Milano berpelindungkan Santo Barnabas. Tarekat mereka ini menyelenggarakan juga pendidikan ketrampilan untuk para pemudi dan menggerakkan mereka untuk melakukan karya-karya karitatif bagi orang-orang miskin dan terlantar. Dalam usaha pendidikan ini, Antonius dibantu oleh Datu Torelli, seorang janda yang bersemangat rasul. Dari taman pendidikan ini lahirlah kemudian Tarekat Suster-suster Angelika.
Semangat pengabdian Antonius pada sesama tampak jelas ketika kota Milano diserang wabah penyakit pes, yang menelan banyak jiwa. Dalam situasi ini, Antonius bersama imam-imamnya dan puteri-puteri asuhannya tanpa mengenal lelah merawat para korban penyakit ganas itu. Mereka bahkan pergi jauh ke luar kota untuk menolong para korban penyakit itu sambil mewartakan sabda Tuhan.
Antonius dikenal luas di kalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang tetap menjadi seorang imam biasa agar lebih bebas untuk melayani umat. Oleh karena itu jabatan superior jenderal untuk tarekatnya dipercayakan kepada orang lain. Ia meninggal dunia pada 5 Juli 1539 dalam usia 37 tahun. Dalam usia semuda itu, tenaganya benar-benar terkuras habis demi kemuliaan Tuhan dan martabat Gereja. Oleh Paus Pius IX (1846 - 1878), Antonius dinyatakan sebagai "beato" pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878 - 1903), ia dinyatakan "santo" pada tahun 1897.
sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Biasa XIII-C

Renungan Hari Jumat Biasa XIII, Thn C/I
Bac I   : Kej 23: 1 – 4, 19, 24: 1 – 8, 62 – 67; Injil      : Mat 9: 9 – 13

Ada yang menarik dalam bacaan pertama hari ini. Abraham meminta seorang hambanya untuk pergi ke tempat asalnya untuk mencarikan calon isteri bagi puteranya. Wanita itu harus berasal dari sana, tapi puteranya tidak boleh ke sana. Inilah yang menarik. Abraham berasal dari daerah itu. Ia keluar dari situ atas perintah Allah. Peristiwa keluarnya Abraham dari tempat asalnya dapat dimengerti sebagai keluar dari kehidupan lama. Dengan meninggalkan kehidupan lama, Abraham memiliki kehidupan baru. Kehidupan lama dapat diidentikkan dengan situasi keberdosaan. Abraham tidak ingin puteranya kembali kepada kehidupan lama. Sekalipun wanita, calon isterinya, berasal dari sana, tetap puteranya tidak boleh kembali kepada hidup lama (baca: berdosa).

Hal senada juga ditekankan Yesus dalam Injil hari ini. Sekalipun Yesus bergaul dengan orang berdosa, Ia tidak jatuh ke dalam dosa. Justru Yesus hendak menarik orang berdosa untuk tidak berdosa. Dan itulah tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini.

Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk mengambil sikap dan teladan Abraham dan Yesus. Tuhan tidak melarang kita untuk bergaul dengan orang berdosa, tetapi Tuhan menghendaki agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Tuhan malah ingin agar kita menjadi alat-Nya untuk menarik orang-orang berdosa kembali ke jalan yang benar.

by: adrian