Saya, Maria
Natalia Budiman, lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik. Sejak kecil, saya
sudah aktif di gereja Katolik: ikut koor, menjadi pengantar, dan aktif di
Mudika. Hanya saya jarang ikut kegiatan yang bersifat pendalaman iman. Saya tak
pernah diajar membaca dan mengerti alkitab, mengerti akan pentingnya doa dan
devosi terhadap Bunda Maria dan santo/santa. Perayaan Misa bagi saya adalah
ritualitas biasa (tanpa mengerti akan artinya). Semua itu membuat saya pergi ke
gereja hanya karena 'memang begitulah
seharusnya', bukan karena didasarkan atas motivasi hati dan keinginan saya
untuk lebih dekat dengan Tuhan.
Setamat SMA saya memutuskan bersekolah di luar negeri. Saya
mengambil bidang Tehnik Kimia di Oregon State University, Amerika. Satu tahun
kemudian, saya pindah ke University of Wisconsin, Madison, Wisconsin. Ada
banyak anak Indonesia bersekolah di sini. Saya mencoba untuk lebih ikut aktif
di kegiatan mahasiswa. Alasan utamanya adalah karena ingin mendalami iman saya
lebih lanjut. Jauh dari keluarga membuat saya lebih terpanggil untuk
mendekatkan diri pada Tuhan.
Saya mengusulkan untuk belajar Alkitab, tapi teman-teman pada
protes. Mereka bilang sudah capai belajar selama seminggu dan mereka hanya mau
berkumpul untuk bersosialisasi saja. Belajar Alkitab sifatnya terlalu serius.
Meski tidak setuju, saya diam saja dan tidak memaksakan kehendak saya.
Dalam perjalanan waktu saya berkenalan dengan kelompok anak
Indonesia yang lain: ICF atau Persekutuan Kristen Indonesia. Waktu datang pertama kali, saya
disambut dengan hangat. Pertemuannya dibuka dengan menyanyi pujian, kesaksian
iman dan presentasi dari speaker
mengenai Alkitab. Saya sangat menikmati pertemuan ini. Saya merasakan
persahabatan dalam iman yang begitu kuat dan murni. Walau orang baru, saya
sudah merasa seperti bagian dari keluarga besar ICF. Saya tidak pernah merasa
bersalah mengikuti kegiatan ICF, karena yang penting saya menjadi lebih dekat
dengan Tuhan. Selain itu, saya merasa mempunyai Tuhan dan iman Kristiani yang
sama.