Senin, 18 November 2013

(Inspirasi Hidup) Kesadaran Rohani

Uang dan Batu


Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Pesan:
Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.

Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan “batu” kepada kita.

sumber: http://cermot.com/uang-dan-batu.html

Orang Kudus 18 November: St. Grimoaldo Santamaria

BEATO GRIMOALDO SANTAMARIA, PENGAKU IMAN
Ferdinando Santamaria lahir pada 4 Mei 1883 di Pontecorvo, Frosione, Italia. Ia adalah putra dari keluarga pembuat tali. Ketika berusia 8 tahun, Ferdinando menerima komuni pertamanya. Ia melakukan berbagai aktivitas rohani, seperti menjadi putra altar Server, anggota koor dan bergabung dengan kelompok Maria Imakulata.
Ketika berusia 12 tahun, ia membantu mengkatekisasi teman-temannya. Keinginannya untuk menjalani hidup religius pada awalnya mendapat tentangan dari ayahnya, tetapi kemudian ia diizinkan. Ferdinando kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi Pasionis di Pugliano. Tanggal 5 Maret 1899 ia menerima jubah dan mengambil nama Grimoaldo.
Setahun kemudian (6 Maret 1900) ia mengikrarkan kaulnya. Grimoaldo memulai pendidikannya untuk menjadi seorang imam di Corniano, Ceccano, Italia. Pada tahun 1902, Grinoaldo didiagnosa terkena penyakit meningitis akut. Grinoaldo Santamaria meninggal dunia pada 18 November 1902 di Ceccano, Italia. Pada 29 Januari 1995 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Senin Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XXXIII, Thn C/I
Bac I   : 1Mak 1: 10–15, 41–43, 54–57, 62–64; Injil          : Luk 18: 35 – 43

Dalam bacaan pertama yang diambil dari kitab Makabe yang pertama, dikisahkan bahwa ada banyak orang Israel yang murtad, meninggalkan Allahnya dan beralih kepada allah lain. Namun tidak sedikit juga orang Israel yang tetap setia. Mereka menetapkan hatinya pada Allah. “Lebih sukalah mereka mati daripada menodai dirinya...” (ay. 63).

Sikap menetapkan hati kepada Tuhan ditampakkan dalam diri orang buta yang duduk di pinggr jalan dan mengemis. Ketika ia tahu bahwa yang lewat itu adalah Tuhan Yesus, maka segera ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay. 38). Sekalipun orang banyak menegor dan menghalanginya, ia tetap berteriak. Inilah keteguhan hatinya. ia sadar bahwa pada Yesus ada harapannya. Dan itulah yang terjadi.

Beriman menuntut keteguhan hati. Meski badai dan tantangan senantiasi silih berganti, hendaklah iman yang tergoyahkan. Inilah yang hendak disampaikan Tuhan lewat sabda-Nya. Tuhan tidak ingin kita menggadaikan iman hanya demi kesenangan diri, sebagaimana yang dilakukan orang Israel. Akan tetapi hendaklah kita meniru keteguhan hati si pengemis buta.

by: adrian