Rabu, 06 November 2013

Sikap Orang Tua terhadap Bayi

KONDISI YANG PENGARUHI SIKAP ORANG TUA TERHADAP BAYI

Persaingan Tugas sebagai Orang Tua
Orang tua yang sudah berpengalaman merawat anak-anaknya yang terdahulu, dengan mengikuti kursus-kursus yang diberikan dalam klinik sebelum kelahiran atau pernah menjaga anak-anak yang terdahulu ataupun anak-anak tetangga, lebih yakin dalam melaksanakan peran orang tua daripada mereka yang tidak mempunyai pengalaman seperti itu.

Pengalaman Melahirkan
Sikap ibu terhadap bayi akan lebih menyenangkan kalau pengalaman melahirkan relatif lebih mudah daripada pengalaman melahirkan yang lama, sulit dan disertai dengan komplikasi fisik. Sikap ayah juga diwarnai oleh pengalaman melahirkan dari isterinya.

Kondisi Fisik Ibu setelah Melahirkan
Semakin cepat kesehatan ibu pulih setelah melahirkan, semakin menyenangkan sikapnya terhadap bayi dan semakin yakin ia pada kemampuan untuk melaksanakan peran ibu secara memuaskan.

Cemas tentang Biaya
Kalau terjadi komplikasi pada persalinan, seperti pembedahan, caecar, kelahiran belum cukup umur yang memerlukan perawatan khusus dan harus lebih lama tinggal di rumah sakit, atau adanya cacat bawaan atau cacat yang tampak pada waktu dilahirkan, maka sikap orang tua akan dibayangi kecemasan mengenai biaya yang tidak terduga.

Cacat
Kalau diduga atau ternyata bahwa bayi menderita cacat, sikap orang tua akan diwarnai oleh kekecewaan, kegelisahan tentang normal tidaknya bayi di masa datang dan tentang biaya-biaya tambahan yang diakibatkan kecacatan itu.

Penyesuaian Diri Bayi Pascanatal
Semakin cepat dan semakin baik penyesuaian diri bayi pada lingkungan pascanatal maka sikap orang tua akan semakin menyenangkan.

Tangisan Bayi
Bayi yang terus menangis dan tanpa disertai sebab-sebab yang jelas akan mendorong berkembangnya sikap yang kurang menyenangkan, tidak saja pada orang tua tetapi juga pada semua anggota keluarga.

Kebencian Orang Tua pada Perawatan, Privasi dan Biaya Pengeluaran
Kalau orang tua menghadapi kenyataan bahwa perawatan bayi menuntut lebih banyak pekerjaan, menimbulkan kekurangan dan harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak daripada yang dibayangkan sebelumnya. Sikap mereka kepada bayi akan kurang menyenangkan dibandingkan dengan kalau mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi yang biasanya dihadapi orang tua.

Gelisah tentang Kenormalan Bayi
Kalau bayi harus tinggal lebih lama di rumah sakit daripada biasanya karena belum cukup umur, karena adanya beberapa cacat atau karena kesulitan dalam penyesuaian pascanatal, orang tua tidak hanya gelisah tentang kenormalan bayinya tetapi juga mengenai kemampuan mereka untuk merawatnya setelah meninggalkan rumah sakit.

Gelisah tentang Kelangsungan Hidup Bayi
Kalau bayi harus lebih lama tinggal di rumah sakit daripada biasanya dan harus diberi perhatian khusus, orang tua menjadi gelisah tentang kelangsungan hidup bayi. Kalau bayi berhasil hidup, orang tua cenderung sangat melindungi.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 58

Orang Kudus 6 Novermber: St. Leonardus Noblac

SANTO LEONARDUS NOBLAC, PENGAKU IMAN
Leonardus dari Noblac ini sangat popular di Eropa Barat pada Abad Pertengahan. Ia lahir di Corroy, dekat Orleans, Perancis, pada permulaan abad ke-6 dari sebuah keluarga bangsawan. Pada waktu itu Perancis diperintahi oleh Raja Clovis. Konon Raja Clovis bersama beberapa pengikutnya dipermandikan oleh Santo Remigius, uskup kota Rheims. Keluarga Leonardus juga kemudian dipermandikan oleh Santo Remigius. Raja Clovis menjadi bapa baptis.

Ketika menanjak dewasa, Leonardus masuk dinas militer. Namun karena ia merasa terpanggil untuk menjalani hidup bakti kepada Tuhan, maka ia mengundurkan diri dari dinas militer. Ia lalu menjadi murid Santo Remigius dan di bawah bimbingan Remigius, ia mulai belajar berdoa dan berkarya bagi Tuhan. Setelah itu ia masuk biara Micy di bawah asuhan Santo Maximinus. Perkembangan hidup rohaninya sangat mengagumkan sehingga di ditawari jabatan di keuskupan; namun ia menolak tawaran itu.

Leonardus kemudian hidup menyendiri di hutan rimba Limoges. Di sana ia membangun sebuah gubuk sebagai tempat berdoa dan bertapa. Dalam doa dan tapa yang keras itu, Leonardus mencapai suatu tingkat kehidupan rohani yang tinggi. Ia dikaruniai kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit dengan doa-doanya. Konon ia menyembuhkan permaisuri Raja Clovis dari penyakit yang dideritanya. Sebagai ucapan syukur raja menghadiakan dia sebidang tanah untuk mendirikan biaranya. Biara itu kemudian terkenal sebagai pusat pewartaan Injil untuk daerah-daerah di sekitarnya. Leonardus wafat di biara itu pada pertengahan abad ke-6

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXXI-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXXI, Thn C/I
Bac I   : Rom 13: 8 – 10;  Injil      : Luk 14: 25 33

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal syarat menjadi murid Yesus. Dalam Injil, Yesus menegaskan bahwa untuk menjadi murid-Nya, seseorang harus berani melepaskan dirinya dari segala miliknya (ay. 33), termasuk ikatan keluarga. Hal ini secara ekstrim diterjemahkan dengan membenci bapak, ibu, isteri, anak dan saudara-saudari (ay. 26). Selain itu syarat lain untuk menjadi murid Yesus adalah memikul salib (ay. 27), yang berarti juga mau ikut menderita bersama Yesus.

Dalam bacaan pertama, Paulus kembali mengulang ajaran Yesus tentang cinta kasih sebagai kegenapan hukum taurat (ay. 10). Bagi Paulus, seorang murid Yesus hendaknya mau mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Cinta kasih dapat menjadi tanda bahwa kita adalah murid Yesus.

Hari ini sabda Tuhan menjadi cermin bagi kita, dengan tema utamanya adalah menjadi murid Yesus. Di dalamnya kita dapat melihat apakah kita sudah mewujudkan diri kita sebagai murid Yesus. Secara tidak langsung sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengoreksi diri kita sejauh mana praktek hidup kita sudah menampilkan gambaran murid Yesus. Jika ternyata masih ada kekurangan, maka kita terpanggil untuk menyempurnakannya.

by: adrian