Senin, 04 Juni 2018

Ketika Badai Melanda Bahtera Rumah Tangga

Sangat menarik kalau kita merenungkan pengalaman para rasul ketika diterjang badai (Mrk 4: 35 – 41). Waktu mereka naik perahu, tiba-tiba badai mengamuk, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu. Di saat mereka berjuang, Yesus tidur di buritan. Banyak murid memiliki latar belakang nelayan, sedangkan Yesus sama sekali tidak. Tapi, menghadapi badai justru Yesus tidur tenang. Ada kesan Yesus “seolah-olah” tidur, karena hendak memberi pelajaran kepada para murid.
Tak ada hidup rumah tangga yang tanpa persoalan. Pasti selalu ada badai dan topan. Ada banyak faktor yang dapat menjadi pemicu badai dalam rumah tangga. Misalnya, sikap curiga, komunikasi macet, ekonomi, kehadiran orang luar, dll. Persoalan-persoalan yang muncul sering menjadi biang konflik rumah tangga. Apalagi bila ditunjang ego, sikap mau menang sendiri, membuat konflik seakan tak berujung.
Menjadi persoalan adalah konflik yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga tidak bisa dijadikan alasan untuk bercerai. Gereja Katolik tidak mengakui adanya perceraian. Karena itu, hidup dalam rumah tangga yang demikian seakan hidup di atas bara api.
Namun, ada baiknya keluarga bercermin dari pengalaman para murid di atas. Sekalipun tahu Yesus ada di dalam perahu, tapi para murid tidak sadar bahwa Yesus ADA bersama mereka. Demikian pula dalam kehidupan rumah tangga. Suami istri percaya pada Yesus. Ada salib di dalam rumah. Tapi mereka “menyingkirkan” Yesus di sebuah sudut rumah tangga. Suami istri hanya mau mengandalkan kemampuan manusiawinya sendiri.
Maka, suami istri harus sadar. Jangan berjuang sendiri, tetapi berjuanglah bersama Yesus. Suami istri dapat mengundang Tuhan hadir dalam kehidupan dan membiarkan Dia memimpin rumah tangga.

by: adrian

Tradisi Jawa di Tanah Rantau