Selasa, 31 Agustus 2021

BERMASALAH BUKAN BERARTI SALAH

 


Masalah selalu mengiringi kehidupan setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Masing-masing kita memiliki masalah, entah itu besar atau pun kecil, berkaitan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain dan lingkungan. Salah satu masalah yang biasa kita jumpai, terlebih dalam berelasi dengan orang lain, entah itu di lingkungan masyarakat atau juga di lingkungan kerja, adalah orang bermasalah.

Tak sedikit dari kita menilai bahwa orang bermasalah adalah orang yang salah. Dengan sangat mudah kita memvonis bersalah pada mereka yang bermasalah, tanpa pernah berusaha menyelami mengapa mereka itu bermasalah. Kita sudah dirasuki oleh pendapat umum bahwa orang bermasalah adalah salah. Mereka harus dibenahi.

Sebuah contoh pengalaman. Di sebuah tempat kerja, Tono selalu membuat Joko, sang pimpinannya, stress, tertekan dan lain sebagainya. Karena situasi ini, maka kebanyakan orang melihat kalau kondisi fisik Joko yang kurus dan kurang ceria sebagai efek langsung dari perilaku Tono. Joko makan hati. Dan orang pun menilai Tono sebagai orang bermasalah. Orang melihat bahwa Tono-lah biangnya sehingga ia harus dibenahi.

Akhirnya, pimpinan pusat membuat kebijakan untuk memindahkan Tono ke tempat kerja lain. Ketika sudah terjadi perpindahan itu, seorang teman langsung berkomentar kepada Joko, ”Wah, wajahmu sudah berseri ya. Kelihatan juga badan makin gemuk. Maklumlah, Tono sudah pindah.” Teman ini melihat bahwa Joko sudah terbebas dari beban deritanya, yang adalah si Tono. Teman ini melihat bahwa Tono adalah akar masalahnya. Bukan tidak mungkin, para penasehat pimpinan umum juga melihat hal yang sama sehingga mereka mengambil kebijakan untuk membenahi si Tono dengan cara memindahkannya.

Senin, 30 Agustus 2021

INILAH PENYAKIT YANG BIASA LANDA ORANG KANTORAN

 


Banyak pakar kesehatan mengungkapkan maraknya penyakit degenaratif, salah satunya dipicu kebiasaan manusia yang kurang aktivitas fisik. Sebagai contoh, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk di kantor hingga berjam-jam. Meskipun terlihat nyaman, duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama bisa memicu datangnya sejumlah penyakit. Belum lagi beban pekerjaan menumpuk yang bisa memicu stres.

Stres memang merupakan gangguan kesehatan psikologis yang umum menyerang orang-orang di dunia kerja. Pemicunya beragam, misalnya tenggat waktu, beban kerja terlalu tinggi, kompetisi antar karyawan berdasarkan target dan jadwal rapat yang padat.

Berdasarkan riset di Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 50 persen responden yakin stres membuat tubuh rentan terserang penyakit. Bahkan stres dapat memicu seseorang melakukan kekerasan pada orang-orang di sekitarnya. Umumnya, stres bisa memicu kondisi tubuh yang semakin menurun, misalnya sakit kepala, susah berkonsentrasi dan sakit perut.

Terlalu lama menatap layar komputer juga bisa memicu masalah kesehatan. Misalnya, sakit kepala dan mata terasa kering atau justru terasa “pedas” dan berair. Terlalu banyak mengakses informasi dari komputer juga bisa membuat seseorang mengalami stres. Bahkan, kebiasaan membaca dari jarak dekat dengan konsentrasi tinggi seperti menghadap layar komputer juga bisa memicu mata menjadi minus.

Jumat, 27 Agustus 2021

TELAAH ATAS SURAH AL-BAQARAH AYAT 111

 


Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata,”Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.”
[QS 2: 111]

Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an yang sekarang ini merupakan kumpulan wahyu Allah, yang secara langsung disampaikan kepada nabi Muhammad. Dasar keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang berasal dari Allah terdapat dalam Al-Qur’an sendiri. Artinya, Allah sendiri sudah mengatakan bahwa kitab itu datang dari-Nya; bahwa Dia menyampaikan langsung kepada Muhammad. Kurang lebih prosesnya sebagai berikut: Allah berfirman dan Muhammad mendengarkan, lalu meminta orang untuk menuliskan kembali apa yang didengarnya. Tulisan-tulisan wahyu Allah itu tersebar di banyak benda seperti kulit hewan, kayu atau daun. Setelah sekian lama, tulisan-tulisan itu dikumpulkan, dan jadilah Al-Qur’an seperti sekarang ini.

Berangkat dari pemaparan ini, dapatlah dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Qur’an di atas, pertama-tama harus dipahami, merupakan wahyu Allah. Apa yang tertulis di atas (kecuali yang berada di dalam tanda kurung, seperti “Yahudi dan Nasrani” dan “hanya”) adalah kata-kata Allah sendiri. Kata-kata yang berada dalam tanda kurung biasanya dipahami sebagai tambahan kemudian, yang berasal dari manusia. Jadi, aslinya kata-kata itu tidak pernah diucapkan Allah. Sepintas tidak ada yang aneh pada kutipan ayat Al-Qur’an di atas. Semuanya wajar. Akan tetapi, jika ditelaah dengan akal sehat, maka barulah ditemukan hal yang menarik.

Pertama-tama kita mencoba memahami wahyu tersebut sebagaimana adanya, seperti yang tertulis. Bukankah Allah telah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah kitab atau keterangan yang jelas sehingga mudah dipahami? Pada wahyu di atas bisa dikatakan bahwa waktu itu ada orang Yahudi dan Nasrani mengatakan kalau yang masuk surga nanti adalah orang Yahudi dan Nasrani. Pernyataan mereka inilah yang kemudian dikutip Allah dan disampaikan kepada Muhammad. Lalu Allah menanggapi pernyataan mereka itu dengan berkata, “Itu (hanya) angan-angan mereka.” Artinya, pernyataan orang Yahudi dan Nasrani hanyalah angan-angan saja. Kemudian Allah meminta Muhammad untuk menyampaikan kepada mereka, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.” Di sini, melalui Muhammad, Allah meminta bukti dari kebenaran pernyataan orang Yahudi atau Nasrani.

Terlihat jelas kalau makna kutipan ayat di atas, jika dibaca apa adanya, tidak ditemukan ada sesuatu yang aneh. Semuanya normal. Sekarang kita akan mengkritisi beberapa poin dari wahyu Allah itu.

SIFAT-SIFAT GEREJA


A. GEREJA YANG SATU

Ajaran tradisonal Gereja Katolik menyebutkan bahwa sifat-sifat Gereja adalah satu, kudus, katolik, dan apostolik. Gereja adalah satu karena bersatu dalam iman, pembaptisan, perayaan ekaristi dan pimpinan di seluruh dunia. Kesatuan ini harus dibina, dijaga, dipelihara dalam semangat saling mengampuni dan menghormati. Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksakan atau tidak mengindahkan kebebasan wajar Gereja-Gereja partikular. Oleh karena itu ciri Gereja yang satu menuntut suatu communio dengan Gereja Roma atau tidak terpisah daripadanya (ex-communicatio).”

1. Makna Kesatuan Gereja dalam Pengalaman Hidup Kita

Bacalah dan simaklah kisah berikut ini !

Ratusan bendera nasional berkibar di tengah tiupan angin dingin yang kencang di Pantai Copacabana, Brasil dimana orang muda Katolik dari semua latar belakang, yang didorong oleh iman yang sama, berpartisipasi dalam Misa pembukaan Hari Kaum Muda Sedunia atau World Youth Day (WYD). Pada hari Rabu (24-Juli-2013) Paus Fransiskus meminta kepada umat Katolik untuk menghindari materialism dalam Misa publik perjalanan internasional pertama sebagai Paus. Paus Fransiskus juga mengunjungi salah satu tempat ziarah yang paling terkenal di Amerika Latin, yakni Gua Maria Aparecida, atau yang disebut “tempat ziarah penderitaan manusia”, dan mengunjungi sebuah rumah sakit di Rio de Jainero, tempat rehabilitasi para pecandu narkoba. Kedua kunjungan itu menunjukkan kesederhanaan Paus, itu yang ditekankan selama kepausannya. Ia juga mengecam penyembahan “berhala” terhadap uang dan kekuasaan serta mendesak umat Katolik fokus pada kaum miskin dan orang terpinggirkan. Paus menyebut orang-orang muda sebagai “mesin” yang dapat memperkuat Gereja Katolik dan membantu membangun sebuah masyarakat yang lebih baik. Terkait Misa pembukaan, para peserta WYD merasa senang dengan acara tersebut dan menyebutnya sebagai acara yang luar biasa karena menyatukan mereka dari berbagai latar belakang.“Kami datang dari budaya berbeda, berbicara bahasa berbeda, tapi kami menyanyikan lagu-lagu yang sama dan memiliki iman yang sama,” kata Nancy Issa dari Ramallah, Tepi Barat. Issa adalah salah satu dari 20 anggota delegasi Palestina untuk merayakan WYD yang berlangsung 23-28 Juli di Brasil.

Uskup Agung Orani Joao Tempesta dari Rio de Jainero secara resmi membuka WYD dengan Misa. Pada awal sambutannya, Uskup Agung Tempesta ingat Paus Emeritus Benediktus XVI, yang memprakarsai dan memilih kota itu menjadi tuan rumah Hari Kaum Muda Sedunia 2013. Di tengah kerumunan massa, ribuan orang Argentina bersorak-sorai, dan di dekatnya, sekelompok kecil dari Kanada mengungkapkan kegembiraan mereka sepanjang perayaan itu.“Ini sangat luar biasa dan menggairahkan,” kata JP Martelino, 18, dari Paroki St. Patrick di Vancouver, British Columbia. Ketika ditanya apa yang ia akan lakukan usai menghadiri acara itu, Martelino menjawab, “Pasti …. Aku akan membawa pesan ini ke Kanada dan saya mencoba berusaha mengajak lebih banyak orang muda ke gereja.”

******

Kamis, 26 Agustus 2021

INSPIRASI DARI KISAH IBU TUA DAN PASTOR PAROKI

 


Sebuah paroki kecil, tinggallah seorang ibu tua sebatang kara. Ia menggantungkan hidupnya dari belas kasih setiap orang yang datang ke makam. Hari-harinya diisinya dengan membersihkan pemakaman. Apa yang didapatnya hari ini, cukup untuk hidupnya hari itu juga. Suatu kesulitan jika pada suatu hari tidak ada orang yang datang ke kuburan. Tentulah kerjanya sia-sia dan tak dapat makan.

Melihat situasinya, si ibu tua ini ingin menghabiskan hidupnya dengan merasakan sekali memegang uang sebanyak. Dia ingin merasakan menggenggam uang 1 juta. Ini menjadi cita-citanya sebelum mati. Karena itu, ia mulai berdoa. Mula-mula ia berdoa kepada Bunda Maria. Setiap malam ia selalu berosario di hadapan Bunda Maria memohon agar Bunda Maria mengirimkannya uang 1 juta. Sampai rosarionya putus, uang 1 juta tak kunjung datang.

Akhirnya ia memohon kepada Yesus. Pastilah Yesus mendengarkan doaku, demikian pikirnya. Setiap malam ia berdoa kepada Yesus. Ia meminta supaya Tuhan Yesus memberinya uang sebesar 1 juta sebelum ia meninggal. Seminggu telah lewat, tak satu rupiah pun datang. Sebulan, dua bulan, tiga bulan berlalu, uang 1 juta tak kunjung tiba.

Dengan rasa kesal dan kecewa, ibu tua itu akhirnya menulis sepucuk surat kepada Allah Bapa. Dia ungkapkan uneg-unegnya terhadap Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Kemudian dia sampaikan permohonannya: 1 juta. Dia berharap Allah Bapa mengabulkannya. Bukankah Bapa itu Allah yang baik, yang memberi kepada mereka yang meminta, dan membukakan pintu bagi mereka yang mengetuk pintu? Mana ada Bapa yang memberikan kalajengking bila umatnya minta ikan, atau batu jika umatnya minta roti.

Rabu, 25 Agustus 2021

INILAH MINAT UMUM PADA ANAK-ANAK

 


Minat adalah sesuatu yang menarik untuk dinikmati. Setiap pribadi orang tentulah mempunyai minat tertentu, entah minat itu positif maupun negatif. Anak-anak juga mempunyai minat tertentu, yang perlu diketahui oleh para orangtua. Elizabeth B. Hurlock, dalam buku edisi kelimanya yang berjudul “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”, memaparkan beberapa minat pada akhir masa kanak-kanak.

Penampilan

Anak yang lebih besar akan diminati oleh orang lain hanya kalau ia begitu berbeda dari teman-teman sebayanya sehingga ia merasa menarik perhatian.

Pakaian

Anak menaruh minat pada pakaian baru, tetapi harus sama dengan apa yang dipakai teman-temannya. Ia juga menyukai warna-warna pakaian yang tertentu.

Nama dan Julukan

Nama awal diminati hanya kalau berbeda dengan nama teman-temannya atau kalau ia merasa menarik perhatian orang dengan namanya. Karena nama keluarga dan nama tengah jarang digunakan, anak hanya menaruh minat bila nama menggolongkannya dengan kelompok rasa tau agama yang dikenai prasangka. Kalau anak menyadari bahwa nama julukan yang diberikan teman-teman mencerminkan penilaian teman-teman, ia tidak menyukai nama julukan yang berupa cemoohan.

Selasa, 24 Agustus 2021

Sebuah Cerpen: MEMBUNUH BAYANG-BAYANG

 


Setiap manusia pasti mempunyai bayang-bayang. Gak siang gak malam, asal ada cahaya benderang, bayangan selalu muncul. Bayangan adalah diri kita dalam bentuk yang lain. Dan ia selalu menyerupai kita atau mengikuti gerakan diri. Kita membungkuk, dia pun membungkuk. Satu tangan kita angkat, bayangan pun mengangkat tangannya. Persis tangan mana yang kita angkat. Dan bentuknya pun sama. Hanya warnanya saja yang berbeda.

Aku tak tahu kenapa bayangan-bayangan selalu mengikuti diriku. Kenapa manusia mempunyai bayangan? Pertanyaan ini sampai pada pertanyaan yang tertuju kepada Tuhan. Kenapa Tuhan menciptakan bayangan? Pertanyaan ini pernah aku tanyakan kepada guru agama kami, waktu SMP dulu. Bukannya menjawab, dia malah mempertanyakan pertanyaanku.

“Apakah bayangan itu menganggumu?” Demikian tanyanya.

“Nggak sih, Bu.”

“Lalu, kenapa kamu pertanyakan?”

Nah loh, jadi bingung sendiri. Jawab ya, pasti ditanya. Jawab tidak juga, ditanya. Dan semuanya sama bingungnya.

Sebenarnya aku ingin menjawab ya. Ya, bayangan itu mengganggu diriku. Sungguh mengganggu. Ia selalu mengikutiku ke mana pun aku pergi. Waktu SD, aku dan teman-teman merokok di WC sekolah, bayangan hadir di sana. Waktu aku SMP, ketika menyontek saat ujian, bayanganku ada juga di sana. Bahkan ketika aku mencuri uang OSIS, yang dipercayakan kepadaku, bayanganku persis di sampingku. Aku merasa mereka seperti melihatku, menegurku.

Senin, 23 Agustus 2021

CINTA ITU MENGHIDUPKAN

 


Sigmund Freud, bapak pendiri psikoanalitik, menggolongkan insting manusia ke dalam dua kelompok besar, yaitu insting hidup dan insting mati. Insting mati, yang terkadang disebut juga dengan istilah insting merusak (destructive) merupakan hasrat setiap manusia untuk mati. Kematian mendapat perhatian lebih bagi Freud. Ia pernah berkata bahwa tujuan semua kehidupan adalah kematian.

Hasrat kematian itu bisa ditujukan keluar dari diri sendiri (external object) seperti orang lain atau lingkungan (vandalism), bisa juga terarah kepada diri sendiri (internal object). Salah satu derivatif insting mati ini adalah benci. Kebencian selalu membawa dampak pada kehancuran atau kerusakan. Misalnya, jika kita benci kepada seseorang, maka kita dapat merusak orang itu, baik secara fisik (mencederainya atau bahkan membunuh) maupun secara psikis (fitnah, menghina, dll).

Kebencian atau rasa benci kepada orang, entah itu diri sendiri maupun orang lain, dan kepada lingkungan, bukanlah merupakan akar dari insting mati. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya rasa benci ini. Salah satunya adalah iri hati. Contohnya dalam kasus perseteruan antara Tuhan Yesus di satu sisi dengan kaum Farisi, ahli Taurat dan para imam Yahudi di sisi lain. Mereka sangat iri akan popularitas Yesus sehingga muncul hasrat untuk menyingkirkan Yesus dari pengaruh sosial. Puncak perseteruan adalah penyaliban Tuhan Yesus di Bukit Golgota. Namun entah kenapa, dengan berdasarkan QS an-Nisa: 157, umat islam tidak mengakui kematian Yesus disalib.

Seperti insting mati, insting hidup juga dapat ditujukan keluar dari diri sendiri (external object) seperti orang lain atau lingkungan, dan bisa juga terarah kepada diri sendiri (internal object). Salah satu derivatif insting hidup ini adalah cinta. Jika rasa benci selalu membawa dampak pada kehancuran atau kerusakan, maka cinta membawa kehidupan. Ungkapan cinta dapat terlihat dari sikap-sikap seperti menghormati, menghargai, memelihara, merawat, perhatian, dll. Semua sikap ini akan menimbulkan efek harmoni, damai, hidup nyaman dan bahagia.

Minggu, 22 Agustus 2021

MENANGGAPI USTAD MENACHEM ALI SOAL SURAH AN-NISA 157



Seorang teman facebook menyarankan saya untuk mencari di youtube soal rasa penasaran saya tentang kajian islam atas QS an-Nisa: 157. Ketika meluncur di youtube, saya langsung berkenalan dengan Ustad Menachem Ali (UMA). Saya langsung tertarik dengan kajiannya karena lucu dan mengusik akal sehat saya. Terus terang, bagi orang yang kurang memiliki daya kritis, tentulah dengan sangat mudah terbuai oleh kata-kata UMA ini. Untuk mengetahui kajian UMA soal topik ini, silahkan klik di sini (jika tak bisa dibuka, coba klik DI SINI).

Karena itulah, saya terpanggil untuk memberikan catatan kritis terkait kajian UMA ini. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kajian UMA dalam video tersebut secara umum membahas soal persoalan siapa yang mati di kayu salib. Sebagaimana diketahui, umat islam percaya kalau yang mati itu bukan Yesus, seperti yang diyakini oleh orang Kristiani dan juga Yahudi, didasarkan pada surah an-Nisa: 157. Akan tetapi, dalam kajian tersebut UMA hanya memfokuskan pembahasannya pada pernyataan orang Yahudi, yang dikutip oleh Allah: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam.”

Memang benar apa yang dikatakan UMA bahwa pernyataan di atas merupakan perkataan komunal atau kolektif, bukan personal. “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam.” merupakan pernyataan orang Yahudi. UMA tidak mempersoalkan kata “membunuh” dalam pernyataan itu. Secara tidak langsung mau ditegaskan bahwa benar Al-Masih, Isa Putra Maryam telah dibunuh. Yang menarik justru kata “Al-Masih”. Di sini UMA mempersoalkan antara Al-Masih asli dan palsu. Benar apa yang dikatakan UMA bahwa pernyataan tersebut merupakan ungkapan satir, meski UMA gagal memahami makna kata “satir” itu.

“Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Putra Maryam.” memang merupakan pernyataan satir. Ini merupakan kalimat ejekan, sama seperti kalimat yang ada di salib: “Yesus Raja Orang Yahudi”. Menjadi menarik ketika UMA memahaminya dengan Al-Masih asli atau palsu. UMA mengatakan bahwa orang Yahudi yakin bahwa yang mereka bunuh bukan Al-Masih asli tetapi Al-Masih palsu. Sepertinya UMA tidak tahu kalau orang Yahudi sejak awal tidak mengakui Yesus atau Isa itu sebagai Al-Masih. Mereka membunuh juga karena pengakuan Yesus sebagai Al-Masih atau mesias. Jadi, pernyataan orang Yahudi itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan keyakinan akan Al-Masih asli atau palsu. Apa yang dikatakan itu bukan lantas berarti bahwa orang Yahudi yakin bahwa yang mereka bunuh adalah Al-Masih palsu. Pernyataan itu murni sebagai ejekan.

Jumat, 20 Agustus 2021

PERBANDINGAN AYAT CINTA DAN AYAT MEMBUNUH DALAM AL-QUR'AN

 


Ketika terjadi aksi kekerasan dan intoleransi yang melibatkan umat islam, biasanya umat islam lainnya akan mengatakan bahwa “islam adalah agama kasih” sambil mengecam aksi kekerasan tersebut. Umumnya mereka membela diri dengan berkata “Agama islam adalah agama yang menghargai perbedaan” atau dengan melontarkan istilah asing yang terdengar indah, “Islam adalah rahmatan lil alamin.”. Orang yang punya akal sehat, pastilah hanya bisa tersenyum mendengar rasionalisasi atau pembenaran itu. Mereka hanya bisa diam, karena takut kena amuk massa islam bila mengatakan “Islam itu agama penuh dengan kekerasan dan intoleransi.”

Benarkah islam itu agama kasih? Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh umat non muslim, yang tentunya hanya sebatas dalam hati. Ada 2 pendapat yang berbeda tentang agama islam. Umat islam berpendapat islam adalah agama kasih, sementara umat lain mengaitkan intoleransi dengan agama islam. Jika harus menghormati pendapat umat islam yang mengatakan agamanya adalah agama kasih, maka umat islam juga harus menghormati pendapat yang berbeda dengannya. Yang penting, setiap pendapat harus mempunyai data atau dasar, bukan hanya sekedar berpendapat.

Untuk mengupas pernyataan “islam adalah agama kasih” atau “islam adalah agama intoleran”, pertama-tama kita harus merujuk langsung ke sumber ajaran agama itu, yang salah satunya adalah Al-Qur’an. Sejauh mana ajaran kasih itu terlihat jelas dalam Al-Qur’an, dan sejauh mana ayat yang bertentangan dengannya ada di sana? Salah satu bentuk kekerasan yang paling brutal dan biadab adalah membunuh. Bisa juga dikatakan bahwa membunuh merupakan wujud intoleransi yang paling ekstrem.

Berangkat dari Al-Qur’an inilah, kita mencoba menelusuri “ayat cinta”´dan “ayat membunuh” yang ada dalam Al-Qur’an. “Ayat cinta” di sini hanya difokuskan pada 2 kata kunci, yaitu kata “cinta” dan kata “kasih”, sedangkan untuk “ayat membunuh” pada kata dasar “bunuh”. Memang, pencarian tidak hanya terbatas pada 2 kata dasar itu saja, melainkan juga kata turunannya seperti mencintai, pengasih, pembunuhan, membunuh, dll. Tabel di bawah ini menampilkan perbandingan kedua ayat tersebut.

ARTI DAN MAKNA GEREJA


 

A. Gereja sebagai Umat Allah

Umat Allah adalah paguyuban orang-orang yang beriman, yang telah dipilih oleh Allah. Sebagai anak-anak Allah semuanya mempunyai martabat yang sama dalam pembaptisan. Semuanya ikut ambil bagian dalam pembangunan jemaat, solider dan saling memerhatikan.

1. Memahami Arti dan Makna Gereja

Dalam Audiensi Umum pada tanggal 29 Mei 2013, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja sebagai Keluarga Allah. Lewat perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:11-32), Paus menegaskan pesan Injil yang menunjukkan rencana Allah bagi umat manusia. Apakah rencana Allah itu? Yakni membuat kita semua menjadi satu keluarga sebagai anak-anak-Nya, di mana setiap orang merasa bahwa Allah itu dekat dan merasa dicintai.

Gereja berakar dalam rencana besar ini. Gereja bukan organisasi yang didirikan atas perjanjian antara beberapa orang, tapi seperti Paus Benediktus XVI sering mengingatkan kita, Gereja adalah pekerjaan Allah, yang lahir justru dari rancangan penuh kasih ini yang secara bertahap masuk ke dalam sejarah. Gereja ini lahir dari keinginan Allah untuk memanggil semua orang dalam persekutuan dengan Dia, persahabatan dengan Dia; untuk berbagi dalam kehidupan ilahi-Nya sendiri sebagai putra putri-Nya.

Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia” berarti “pertemuan akbar orang-orang yang dipanggil”. Allah memanggil dan mengajak kita untuk keluar dari individualisme, dari kecenderungan menutup diri kita sendiri, dan Dia memanggil kita untuk menjadi keluarga-Nya. Allah menciptakan manusia supaya kita hidup dalam hubungan persahabatan yang mendalam dengan Dia, dan bahkan ketika dosa memutuskan hubungan manusia dengan Allah dan dengan ciptaan lainnya, Allah tidak meninggalkan kita.

Seluruh kisah keselamatan adalah kisah Allah yang berusaha meraih manusia, menawarkan mereka cinta-Nya dan menyambut mereka. Ia memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari banyak bangsa, Ia memilih orang Israel untuk membuat sebuah perjanjian yang akan merangkul semua orang, dan dalam kepenuhan waktu, Ia mengutus Putra-Nya sehingga rencana cinta dan keselamatan-Nya dapat digenapi dalam Perjanjian baru dan kekal dengan seluruh umat manusia. Ketika kita membaca Injil, kita mengetahui bahwa Yesus mengumpulkan komunitas kecil di sekitar-Nya yang menerima firman-Nya, mengikuti-Nya, turut serta dalam perjalanan-Nya, menjadi keluarga-Nya, dan dengan komunitas inilah Dia mempersiapkan dan membangun Gereja-Nya.

Jadi, Gereja lahir dari tindakan kasih yang paling agung dari Salib, dari sisi lambung Yesus yang ditusuk dan mengalirkan darah dan air, simbol dari Sakramen Ekaristi dan Pembaptisan. Darah kehidupan keluarga Allah, Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita.

Kamis, 19 Agustus 2021

PAHAM KERAJAAN ALLAH PADA JAMAN YESUS


 

A. Beberapa Paham Kerajaan Allah

Pada masa Yesus, bahkan sebelum kehadiran-Nya, sudah berkembang beberapa paham Kerajaan Allah. Paham ini begitu hidup di tengah umat. Dan keberadaan paham ini sering membuat manusia terbagi dalam kelompok-kelompok, berdasarkan paham tersebut. Berikut ini adalah paham Kerajaan Allah yang ada pada masa Yesus.

1. Kerajaan Allah yang bersifat Politis

Paham Kerajaan Allah bersifat politis ini beranggapan bahwa: Kerajaan Allah yang damai dan sejahtera hanya akan terwujud bila Allah tampil sebagai seorang tokoh politik yang dengan gagah berani mampu memimpin bangsa Israel melawan penjajah Romawi dan para penindas rakyat. Paham Kerajaan Allah seperti ini hidup di kalangan kaum zelot dan sicarii

2. Kerajaan Allah yang Bersifat Apokaliptis

Paham Kerajaan Allah yang bersifat Apokaliptis ini memandang: Kerajaan Allah akan tercapai bila Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan menggoncangkan kekuatan-kekuatan langit dan bumi. Pada saat itulah Allah akan membangkitkan suatu dunia baru. Dan mereka menganggap penderitaan yang dialami bukan akhir segala-galanya, kelak pada akhir zaman Allah akan menegakkan Kerajaan-Nya dan membebaskan manusia dari segala penderitaan. Paham Kerajaan Allah seperti ini hidup di kalangan kaum esseni.

3. Paham Kerajaan Allah yang Bersifat Yuridis-Religius

Allah sekarang sudah meraja secara hukum, sedangkan pada akhir zaman Allah menyatakan kekuasaan-Nya sebagai Raja semesta alam dengan menghakimi sekalian bangsa. Mereka memandang Hukum Taurat sebagai wujud Kekuasaan Allah yang mengatur manusia.

Maka mereka yang sekarang taat kepada hukum Taurat sudah menjadi warga Kerajaan Allah. Tetapi, jika tidak melakukan apa yang dituntut dalam hukum Taurat mereka tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

INILAH PELANGGARAN YANG BIASA DILAKUKAN ANAK

 


Kata “disiplin” biasa diidentikkan dengan dunia orang dewasa dan dunia kerja. Biasa juga dipahami dengan tata aturan. Karena itu, tak jarang orang berpikir bahwa disiplin hanya dikhususkan untuk orang dewasa, sementara anak-anak dirasakan belum. Dunia anak adalah dunia bermain, dan permainan anak lebih sering mengikuti selera. Permainan anak-anak sulit dikenakan aturan.

Akan tetapi, bukan lantas berarti anak-anak tidak membutuhkan disiplin. Kedisiplinan diri itu sangat penting; dan itu hendaknya sudah dimulai dari usia dini. Orangtua perlu mengetahui soal disiplin ini buat anak-anak mereka. Sebagaimana dilansir dari buku edisi kelima “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan”, Elizabeth B. Hurlock memaparkan beberapa hal soal disiplin untuk usia anak. Di samping itu, Hurlock menguraikan juga soal pelanggaran yang biasa dilakukan anak. Dengan mengetahui hal ini, para orangtua dapat mengantisipasinya.

Bantuan dalam Mendasarkan Kode Moral

Dalam kasus anak yang lebih besar, pengajaran mengenai benar dan salah seyogianya menekankan alasan mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengapa pola lain tidak diterima, dan seyogianya diarahkan untuk menolong anak memperluas konsep tertentu menjadi konsep yang lebih luas, lebih abstrak.

Ganjaran

Ganjaran, seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat jika pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan juga jika mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik. Bagaimana pun juga, jikalau pujian dan perlakuan khusus harus menjadi efektif, ganjaran harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

Rabu, 18 Agustus 2021

INSPIRASI DARI NEGERI SAKURA

 


Siapa yang tak kenal dengan negara Jepang, yang dikenal dengan istilah Negeri Matahari Terbit ini? Bagi orang Indonesia tentulah takkan bisa melupakan bangsa ini, karena bangsa ini pernah menjajah Indonesia. Begitu banyak kenangan pahit yang ditinggalkan bangsa, yang waktu itu disebut sebagai orang kate, karena orang-orang Jepang waktu itu berpostur tubuh pendek. Salah satunya adalah romusha.

Bila melihat peta dunia, kita dapat mengetahui betapa kecilnya negara ini. Luas daratan seluruhnya tak jauh berbeda dengan daratan Pulau Sumatera. Namun, sekalipun kecil, negara Jepang mampu menjajah negara Indonesia yang sangat jauh lebih besar wilayahnya. Malah bersama Jerman dan Italia, mereka ingin menguasai dunia dalam Perang Dunia II.

Lebih hebat lagi adalah kebangkitan Jepang setelah kehancuran Perang Dunia II. Jatuhnya bom atom di dua tempat, yaitu Hirosima dan Nagasaki, benar-benar membuat Jepang hancur total. Ini membuktikan betapa kecilnya negara tersebut. Akan tetapi, tidak lama kemudian Jepang bangkit menjadi bangsa yang maju dan besar, bukan saja di tingkat Asia melainkan juga dunia. Jepang bangkit dan kembali “menjajah” dunia. Dalam hal teknologi, siapa yang tidak kenal produk-produk Negeri Sakura ini? Dalam dunia olahraga pun Jepang memiliki segudang prestasi. Sekarang sulit menemukan orang Jepang yang bertubuh pendek.

Kehancuran sering melanda Jepang. Yang terakhir adalah gempa dan tsunami yang mengakibatkan bocornya reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Namun dalam waktu singkat bangsa ini sudah bangkit dari kehancurannya itu. Tentulah kita bertanya apa yang membuat bangsa, yang dikenal sebagai negeri para samurai, ini begitu maju dan menjadi negara yang besar?

Selasa, 17 Agustus 2021

MENYIMAK PESAN LITURGI KATOLIK PADA PERAYAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

 


Tanggal 17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal itu, di tahun 1945, pemimpin bangsa kita, Soekarno dan Moh. Hatta, memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan itu diperuntukkan bagi rakyat Indonesia, tanpa membedakan ras, suku, golongan, agama atau partai. Bung Karno dan Bung Hatta, atas nama bangsa Indonesia, menyatakan bahwa rakyat Indonesia sudah terbebas dari belenggu penjajahan bangsa asing. Dengan kemerdekaan itu, setiap rakyat Indonesia memiliki hak yang sama di tanah air yang tercinta ini.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan momen yang menggembirakan bagi rakyat Indonesia. Jika kita menelusuri sejarah di saat itu, kita dapat merasakan suasana gembira di hati sanubari warga. Mereka bersukacita menyambut proklamasi. Mereka bergembira menyongsong kemerdekaan.

Kegembiraan atas proklamasi ternyata bukan hanya menjadi milik rakyat Indonesia zaman ’45 saja. Kegembiraan itu menjadi kegembiraan rakyat Indonesia kini dan di masa datang. Saat ini pun rakyat Indonesia diajak untuk bergembira dan bersukacita merayakan peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Atas kegembiraan itu, rakyat Indonesia diajak untuk menghaturkan syukur. Semua rakyat Indonesia bergembira merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Merayakan kegembiraan atas HUT kemerdekaan dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan. Sebagai warga Negara, orang merayakannya dengan upacara bendera dan acara-acara lomba yang banyak digelar. Sebagai warga Gereja, orang katolik di seluruh Indonesia merayakannya dengan perayaan ekaristi. Dalam tradisi liturgi Gereja Katolik, ulang tahun proklamasi Indonesia masuk dalam kategori Hari Raya. Sebagai hari raya, perayaan ekaristinya meriah. Salah satu ciri kemeriahan itu adalah adanya tiga bacaan liturgi.

Senin, 16 Agustus 2021

PAROKI WAJIB TRANSPARAN SOAL KEUANGAN. INI PENJELASANNYA

 


Gereja adalah bagian dari dunia. Karena itu prinsip-prinsip keduniaan, meski tidak semuanya, dapat diadopsi oleh Gereja. Salah satunya adalah soal transparansi laporan keuangan. Paus Fransiskus, sejak terpilihnya, mencanangkan transparansi keuangan di pusat Gereja Katolik, yaitu Vatikan. Karena itu, sudah saatnya pengelolaan harta benda Gereja, termasuk keuangan, dilakukan secara transparan agar umat mengetahuinya.

Apakah ajakan Paus Fransiskus untuk terbuka dalam keuangan Gereja sudah diikuti semua Gereja di belahan dunia? Harus diakui bahwa masih ada paroki yang menolak membuka laporan keuangannya kepada umat. Laporan keuangan hanya khusus untuk Pastor Kepala Paroki dan bendahara paroki saja. Umat, bahkan pastor pembantu pun tak diperkenankan untuk mengetahuinya.

Alasan Kuno Menolak Transparansi

Ada saja orang, bahkan dari hirarki, yang tidak setuju dengan transparansi keuangan. Mereka menilai bahwa di balik transparansi ada prinsip do ut des: saya memberi, maka saya menerima. Artinya, pemberian itu ada pamrih. Jadi, umat yang memberi kolekte, intensi, stipendium, dll, disinyalir memiliki pamrih pribadi, bukan murni persembahan kepada Tuhan, Gereja dan karya pastoral. Pemberian tersebut tidak seperti persembahan janda miskin (bdk. Lukas 21: 1 – 4).

Malahan orang menentang transparansi keuangan dengan menggunakan dasar biblis untuk menguatkan argumennya. Teks Kitab Suci yang biasa dipakai adalah Matius 6: 3: “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” Teks ini biasanya dipakai sebagai prinsip dasar kristiani dalam memberi persembahan (kolekte, intensi, stipendium, dll).

Minggu, 15 Agustus 2021

INSPIRASI KECIL DARI RENA

 


Iman Kristen bisa dipicu oleh banyak hal. Ini bisa terjadi akibat pengalaman traumatis atau yang mencerahkan, atau keinginan untuk mengatasi situasi sulit termasuk stres. Di kalangan anak muda Korea, kehidupan yang stres dalam sebuah masyarakat urban yang banyak persaingan, maju secara teknologi, iman tampaknya menjadi pendorong yang kuat. Banyak kaum muda kemudian melakukan permenungan dan menemukan koneksi dengan komunitas Gereja dan memilihnya sebagai tujuan hidup  mereka.

Rena (nama Korea-nya: You Jung-sing) berusia 22 tahun dan dibaptis empat tahun lalu setelah mengalami stres akut yang ia alami dalam mempersiapkan ujian di sekolah menengah. Ujian di sekolah menengah adalah salah satu sumber utama stres bagi kaum muda Korea. Mempersiapkan ujian mungkin adalah saat yang paling penting bagi remaja. Hampir 75 persen siswa mengikuti les privat dalam persiapan untuk ujian. Tak seorang pun ingin tertinggal dan berlomba untuk mendapatkan nilai yang baik agar bisa masuk universitas.

“Saya dibaptis pada malam Paskah,” katanya. ”Saya dididikan di sebuah sekolah Katolik sebelum masuk Jesuit University of Sogang.”

“Saya dibaptis ketika saya mengalami stres berat akibat belajar KSAT (Korea Scholastic Aptitude Test). Aku sakit pada saat itu karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan membaca buku-buku,” jelasnya.

Bagi Rena, masalah tersebut muncul ketika ibunya yang memberikan tekanan luar biasa saat ujian akhir, yang menjadi sebuah fenomena di Korea. Seorang guru bahasa Inggris di Seoul baru-baru ini menanyakan murid-muridnya, semua berusia 16 tahun, siapa yang paling menakutkan mereka. Sejauh ini jawaban yang paling umum adalah: “ibuku!“ Orang tua di Korea memiliki harapan tinggi atas prestasi akademis anak-anak mereka.

Hasil baik yang diharapkan bukan hanya memberikan kebanggaan keluarga, tapi juga gengsi dengan teman-teman dan tetangga. Ada juga harapan bahwa dengan mendapatkan nilai yang baik, anak-anak akan menemukan pekerjaan yang baik yang menyediakan dukungan keuangan bagi orang tua di usia tua mereka. Hingga hari ini, cara itu adalah lazim bahwa gaji pertama anak-anak akan diserahkan langsung kepada orang tua sebagai tanda terima kasih.

RESENSI BUKU SEBUAH STUDI TENTANG AL-QUR’AN

 

Judul Buku                  : SEBUAH STUDI TENTANG AL-QUR’AN

Penulis                        : Sunairda

Penerbit                       : Blog Budak Bangka

Tahun Terbit                : Juni 2021

Jumlah Halaman          : 106 halaman

Sinopsis Buku

Tahun lalu penulis ini menelurkan sebuah buku yang diberi judul “TIGA PILAR AGAMAISLAM: Pengantar kepada Pengenalan Agama Islam”. Bulan Januari tahun ini buku tersebut direvisi. Dalam tahun yang sama penulis menghasilkan satu lagi buku tentang islam. Buku ini berjudul SEBUAH STUDI TENTANG AL-QUR’AN. Dari judulnya bisa ditebak arah pembicaraannya, yaitu tentang Al-Qur’an.

Yah, dapat dikatakan latar belakang penulisan buku ini adalah ketertarikan penulis kepada kitab suci umat islam. Tak jarang terdengar suara-suara dari umat islam yang mengagung-agungkan Al-Qur’an. Penulis mencoba mencari-cari referensi-referensi yang mengupas Al-Qur’an, namun sayangnya hal itu sulit ditemukan. Hal ini juga yang menjadi motivasi penulis mengeluarkan buku ini.

Uraian pembahasan buku ini enak dibaca, karena terkesan penulis menghindari penggunaan istilah-istilah yang dapat membuat bingung pembaca. Bahasa yang dipakai pun terbilang sederhana, dan penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD. Dapatlah dikatakan buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang hendak mengenal islam, bukan saja untuk non muslim tetapi juga untuk umat islam sendiri.

Kelebihan Buku

Ø  Bahasa yang dipakai mudah dipahami

Ø  Lebih sering menggunakan kalimat yang singkat, ketimbang kalimat majemuk bertingkat.

Ø  Uraian-uraiannya logis

Ø  Sumber islamnya agak berimbang

Kekurangan Buku

v Cover buku terlalu sederhana

v Beberapa topik kurang tuntas dikupas

Cara dapatkan Buku

Klik di Sini, kalau tak bisa coba DI SINI

Jumat, 13 Agustus 2021

TELAAH ATAS SURAH AL-BAQARAH AYAT 75

 


Maka apakah kamu (muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahui.
[QS 2: 75]

Umat islam yakin bahwa Al-Qur’an merupakan firman yang berasal dari Allah sendiri. Firman itu disampaikan secara langsung kepada nabi Muhammad SAW (570 – 632 M). Berhubung Muhammad adalah seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, maka setelah mendapatkan firman Allah itu dia langsung mendiktekan kepada pengikutnya untuk ditulis. Semua tulisan-tulisan itu kemudian dikumpulkan, dan jadilah kita yang sekarang dikenal dengan nama Al-Qur’an. Karena itu, apa yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah merupakan kata-kata Allah sendiri. Tak heran bila umat islam menganggap kitab tersebut sebagai sesuatu yang suci, karena Allah sendiri adalah mahasuci. Penghinaan terhadap Al-Qr’an adalah juga penghinaan terhadap Allah, dan orang yang melakukan hal tersebut wajib dibunuh. Ini merupakan kehendak Allah sendiri, yang tertuang dalam Al-Qur’an.

Keyakinan umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah didasarkan pada firman Allah sendiri. Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an, yang merupakan perkataan Allah, yang mengatakan hal tersebut. Al-Qur’an diturunkan agar menjadi petunjuk bagi umat islam. Setiap umat islam wajib mengikuti apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an. Untuk kemudahan ini maka sengaja Allah mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan (QS al-Qamar: 17). Dengan kata lain, Al-Qur’an adalah kitab yang sudah jelas dan mudah dipahami.

Berangkat dari keyakinan umat islam ini, maka kutipan ayat Al-Qur’an di atas haruslah dikatakan merupakan perkataan Allah. Apa yang tertulis di atas, kecuali yang ada dalam tanda kurung, merupakan kata-kata Allah sendiri yang disampaikan kepada Muhammad. Kutipan di atas hanya terdiri dari 3 kalimat, yang digabung menjadi 1 kalimat majemuk. Sekalipun Al-Qur’an merupakan wahyu yang disampaikan Allah kepada Muhammad, namun dalam kutipan di atas sepertinya konteksnya bukan dalam arti pembicaraan antara 2 orang teman. Patut diduga bahwa Allah sebenarnya ingin bicara sesuatu dengan umat islam, tapi hal itu disampaikan melalui Muhammad. Karena itulah, kata “kamu” dalam kutipan di atas diberi penjelasan dalam tanda kurung sebagai umat islam atau “muslimin”. Jika konteksnya adalah pembicaraan antara teman, maka kata “kamu” dalam kutipan di atas akan diberi keterangan sebagai Muhammad sebagaimana banyak ditemukan dalam Al-Qur’an (misalnya, QS al-Baqarah: 96).