Selasa, 20 Agustus 2013

(Pencerahan) Allah Maha Pengampun

TOBAT DAN PENGAMPUNAN
Jangan berkata: "Betul, aku sudah berdosa, tetapi apakah menimpa diriku? Sebab Tuhan panjang hati."

Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau menimbun dosa demi dosa.

Jangan berkata: "Memang belas kasihan-Nya besar, dosaku yang banyak ini pasti diampuni-Nya." Sebab baik belas kasihan maupun kemurkaan ada pada Tuhan, dan geram-Nya turun atas orang jahat.

Jangan menunda-nunda berbalik kepada Tuhan, jangan kautangguhkan dari hari ke hari kemurkaan Tuhan, dan pada saat hukuman engkau dihancurkan.

sumber: Kitab Putra Sirakh 5: 4 – 7
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 20 Agustus: St. Bernardus Clairvaux

SANTO BERNARDUS, ABBAS & PUJANGGA GEREJA
Bernardus dari Clairvaux (Lembang Hening/cerah) lahir pada tahun 1090, dekat Dijon, Perancis. Putera dari Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard ini digelari Pujangga Gereja dan dikenal juga sebagai Bapa Gereja Terakhir. Sepeninggal ibunya, Bernardus menjalani satu gaya hidup tak beraturan selama beberapa tahun. Tetapi kemudian ia membaharui cara hidupnya dan bersama beberapa orang temannya masuk biara pertapaan di Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding. Keputusannya untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayahnya dan kedua kakaknya. Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya. Kepada ayahnya dan saudara-saudaranya dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Penjelasannya ini berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.

Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Kemahirannya dalam bahasa Latin sangat membantu dia di dalam menerangkan dengan jitu makna Sabda Allah bagi hidup manusia. Karena kepandaiannya dan kesalehan hidupnya, ia ditugaskan mendirikan sebuah biara pertapaan baru. Bersama 12 orang rekannya sebiara, Bernardus berangkat ke sebuah lembah yang disebut Clairvaux. Di sana ia mendirikan pertapaan yang lazim disebut Pertapaan Clairvaux. Di bawah pimpinannya, biara ini berkembang pesat dan sangat masyhur di seluruh Eropa. Ada sekitar 70 buah biara baru didirikan selama masa hidupnya. Di mana-mana di seluruh Eropa terdapat banyak biarawan asuhan Bernardus, sehingga Bernardus disebut juga sebagai pendiri kedua Ordo Sistersian setelah Santo Stefanus Harding.

Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenaran. Ia dengan gigih membela hak Paus Innocentius II (1130 – 1143) melawan rongrongan paus tandingan Anakletus pada tahun 1130, menantang pandangan-pandangan salah dari Petrus Abelard dan menulis banyak buku tentang berbagai hal. Oleh Paus Eugenius III (1145 – 1153) bekas asuhannya di pertapaan Clairvaux, Bernardus diutus ke Jerman dan Perancis untuk berkotbah menantang ajaran sesat Albigensia. Kotbah-kotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan. Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja Terakhir pada tahun 1830.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XX-C

Renungan Hari Selasa Biasa XX, Thn C/I
Bac I   : Hak 6: 11 – 24a; Injil      : Mat 19: 23 – 30

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal iman kepercayaan. Bacaan pertama diawali kisah keraguan Gideon akan kemahakuasaan Allah. Keraguan Gideon ini beralasan, karena pada waktu itu Israel sedang dijajah oleh orang Midian, sementara berdasarkan cerita nenek moyang mereka, Allah itu maha dahsyat. Peristiwa yang dialami Gideon dan orang Israel, membuat mereka meragukan Allah. Ia mempertanyakan apakah Allah masih menyertai mereka. Namun lewat malaikat Tuhan, yang menampakkan diri kepadanya, Gideon akhirnya percaya bahwa Allah tiak meninggalkan mereka.

Keraguan juga melanda para rasul. Ini berawal dari pernyataan Yesus yang menggemparkan bahwa sangatlah susah untuk masuk ke dalam kerajaan Allah. Karena itu, Petrus mewakili para rasul mempertanyakan nasib mereka “yang telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” (ay. 27). Apakah ada jaminan? Yesus menenangkan hati mereka dengan jaminan. Namun Yesus mengajak mereka untuk tidak hanya memperhatikan jaminan itu saja, melainkan pada warta keselamatan. “Banyak orang yang terdahulu menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” 

Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk percaya kepada Tuhan dalam setiap peristiwa hidup kita. Percaya kepada Tuhan berarti menyerahkan seluruh hidup kita kepada penyelenggaraan ilahi-Nya. Kita tak perlu lagi dipusingkan akan hal-hal duniawi saja, melainkan aktif mewartakan kebajikan an kebenaran kepada sesama demi tegaknya Kerajaan Allah.

by: adrian