Selasa, 25 November 2014

Orang Kudus 25 November: St. Elisabeth de Reute

BEATA ELISABETH DE REUTE
Elisabeth Achler lahir pada 25 November 1386 di Waldsee, Swabia, Jerman. Ia adalah puteri dari Hans dan Anne Achler, sebuah keluarga miskin. Elisabeth mendapat bimbingan dari bapa pengakuannya, Conrad Kugelin, yang adalah kepala dari Canon Regular St. Agustinus di Waldsee. Ketika berusia empatbelas tahun, Elisabeth memperoleh jubah ordo ketiga St. Fransiskus, dan tetap tinggal bersama keluarganya. Elisabeth berusaha memperoleh izin dari orang tuanya untuk dapat meninggalkan rumahnya.

Tanpa persetujuan orang tuanya Elisabeth pergi meninggalkan rumahnya untuk tinggal bersama dengan seorang tertiaris. Setelah tiga tahun, bapa pengakuannya menyediakan sebuah rumah untuk ditinggali oleh para tertiaris di Reute, Jerman. Di rumah ini, Elisabeth bertugas melayani di dapur. Elisabeth lebih senang menyendiri, sehingga ia memperoleh sebutan “Reclusa”, yang artinya “yang menyembunyikan diri”.

Elisabeth menjaga kemurnian dirinya dengan berpuasa dan berdoa. Bapa pengakuannya bahkan kesulitan untuk memberikan absolusi, karena hidup Elisabeth yang teralu murni. Dikisahkan beberapa orang dapat melihat tanda-tanda stigmata dalam tubuh Elisabeth, berupa luka mahkota duri pada kepala dan luka siksa pada tubuh. Elisabeth juga beberapa kali mengalami sakit pada tangannya. Selain itu, Elisabeth juga dikaruniai kemampuan meramal, dengan meramalkan terpilihnya Paus Martinus V. Elisabeth dari Reute meninggal dunia pada 25 November 1420 di Reute. Pada 19 Juli 1766, ia dibeatifikasi oleh Paus Klemens XIII.

Baca juga riwayat orang kudus 25 November:

Renungan Hari Selasa sesudah HR Kristus Raja - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXXIV, Thn A/II
Bac I    Why 14: 14 – 20; Injil             Luk 21: 5 – 11;

Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu, mengungkapkan penglihatan Yohanes, yang secara implisit, tentang gambaran akhir zaman. Yohanes melihat ada malaikat dengan sabit tajam di tangannya. Malaikat itu mengayunkan sabitnya ke bumi karena musim panen telah tiba. Tentu hal ini berkaitan dengan hidup manusia. pada akhir zaman manusia diibaratkan dengan musim panen. Manusia adalah tanamannya. Tanaman yang menghasilkan buah baik akan ditempatkan pada tempat yang khusus, sedangkan yang tidak akan masuk ke dalam nyala api abadi.

Yohanes, dalam bacaan pertama, memang melukiskan gambaran akhir zaman, namun ia tidak memberikan keterangan pasti kapan hal itu terjadi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Injil hari. Dalam Injil Tuhan Yesus memberi gambaran tentang akhir zaman. Dan ketika ada yang bertanya soal waktu dan tandanya, Tuhan Yesus menegaskan tidak ada yang tahu. Tuhan Yesus justru mengajak mereka untuk waspada supaya tidak disesatkan.

Tema akhir zaman atau biasa disebut hari kiamat, sering menjadi topik pembicaraan hangat. Ada banyak kelompok agama menyakini kiamat akan terjadi pada waktu-waktu tertentu. Mereka sudah menentukan waktunya. Sabda Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa hari kiamat itu bakal akan datang. Namun kapan dan dimananya kita tidak tahu pasti. Tuhan tidak memberikan kepastian waktu supaya kita dapat berjaga-jaga. Tuhan menghendaki agar kita tidak disesatkan oleh berbagai informasi berkaitan dengan akhir zaman ini.

by: adrian