Rabu, 18 Oktober 2017

PAUS FRANSISKUS: ORANG KRISTEN HARUS TIDAK CENGENG DAN PEMARAH

Dalam audensi mingguan pada 4 Oktober, Paus Fransiskus mengatakan bahwa pengharapan yang sebenarnya terletak pada pewartaan akan kematian dan kebangkitan Yesus, tidak hanya dengan kata-kata seseorang, tetapi juga perbuatan. Orang-orang Kristen dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitan melalui cara mereka untuk menyambut, tersenyum dan mencintai, bukan hanya mengulangi kalimat yang sudah dihafal.
“Seperti itulah orang Kristen sejati, tidak cengeng dan marah, tapi yakin dengan kekuatan kebangkitan bahwa tidak ada kejahatan yang abadi, tidak ada malam tanpa akhir, tidak ada orang yang secara permanen salah, tidak ada kebencian yang lebih kuat daripada cinta,” kata Paus pernah meraih gelar man of the years dari majalah TIME.
PAUS melanjutkan serangkaian ceramahnya tentang harapan kristiani, yang merefleksikan pembacaan dari Injil Lukas, yang menggambarkan keheranan dan ketidak-percayaan para murid saat dikunjungi oleh Kristus yang telah bangkit. Orang Kristen bukan lah “nabi malapetaka” melainkan misionaris pengharapan yang ditugaskan untuk mewartakan kematian dan kebangkitan Yesus, yang merupakan inti iman Kristen, papar Paus Fransiskus.
“Jika Injil berakhir pada penguburan Yesus, sejarah nabi ini akan ditambahkan ke dalam sederetan biografi orang-orang berjiwa pahlawan yang telah memberikan hidup mereka untuk sebuah cita-cita,” ujar Paus Fransiskus. “Jika demikian, Injil akan menjadi buku yang meneguhkan dan menghibur, tetapi tidak menjadi proklamasi pengharapan.”
Sebaliknya, Paus ke-266 ini mengungkapkan lebih lanjut, kebangkitan Yesus bukan hanya berita indah yang dibawa kepada semua umat manusia, melainkan sebuah peristiwa luar biasa yang mengubah kita dengan kuasa Roh Kudus.
sumber: UCAN Indonesia

LOVE TOBOALI - BANGKA SELATAN