Selasa, 05 Maret 2013

(Pencerahan) Egoisme sbg penghambat

Menanggalkan si ‘aku’


Murid:
Aku datang untuk mengabdimu

Guru:
Seandainya engkau melepaskan si ‘aku’
pengabdian akan terjadi
dengan sendirinya.

ð  Engkau dapat merelakan semua harta bendamu bagi kaum miskin dan bahkan merelakan dirimu dibakar, namun belum tentu engkau mempunyai cinta sama sekali.
ð  Simpanlah hartamu dan tinggalkan si ‘aku’. Jangan membakar tubuhmu, bakarlah ‘ego’-mu! Cinta akan muncul dengan sendirinya.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 5 Maret: St. Yohanes Yosef

SANTO YOHANES YOSEF, PENGAKU IMAN
Sudah sejak masa mudanya, Yohanes menaruh minat besar pada kepentingan kawan-kawannya yang miskin dan menderita. Minat ini akhirnya menghantar dia ke dalam biara Santo Fransiskus. Setelah tiga tahun menjadi seorang biarawan Fransiskan, ia diutus ke Piedemonte di Alife untuk membangun sebuah biara baru di sana. Ketika itu ia masih sangat muda dan belum ditahbiskan menjadi imam.

Tak lama kemudian ia dipanggil kembali ke Napoli dan diangkat menjadi magister untuk para novis. Pada umur 24 tahun ia diangkat menjadi pimpinan biara. Jelas kelihatan bahwa Yohanes memiliki suatu kepribadian yang mengagumkan. Ia menampilkan diri sebagai seorang biarawan yang arif, penuh pengertian, seorang pendoa dan beriman teguh. Rekan-rekan sebiaranya merasakan suasana cinta yang diusahakan Yohanes di dalam biara. Mereka semua sangat mencintai dan menghormati dia.

Ketika terjadi kelaparan di negerinya, para biarawan diberinya roti yang diusahakannya sendiri. Yohanes memiliki suatu kekuatan ilahi yang menyanggupkan dia melenyapkan berbagai penakit dan kesulitan hidup. Pernah seorang imam yang sakit datang kepadanya memohon kesembuhan. Dan Yohanes berdoa memohon kepada Tuhan agar penyakit imam itu berpindah saja kepadanya. Dan terjadilah demikian. Kepada para pendosa yang datang mengakukan dosanya, Yohanes hanya memberikan penitensi-penitensi yang ringan, sedangkan dia sendiri menjalankan tapa yang berat demi penghapusan dosa-dosa mereka. Ia meninggal dunia pada tahun 1734 dalam usia 85 tahun. Saat ajalnya ini sudah diketahuinya sendiri sejak lama, jauh sebelum ketibaannya.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Prapaskah III-C

Renungan Hari Selasa Prapaskah III, Thn C/I
Bac I : Dan 3: 25, 34 – 43; Injil       : Mat 18: 21 – 35

Dalam Injil hari ini Yesus mengajarkan tentang pengampunan melalui perumpamaan. Di sini Yesus mau mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Allah adalah sumber pengampunan. Allah adalah maharahim. Dari Dialah keluar rahmat pengampunan bagi umat manusia yang mengungkapkan penyesalannya.

Pengajaran Yesus tentang pengampunan ini bukan hanya menyentuh Allah, melainkan juga manusia. Bagi Yesus, manusia yang sudah menikmati rahmat pengampunan dari Tuhan hendaknya melanjutkan pengampunan itu kepada orang yang telah berbuat salah padanya. Dengan kata lain, dasar pengampunan kita pada sesama adalah pengampunan yang kita terima dari Allah.

Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita mau memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain terhadap diri kita. Sebagaimana Allah telah mengampuni kita, maka kita juga harus mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Sabda Tuhan mau menyadarkan kita bahwa di hadapan Allah, kita manusia adalah pendosa yang membutuhkan pengampunan-Nya.

by: adrian