Senin, 31 Oktober 2016

PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN YESUS

Yesus adalah Guru Agung. Dia mengajar tidak hanya lewat kata-kata, melainkan juga sikap dan perbuatan; tidak hanya memberi teori tetapi juga praktek. Pengajaran Yesus lewat kata-kata membuat umat yang mendengarkannya merasa takjub, sebab perkataan Yesus penuh kuasa (bdk. Luk 4: 32).
Ada banyak jenis pengajaran Yesus lewat kata-kata ini. Salah satunya adalah perumpamaan. Setidaknya ada 41 perumpamaan Yesus yang tersebar dalam keempat Injil. Perumpamaan terbanyak terdapat dalam Injil Lukas, sementara yang sedikit hanya dalam Injil Yohanes (dan hanya terdapat dalam Yohanes). Berikut ini akan disajikan 41 perumpamaan Yesus.
01. Perumpamaan dua macam dasar. Perumpamaan ini ada dalam Matius 7: 24 – 27 dan Lukas 6: 47 – 49. Perumpamaan ini mau menekankan agar kita tidak hanya sekedar menerima pengajaran Yesus, melainkan mewujud-nyatakan dalam kehidupan. Hal ini membuat kita memiliki dasar yang kokoh.
02. Perumpamaan seorang penabur. Perumpamaan ini ada dalam Injil Sinoptik, yaitu Matius 13: 3 – 8; Markus 4: 2 – 8 dan Lukas 8: 4 – 8. Penjelasan perumpamaan ini ada dalam Injil. Namun, pesannya tak jauh beda dengan perumpamaan dua macam dasar. Ajaran Yesus harus kita terapkan dalam kehidupan sehingga menghasilkan buah. Untuk itu, kita harus mengubah “lahan” diri kita dari berbatu atau berduri menjadi subur.

Sabtu, 29 Oktober 2016

SETIA DALAM KESAHAJAAN

Malam mulai pekat. Sehabis mengajar di sejumlah perguruan tinggi di kota Makasar, Enoch Kumendong (58) segera pulang. Sesampainya di teras rumah, sang istri, Jacqueline Panggalo (53) menyambutnya dengan senyuman ramah. Begitu pula dengan anak-anaknya yang sedang menonton televisi langsung menyapanya. Kepenatan Enoch pun seperti pudar, songsongan istri dan anak-anak memberikan makna mendalam baginya.
Hampir 40 tahun Enoch mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Profesi itu memang tak pernah memberikan gelimang harta. Namun ada kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri di batinnya. Dari dunia tersebut Enoch dan Jacqueline bisa memberikan teladan kesederhanaan kepada anak-anak. “Bagi saya kebendaan itu tak selalu penting, saya bahagia dengan keadaan yang serba sederhana,” ujar Enoch.
Sesama Guru
Awalnya Enoch bercita-cita menjadi imam praja Keuskupan Agung Makasar. Setelah menamatkan seminari menengahnya di Petrus Claver, ia melanjutkan ke seminari tinggi di Yogyakarta. Namun jalan hidupnya berkata lain. “Pembimbing rohani mengatakan saya tak cocok menjadi imam,” kenangnya.
Sekeluarnya dari seminari, Uskup Agung Makasar, Mgr. Schneiders CICM, menugaskannya menjadi guru di Tana Toraja. Enoch langsung dipercaya menjadi kepala sekolah di sebuah SPG dan SMU. Saat itu ia terpikat dengan salah seorang muridnya, Jacqueline, yang kemudian ia nikahi pada tahun 1969. Sang istri kemudian menjadi guru di SD St. Yosef Makasar, sementara Enoch terus berkarya.
Selang beberapa tahun Enoch melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Makasar. Baru sampai tingkat sarjana muda, universitas itu tutup. Enoch melanjutkan ke Universitas Hasanudin. Setelah lulus, Enoch menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi. Dengan bertambahnya jumlah anak (5 orang), Enoch harus kian giat mengajar. Ia mengajar juga di Seminari Petrus Claver dan SMU Rajawali. Setiap hari Enoch harus mempersiapkan beberapa mata pelajaran yang berbeda.

Jumat, 28 Oktober 2016

APAKAH ANDA INTROVER? SILAHKAN CEK SENDIRI

Carl Gustav Jung, dalam bukunya Psychologische Typen, mengatakan bahwa orang yang berkepribadian introver memiliki kecenderungan pendiam, suka merenung, dan lebih peduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri. Hanya sedikit orang yang mau mengakui bahwa dirinya adalah seorang yang introver. Terlebih lagi, masih ada mitos keliru bahwa orang dengan tipe kepribadian ini sangat pemalu dan menutup diri dari dunia luar.
Susan Cain dalam bukunya Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking mengatakan bahwa orang yang introver sebenarnya juga bisa bersikap hangat, tertarik kepada orang lain, dan memiliki kekuatan pada sikapnya.
Untuk mengetahui apakah Anda seorang introver atau tidak dapat diketahui dari ciri-ciri kepribadian introver seperti dikutip dari psychologytoday.com..
Menikmati waktu sendiri
Saat memiliki kesempatan untuk jeda, hal yang paling disukai adalah membaca, main video games, atau hanya mendengarkan musik. Waktu sendiri itu paling Anda nikmati walau Anda juga suka untuk melakukan aktivitas sosial bersama orang lain
Kemampuan berpikir lebih baik saat sendiri
Bukannya menolak diskusi berkelompok, namun jika ingin menemukan solusi kreatif, biasanya Anda lebih mudah mendapatkannya saat bekerja sendiri.

Kamis, 27 Oktober 2016

CARA MENENTUKAN JUMLAH PERSEMBAHAN

Seorang pendeta, pastor dan seorang Rabi berkumpul bersama di sebuah kafe. Mereka berbicara soal berapa jumlah uang persembahan yang harus diberikan kepada Tuhan, dan berapa untuk mereka. Masing-masing menyampaikan metode yang mereka pakai.
Pendeta     : Pertama, kami tarik garis lurus di tanah. Lalu semua uang dihamburkan ke atas garis tadi. Nah, uang yang jatuh di sebelah kanan itu untuk Tuhan, sedangkan yang jatuh di sebelah kiri untuk kami.
Pastor       : Metode kami agak lain. Pertama, kami buat lingkaran di lantai. Kemudian semua uang persembahan dihamburkan di atas lingkaran itu. Uang yang ada di dalam lingkaran adalah milik Tuhan, sementara yang di luar kami punya.
Rabi            : Kami punya lain. Kami tak pakai garis lurus atau lingkaran. Semua uang persembahan kami hamburkan ke atas. Yang tertahan di atas, itulah milik Tuhan. Dia langsung mengambilnya. Sedangkan yang jatuh ke tanah adalah milik kami.
edited by: adrian, from ketawa dot com
Baca juga humor lainnya
Cara Belajar Membaca

Rabu, 26 Oktober 2016

INI ALASAN MUALAF BERBOHONG

Masalah pindah keyakinan atau agama itu adalah hal yang biasa. Hal itu merupakan hak azasi setiap manusia. Tidak ada yang melarang. Akan tetapi, ada hukuman bagi orang yang murtad. Bagaimana jika orang islam yang murtad. Selain hukuman di masa depan, hukuman langsung pun dapat dikenakan. Yang terkenal adalah dibunuh. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad, “Siapa saja yang mengganti agamanya, maka hendaklah kalian bunuh dia.” (HR al-Bukhari, no. 6922). Jadi, umat islam lainnya diperbolehkan membunuh umat islam yang telah murtad. Selain itu, tempat bagi orang murtad adalah neraka (QS Al-Baqarah: 217).
Akan tetapi, kita tidak akan mengusik persoalan itu. Masalah membunuh orang murtad adalah keyakinan orang, yang tidak akan dicampuri. Kita hanya melihat fenomena mualaf, orang kafir yang menjadi islam.
Jika kita perhatikan di media sosial, baik media cetak maupun media elektronik, adalah suatu kebiasaan menjelang Hari Raya Idul Fitri beberapa media menampilkan sharing beberapa tokoh mualaf. Ada tokoh mualaf yang bersharing dari hati, namun tak sedikit juga yang menyampaikan kebohongan. Sekedar menyebut nama:
(a) Ustadz Bangun Samudra, yang konon mengaku sebagai lulusan terbaik Vatikan.
(b) Steven Indra Wibowo, yang mengaku mantan frater anak petinggi PGI, yang berhasil mengislamkan 126 orang
(c) Hj Irene, yang mengaku mantan biarawati

Orang Kudus 25 Oktober: St. Yohanes Stone

SANTO YOHANES STONE, MARTIR
Yohanes Stone adalah seorang biarawan Agustinian di Canterbury, Inggris. Saat Raja Henry VII mengangkat dirinya menjadi pemimpin Gereja di Inggris pada tahun 1538, banyak biarawan yang memberikan pengakuan terhadap Raja Henry sebagai kepala Gereja di Inggris, termasuk para biarawan Agustinian. Akan tetapi, Yohanes menolak mengakui Raja Henry sebagai kepala Gereja di Inggris sehingga ia ditahan.
Pada tahun 1539 Yohanes diadili dan dijatuhi hukuman mati karena tuduhan pengkhianatan. Yohanes Stone meninggal dunia pada 27 Desember 1539 di Dane John, Inggris. Pada 9 Desember 1886 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII, dan pada 25 Oktober 1970 dikanonisasi oleh Paus Paulus VI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Senin, 24 Oktober 2016

MENGENALKAN EMOSI, ANAK BISA BEREMPATI

Setiap anak perlu diajari mengenali emosi sejak dini. Psikolog Saskia Rosita Pangabean mengatakan bahwa dengan mengenali emosi sendiri, anak pun bisa lebih berempati pada orang lain. “Kalau anak tahu saat dia sedih itu karena begini, begitu, rasanya begini, jadi dia mengerti emosi orang lain juga saat sedih. Jadi, bisa berempati,” ujar Rosita.
Senang, sedih, marah dan takut merupakan empat emosi dasar yang harus dikenali anak sejak dini. Pengenalan macam-macam emosi bisa dimulai pada usia 2 – 3 tahun. Ini menjadi tugas orangtua di rumah. Orangtua harus mengenalkan empat emosi dasar tersebut kepada anak. Kemudian, seiring bertambahnya usia, ajari anak mengidentifikasi emosi dan bagaimana cara mengatasinya atau mengungkapkannya secara positip.
Ketika marah, anak harus sadar bahwa ia sedang marah. Anak juga harus tahu alasan ia marah dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan begitu, anak bisa mengontrol emosinya tanpa menyakiti perasaan orang lain. “Kalau anak enggak bisa ngenalin emosinya, dia bisa tantrum atau marah-marah sama ibunya, teman-temannya,” jelas Rosita.
Demikian pula dengan emosi lainnya. Ketika anak pada emosi tersebut, orangtua harus mengokumunikasikannya dengan anak, kenapa emosi itu muncul dan jelaskan juga baik buruknya. Orangtua juga hendaknya dapat membuat pembedaan emosi pada anaknya.
Sayangnya, pengenalan emosi pada anak belum menjadi kebiasaan banyak orangtua. Padahal, pengenalan emosi sangat penting. Menurut Rosita, setidaknya anak-anak sudah menguasai empat emosi dasar sebelum masuk usia sekolah. Dengan mengenal emosi, anak bisa bersosialisasi dengan baik kepada teman-temannya di sekolah.
Anak akan memiliki kecerdasan emosional yang baik, bisa berempati, lebih peka dan memiliki kepedulian. Jadi, anak jangan hanya diberikan kecerdasan intelektual saja, tetapi juga kecerdasan emosional.
sumber: Kompas Health
Baca juga tulisan lain:
Membantu Pertumbuhan Moralitas Anak

Minggu, 23 Oktober 2016

Orang Kudus 23 Oktober: St. Yohanes Bono

BEATO YOHANES BONO, PENGAKU IMAN
Yohanes Bono lahir pada tahun 1168 di Mantua, Italia. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil. Ketika Yohanes masih berusia 14 tahun, ia pergi meninggalkan ibunya. Suatu ketika ia terserang penyakit parah yang membuatnya merefleksikan cara hidupnya selama ini dan berjanji untuk mengubah hidupnya jika ia disembuhkan.
Setelah sembuh Yohanes memilih menjadi seorang petapa di Bertinoro, sebelum ia pindah ke Butriolo. Hidupnya hanya diperuntukkan untuk pertobatan dengan berdoa, berpuasa dan bermati raga. Banyak orang tertarik dengan cara hidupnya dan menjadi muridnya. Ordo Butriolo didirikan untuk menghimpun para pengikutnya. Karena tidak memiliki aturan, maka Gereja memberikan aturan Agustinian untuk diikuti ordo ini. Sampai pada tahun 1256 ordo ini bergabung dengan Ordo St. Agustinus.
Pada bulan Oktober 1249 Yohanes pergi bersama dengan dua orang muridnya ke Mantua. Yohanes Bono meninggal dunia pada 16 Oktober 1249 di Mantua, Italia. Pada tahun 1483 ia dibeatifikasi oleh Paus Sixtus IV.
Baca juga orang kudus hari ini:

Sabtu, 22 Oktober 2016

Orang Kudus 22 Oktober: St. Yohanes Paulus II

SANTO YOHANES PAULUS II, PAUS & PENGAKU IMAN
Paus Yohanes Paulus II adalah Paus ke-264 Gereja Katolik yang menjadi Paus pada tahun 1978 - 2005. Nama aslinya adalah Karol Jozef Wojtyla. Ia lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Krakow, Polandia. Ia adalah putra pasangan Karol Wojtyla dan Emilia Kaczorowka. Ibunya meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang ketiga pada tahun 1929, dan ayahnya meninggal dunia pada tahun 1941. Kakaknya bernama Edmund, seorang dokter, meninggal dunia pada tahun 1932, dan adiknya, Olga meninggal dunia sebelum dapat dilahirkan.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Marcin Wadowita di Wadowice, Karol masuk Universitas Jagiellonian, Krakow, pada tahun 1938, dan juga belajar di sebuah sekolah drama. Pada tahun 1939, tentara NAZI menutup universitasnya, sehingga ia terpaksa bekerja di sebuah tambang dan kemudian pabrik bahan kimia untuk dapat bertahan hidup dan menghindari deportasi menuju Jerman.
Panggilan Tuhan mulai ia rasakan pada tahun 1942. Karol belajar di Seminari Krakow yang dijalankan secara sembunyi-sembunyi oleh Kardinal Adam Stefan Sapieha, Uskup Agung Krakow. Setelah Perang Dunia II berakhir, ia melanjutkan belajar di Seminari Tinggi Krakow. Ketika dibuka kembali, ia belajar teologi di Universitas Jagiellonian.
Karol ditahbiskan sebagai imam pada 1 November 1946 oleh Kardinal Sapieha. Tidak lama kemudian ia dikirim ke Roma dan menyelesaikan doktoral teologi pada tahun 1948. Pada masa liburannya ia melayani para imigran Polandia di Perancis, Belgia dan Belanda. Pada tahun yang sama ia kembali ke Polandia dan berkarya di beberapa paroki dan juga melayani para mahasiswa.
Pada tahun 1951 ia melanjutkan pendidikan dalam bidang filsafat dan teologi. Setelah menyelesaikan studinya, Karol menjadi pengajar di Seminari Tinggi Krakow dan Fakultas Reologi Lublin. Pada 4 Juli 1958 ia ditunjuk sebagai Uskup Auxiler Keuskupan Agung Krakow oleh Paus Pius XII. Karol ditahbiskan pada 28 September oleh Uskup Agung Eugeniusz Baziak. Pada tanggal 13 Januari 1964 ia diangkat sebagai Uskup Agung Krakow, dan kemudian pada 26 Juni 1967 ia dilantik sebagai kardinal oleh Paus Paulus VI (1963 – 1978).

Orang Kudus 22 Oktober: St. Nunila & Alodia

SANTA NUNILA & ALODIA, MARTIR
Informasi mengenai dua orang kudus ini sangat terbatas. Yang pasti kedua kakak beradik ini hidup pada abad IX di Spanyol. Nunila dan Alodia merupakan korban suatu perkawinan campur beda agama, Islam dan Katolik. Ayah tiri mereka beragama Islam, sedangkan ibunya beragama Kristen Katolik. Oleh ayahnya mereka dipaksa mengingkari imannya dan memeluk agama Islam pada waktu tentara-tentara Islam menguasai negeri Spanyol. Akan tetapi mereka menolak dengan tegas. Karena menolak desakan ayahnya, mereka dipenggal kepalanya di Huesca, Spanyol, pada tahun 851.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Jumat, 21 Oktober 2016

PROBLEMATIKA NIKAH BEDA AGAMA (ISLAM – KATOLIK)

Bumi kita satu, tapi dihuni oleh manusia yang beraneka ragam, baik ras, suku, status sosial-ekonomi maupun agama. Ini membuktikan bahwa manusia hidup di alam pluralisme. Sebagai makhluk sosial pertemuan antar manusia dengan perbedaan ini tak dapat dihindari. Dan pertemuan ini terkadang berakhir dengan pernikahan. Pernikahan dua anak manusia dengan beda suku atau ras tidak terlalu menimbulkan masalah.
Yang sering menjadi persoalan adalah pernikahan beda agama. Banyak agama menolak umatnya melakukan nikah beda agama. Islam dengan tegas menyatakan bahwa nikah beda agama adalah haram. Dalam islam, pernikahan itu harus seagama atau seiman. Maka, ketika umat islam menikah dengan yang non islam, menggunakan tata cara islam (menikah secara islam), maka yang non islam harus masuk islam dulu. Dan kebetulan, dalam ritusnya ada kewajiban mengucapkan kalimat syahadatin. Dengan mengucapkan kalimat itu, seseorang telah menjadi islam.
Sementara Gereja Katolik melihat nikah beda agama sebagai suatu halangan, namun halangan ini dapat dihapus dengan izin atau dispensasi. Jadi, secara tak langsung Gereja Katolik membolehkan menikah beda agama. Dan kebetulan dalam Gereja Katolik ada ritus perkawinan campur. Dengan nikah beda agama di Gereja Katolik, yang non katolik tetap dengan agama atau imannya.
Akan tetapi, pernikahan beda agama bukannya tanpa masalah. Memang banyak orang mengatakan bahwa nikah yang seagama juga tak luput dari masalah. Namun perlu disadari bahwa yang seagama saja sudah rawan masalah, apalagi yang tidak. Masalah apa saja yang biasa muncul pada pernikahan beda agama, khususnya antara orang islam dan katolik?

Kamis, 20 Oktober 2016

Orang Kudus 20 Oktober: St. Kaprisius

SANTO KAPRISIUS, USKUP & MARTIR
Informasi mengenai orang kudus ini tidak terlalu banyak. Yang pasti bahwa Kaprisius hidup pada abad III – IV. Kaprisius lahir di Agen, Perancis. Pada masa penganiayaan jemaat Kristus, saat Kaisar Diokletian berkuasa, Kaprisius diangkat menjadi Uskup Agen. Sempat ia melarikan diri dan bersembunyi karena penganiayaan itu.
Akan tetapi, kemartiran Foy dari Aquitaine menggerakkan keberaniannya untuk tampil menyatakan dirinya sebagai seorang Kristen. Ia ditangkap dan menghadapi kemartirannya bersama dengan St. Alberta, St. Primus dan Felicianus. Kaprisius meninggal dunia pada tahun 303 di Agen, Perancis.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 20 Oktober: St. Magdalena Nagasaki

SANTA MAGDALENA NAGASAKI, MARTIR
Magdalena lahir pada tahun 1611 di Nagasaki, Jepang. Ia adalah putri pasangan suami istri Kristen yang menjadi martir pada tahun 1620. Ketika para Agustinian mulai berkarya di Jepang, Magdalena melayani mereka dan ikut berkarya sebagai katekis dan penerjemah. Pada tahun 1625 Magdalena bergabung dengan Ordo Ketiga St. Agustinus.
Penganiayaan yang terjadi di Jepang juga menimpa para Agustinian, termasuk para pembimbing spiritual Magdalena. Dengan keberanian dan iman yang kuat Magdalena menyerahkan dirinya dan mengakui dirinya sebagai pengikut Kristus. Ia ditangkap dan disiksa selama 13 hari, kemudian digantung secara terbalik sampai meninggal dan tubuhnya kemudian dibakar.
Magdalena dari Nagasaki meninggal dunia pada 15 Oktober 1634 di Jepang. Pada 18 Februari 1961 ia dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1987 dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Rabu, 19 Oktober 2016

Orang Kudus 19 Oktober: St. Isaac Jogues

SANTO ISAAC JOGUES, MARTIR
Isaac Jogues lahir pada 10 Januari 1607 di Orleans, Perancis. Ia bergabung dengan Serikat Yesus pada tahun 1624. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia sempat menjadi pengajar sastra di Rouen, sebelum pada tahun 1636 dikirim sebagai misionaris ke Quebec, Kanada.
Bersama dengan Rene Goupil, Isaac berkarya di tengah suku Huron dekat Great Lakes. Keduanya ditangkap dan disiksa oleh suku Mohawks di Osernenon. Rene Goupil meninggal dunia sebagai martir, sementara Isaac menjadi budak selama sekitar 13 bulan. Isaac diselamatkan oleh koloni Belanda yang membawanya ke Now York sebelum kembali ke Perancis.
Di Perancis Isaac disambut seperti seorang pahlawan, tetapi satu hal yang ia inginkan adalah diizinkan mempersembahkan misa, karena ia kehilangan dua jarinya selama disiksa. Paus Urbanus VIII kemudian memberikan izin kepadanya.
Isaac kembali ke Kanada pada tahun 1644. Ia menjadi negosiator kepada suku Iroquis. Pada tahun 1646, bersama dengan rekannya, Jean de la Lande, Isaac mengunjungi kembali tempat dimana ia ditangkap dan disika. Isaac berhasil menjalin persahabatan dengan suku Mohawks.
Ketika Isaac berkunjung untuk ketiga kalinya, ia dituduh sebagai pembawa penyakit dan pembawa kelaparan. Isaac dan Jean ditikam dengan tombak dan kepala Isaac dipenggal.
Isaac Jogues meninggal dunia pada 18 Oktober 1646 di Osernenon, New York, Amerika Serikat. Ia dibeatifikasi pada 21 Juni 1925, dan pada 29 Juni 1930 ia dikanonisasi oleh Paus Pius XI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Selasa, 18 Oktober 2016

10 PERILAKU SEBAGAI SINYAL GEJALA GANGGUAN MENTAL PADA ANAK

Sebagai orangtua, kita sering mengkhawatirkan banyak hal terkait anak. Tetapi bagaimana membedakan perilaku anak yang sebenarnya normal dalam perkembangan usianya dengan perilaku yang menunjukkan adanya gangguan emosional atau mental. Berikut ini 10 hal tentang perilaku anak yang sebaiknya jangan diabaikan orangtua.
Tak lagi main dengan kawan-kawannya
Bila anak mendadak tak bermain lagi dengan kawan-kawannya, itu bisa menunjukkan adanya masalah. Perilaku itu bisa menandakan adanya pertengkaran atau indikasi ada sesuatu pada mood anak. Apa pun penyebabnya, orangtua perlu mengajak anak berbicara.
Terjaga sampai malam dan merasa cemas
Jika anak tidak juga mau tidur sampai malam dan merasa cemas, sangat penting untuk membantu anak melawan kecemasannya. Ajak anak bicara untuk mengetahui apa penyebab rasa cemasnya dan beri dukungan untuk membuatnya lebih kuat.
Melukai diri sendiri
Ada berbagai bentuk perilaku melukai diri sendiri. Pada anak berusia lebih kecil mungkin mereka mencakar atau memukul diri sendiri. Anak pra-remaja dan remaja bisa mengiris kulitnya atau membakar. Jangan abaikan perilaku anak seperti ini, walaupun terasa itu tak serius. Apalagi jika anak juga menunjukkan gejala gangguan emosional lainnya seperti mengurung diri, tidak nafsu makan, dan sebagainya.

Senin, 17 Oktober 2016

MENGENAL GERAKAN PROTESTANISME

Selama ini kita mengenal bahwa protestanisme itu identik dengan Lutheran atau Calvinis saja. Padahal sejarah protestanisme sudah ada jauh sebelum lahirnya kedua tokoh tersebut. Pada prinsipnya, protestanisme merupakan aliran yang memprotes ajaran resmi Gereja saat itu (Gereja Katolik). Karena protes mereka tidak bisa diterima, maka akhirnya mereka berdiri sendiri, terpisah dari Gereja Induk.
Memang gerakan protestanisme yang cukup besar terjadi pada masa Luther, yang dikenal dengan nama gerakan reformasi. Berikut ini akan ditampilkan gerakan protestanisme.
1.    Gerakan Pra-Reformasi
Sebelum munculnya Gereja Reformasi, sudah ada aksi protes terhadap ajaran Gereja yang resmi. Ada beberapa yang masuk ke dalam kategori ini:
(a) Albigensis: muncul dan berkembang di Perancis Selatan pada akhir abad XII dan awal abad XIII. Lebih lanjut tentang Albigensis, dapat dibaca di sini.
(b) Hussit: nama gerakan ini diambil dari nama pendirinya, yaitu Jan Hus. Gerakan ini muncul dan berkembang di Bohemia (sekarang Republik Ceko) pada abad XV. Sekarang gerakan ini dapat dilihat pada aliran Presbyterianisme.
(c) Lollard: gerakan ini diprakarsai oleh Yohanes Wyclif pada abad XIV. Gerakan ini muncul dan berkembang di Inggris.
(d) Waldensis: gerakan ini didirikan oleh Petrus Waldo pada abad XII. Gerakan ini muncul dan berkembang di Perancis, Italia dan Jerman
Demikianlah gerakan-gerakan protestanisme sebelum munculnya gerakan reformasi. Tema-tema protes gerakan ini beragam, mulai soal baptisan, sakramen hingga pugatorium. Dengan tegas Gereja Katolik menolak ajaran mereka.

Minggu, 16 Oktober 2016

Orang Kudus 16 Oktober: St. Gallus

SANTO GALLUS, PENGAKU IMAN
Di antara 12 rahib terkenal dari Irlandia yang berkarya di Eropa sebagai misionaris pengikut Santo Kolumbanus, Gallus diakui sebagai rasul pertama dan utama negeri Swiss. Ia mendirikan sebuah biara pertapaan yang kemudian menjadi terkenal karena menaruh perhatian khusus pada studi ilmu-ilmu klasik. Gallus lahir di Irlandia kira-kira pada tahun 550, dan meninggal dunia pada tahun 635 di Sint Gall, sebuah kota di Swiss yang dinamai dengan namanya.
Setelah dididik bersama dengan Santo Kolumbanus di Biara Bangor, Irlandia, Gallus membantu Kolumbanus untuk membangun biara-biara di Annegray dan Luxeuil, Perancis. Ia dengan setia menemani Kolumbanus dan rahib-rahib lainnya ketika mereka diusir dari Luxeuil oleh Raja Burgundy; bersama mereka pun Gallus selamat dari kecelakaan kapal yang mereka tumpangi dan mendarat di Swiss. Pada tahun 612 Gallus berpisah dengan rekan-rekannya karena Kolumbanus memutuskan untuk pergi ke arah Selatan, yaitu Italia.
Gallus tidak turut bersama mereka ke Italia karena ia jatuh sakit pada hari keberangkatan mereka. Gallus kemudian memutuskan untuk tingal menetap di daerah sekitar Danau Konstance sebagai seorang petapa. Di daerah ini ia mendirikan sebuah biara pertapaan, yang kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan monastik dengan gubuk-gubuk untuk para rahib yang menjadi muridnya. Sekarang daerah ini sudah menjadi satu kota di Swiss yang dikenal dengan nama Sint. Gall.
Gallus senantiasa menjalin hubungan dengan rekan-rekannya yang tinggal di Biara Bangor, Irlandia, dan juga dengan para rahib yang tinggal di biara-biara yang dibangunnya bersama Kolumbanus. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan bahwa kematian Kolumbanus telah diketahuinya melalui suatu penglihatan ajaib yang dialaminya. Rekan-rekan Gallus di Biara Luxeuil ingin mengangkat dia menjadi pemimpin mereka, namun Gallus dengan tegas menolak karena Luxeuil sudah menjadi komunitas yang tidak memperhatikan lagi nilai kesederhanaan dan kemiskinan hidup menurut semangat Injil. Baginya Luxeuil tidak lagi menarik perhatiannya. Ia lebih suka dengan kesederhanaan dan kemiskinan. Dengan alasan yang sama ia juga menolak ketika ia diminta menjadi uskup.
Hamper semua cerita tentang Gallus mengisahkan tentang danau dan jala ikan, perahu dan alat-alat perlengkapan lainnya. Oleh karena itu, orang beranggapan bahwa Gallus adalah seorang nelayan yang memanfaatkan keahliannya menangkap ikan untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan murid-muridnya. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya untuk berdoa, meditasi dan menangkap ikan.
Cendera mata populer yang diberikan kepada para wisatawan yang berkunjung ke kota Sint Gall ialah ukiran seekor beruang dari kayu. Ukiran beruang ini mengisahkan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh Gallus, bahwa ia pernah menjinakkan seekor beruang sewaktu ia memulai pembangunan biara pertapaannya di pesisir Sungai Steinnach. Konon, setelah Gallus menyelidiki pesisir suangi itu, ia bersama pembantunya mendirikan sebuah pondok di situ; pada malam pertama tiba-tiba seekor beruang menyelinap masuk karena melihat cahaya api unggun di dalam pondok itu. pembantunya gemetar ketakutan dan berteriak minta tolong pada Gallus yang sedang berdoa. Dengan tenang Gallus menghadap beruang itu, membelai-belai punggungnya lalu menyuruhnya menaruh kayu bakar ke dalam api unggun itu. beruang itu taat pada perintah Gallus.
Sepeninggal Gallus pada tahun 635, biara pertapaannya berkembang pesat. Perpusatakaannya tergolong sangat baik di seluruh Eropa pada Abad Pertengahan. Sekolahnya tekenal karena studi ilmu-ilmu klasik, music dan kesenian.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Sabtu, 15 Oktober 2016

HANYA MAU MASUK POLISI


Suatu hari, di sebuah TK, ibu guru bertanya kepada para muridnya.
Guru  : Siapa yang mau masuk sorga?
Murid : sayaa! (semua hampir serentak menjawab sambil mengangkat tangan kanannya, kecuali Toni)
Guru  : Ada yang mau masuk neraka?
Murid : Tidaaak! (anak-anak menjawab serentak)
Lagi-lagi Toni tidak memberikan reaksi atas pertanyaan gurunya. Dia hanya duduk diam di belakang, tanpa ekspresi. Melihat hal ini, Bu Guru mendekatinya dan bertanya.
Guru  : Toni, kamu mau masuk sorga atau neraka?
Toni   : Tidak dua-duanya, Bu.
Guru  : Lho, kenapa?
Toni   : Sejak kecil hingga sebelum bapak meninggal, bapak berpesan, “Toni, apapun yang terjadi, kamu harus masuk Polisi.
Guru  : %$#*&@)^%???
edited by: adrian
baca juga humor lainnya:
Cara Menentukan Jumlah Persembahan

Jumat, 14 Oktober 2016

Orang Kudus 14 Oktober: St. Gundisalvus Lagos

BEATO GUNDISALVUS LAGOS, PENGAKU IMAN
Gundisalvus lahir pada sekitar tahun 1360 di Lagos, Algarve, Portugal. Ia adalah putra dari seorang nelayan. Suatu hari Gundisalvus berkunjung ke sebuah gereja yang digembalakan oleh imam-imam Agustinian di Lisbon. Perjumpaan ini melahirkan rasa ketertarikan untuk menjalani hidup sebagai biarawan. Karena itu, Gundisalvus memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Agustinus di Lisbon pada tahun 1380.
Setelah ditahbiskan sebagai imam, Gundisalvus dikenal karena keahliannya dalam teologi dan sebagai pengkotbah. Ia selalu menolak menerima gelar “master” terkait keahliannya itu. Perhatian Gundisalvus adalah mengajar anak-anak dan orang-orang yang tidak berpendidikan. Gundisalvus pernah menjabat superior pada beberapa biara Agustinian sampai ia menjabat sebagai prior biara Torres Vedras.
Gundisalvus menghabiskan sepuluh tahun terakhir hidupnya untuk berkarya mengajar anak-anak dan juga membantu orang-orang miskin. Gundisalvus meninggal dunia pada 15 Oktober 1422 di Torres Vedras, Faro, Portugal. Pada 23 Mei 1778 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius VI.
Baca juga orang kudus hari ini:

Kamis, 13 Oktober 2016

HINGGA TUBUH RENTA, KAMI MASIH AKUR DAN TERUS BERDUA

Catatan Pengantar
Banyak orang berpikir bahwa perkawinan itu seperti berbisnis, ada untung dan rugi. Jika pendapat ini benar, maka Sumarto adalah orang yang beruntung. Orangtua dari Romo Wiratmo, OFMCap dan Romo Winarto, Pr ini membagikan pengalamannya kepada Maria Etty, yang kemudian dibukukan pada tahun 2002.
Awetnya Perkawinan Ini
Namaku R.F.J Dirdjo Sumarto. Saat ini (tahun 2002) usiaku 91 tahun, sementara istriku, Anastasia Siti Siliyah 80 tahun. Tanggal 1 Desember 1928 merupakan hari bersejarah bagi kami. Aku menikahi Siti di Gereja Purbayan, Solo. Saat itu usianya masih 14 tahun, sedangkan saya 26. Kini kami sudah 65 tahun mengarungi bahtera rumahtangga bersama, menghantar anak-anak (12 orang, tak termasuk anak asuh) ke jenjang kehidupan yang mapan.
Manis getirnya berumahtangga tentu sudah kami rasakan bersama. Tapi semua itu kami lalui dengan selamat. Hal ini kuyakini sebagai anugerah Tuhan yang sangat berharga. Bila ada orang bertanya apa resep hingga perkawinan kami bisa seawet ini, akan kujawab, “Kuncinya adalah doa, sehingga kami bisa terhindar dari pertengkaran hebat dalam perkawinan ini.”
Ketika menikah saya sudah bekerja sebagai guru Budi Pekerti dan Bahasa Jawa. Dengan penghasilan yang cukup baik untuk ukuran masa itu, kami membangun bersama kehidupan kami. Usia 15 tahun Siti sudah menjadi menjadi seorang ibu. Demikianlah tahun demi tahun anak-anak kami bertambah hingga 12 orang. Jarak usia mereka rata-rata terpaut 2 – 3 tahun. Saya selalu mendampingi istriku selama persalinan.

Rabu, 12 Oktober 2016

SIAPA ITU ANTIKRISTUS

Secara sederhana antikristus (dari kata anti, yang diartikan menolak atau menentang dan Kristus) dipahami sebagai penolakan terhadap Kristus. Ini bisa ditujukan kepada pribadi manusia, bisa juga kepada suatu ajaran atau aliran. Sedangkan Kristus yang ditolak adalah ajaran Kristus atau ajaran tentang Kristus, baik yang ada dalam Kitab Suci maupun ajaran resmi Gereja.
Namun, supaya tidak menyimpang, ada baiknya kita langsung merujuk pada Kitab Suci yang memuat tentang antikristus. Perlu diketahui bahwa ada tiga teks Kitab Suci yang memuat tentang antikristus, dan ketiga-tiganya harus dilihat secara utuh. Jangan seperti yang dimuat dalam salah satu media sosial dengan judul “Christianity Facts: Antikristus Berlambang 666”. Artikel yang bisa dipastikan ditulis oleh orang muslim ini hanya mengambil 1Yoh 2: 18 – 19 saja, dan itu pun tidak utuh. Dari sini disimpulkan bahwa antikristus itu adalah PAUS. Suatu kesimpulan yang konyol dan penuh kebencian.
Sekarang kita lihat satu per satu sumber kita. Pertama, 1Yoh 2: 18 – 26. Kesimpulan dari teks ini ada pada ayat 26: “Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.” Itulah antikristus, orang-orang yang berusaha menyesatkan jemaat Kristus. Mereka ini, seperti kata Yohanes, menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus (Tuhan), dan menyangkal juga baik Bapa maupun Putera (ay. 22).
Apakah antikristus itu adalah dari Gereja (katolik) sendiri? Penulis Christianity Facts di atas mengutip ayat 19, tapi tidak utuh. Dia hanya berhenti sampai pada “Memang mereka berasal dari antara kita”, dan kita di sini langsung dipahami dengan Gereja Katolik. Padahal, jika kalimat ayat 19 dikutip secara utuh, akan terlihat jelas bahwa antikristus itu bukan dari kalangan Gereja Katolik, “sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.” (ay. 9).
Kedua, 1Yoh 4: 2 – 3. Dari dua ayat ini, kita bisa simpulkan bahwa antikristus adalah orang yang menentang ajaran bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Ini merujuk pada ajaran kristiani bahwa Yesus adalah sungguh Allah sungguh manusia. Jadi, bisa dikatakan bahwa mereka ini hanya mengatakan bahwa Yesus itu hanyalah manusia biasa, bukan Allah. Atau juga mereka mengatakan bahwa Yesus bukan manusia.

Selasa, 11 Oktober 2016

KENALI GEJALA GANGGUAN CEMAS PADA ANAK

Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang, dari segala jenis suku, agama, jenis kelamin atau tingkat usia, pasti pernah mengalami rasa cemas. Dan sampai batas tertentu, perasaan itu sehat. Kecemasan dapat membantu kita untuk mengenali dan menghindari bahaya, atau mendorong kinerja untuk menyelesaikan tugas penting.
Akan tetapi perasaan cemas menjadi tidak sehat ketika perasaan itu mulai menganggu rutinitas sehari-hari. Misalnya, membuat kita sulit tidur karena memikirkan sesuatu, sulit fokus dalam bekerja karena stres, dan lainnya.
Bagaimana gangguan kecemasan melanda anak-anak? Menurut Asosiasi Kecemasan dan Depresi (ADAA) di Amerika, satu dari delapan anak menderita gangguan kecemasan. Sayangnya, gangguan ini bisa sangat sulit dideteksi karena orangtua tidak mengetahui gejalanya. Dan karena itu, sekitar 80% dari anak-anak dengan gangguan kecemasan tidak diobati. Hal ini membuat anak berjuang dengan gangguan kecemasannya sendiri dan beresiko menyebabkan anak tidak bisa merasakan kebahagiaan secara total.
Karena itu, bila anak menunjukkan gangguan kecemasan, tidak salah jika orangtua mengajaknya berkonsultasi pada profesional demi kesehatan mental yang baik. Untuk itu, orangtua perlu mengenali beberapa gejala berikut ini.

Senin, 10 Oktober 2016

PRIA LEBIH DAHULU ADA DARI WANITA

Dalam kisah penciptaan, kita mengetahui bahwa Allah lebih dahulu menciptakan laki-laki daripada perempuan. Manusia pertama itu dinamakan Adam. Awalnya dia hidup sendirian di Taman Eden (ada yang mengatakan Firdaus). Tak lama kemudian Allah merasa tak baik manusia itu sendirian, sehingga Allah memutuskan untuk membuat yang lain, yang sepadan dengan manusia itu. Maka Allah akhirnya membuat perempuan, yang diambil dari salah satu bagian dari tubuh pria. Perempuan itu kemudian dikenal dengan nama Hawa. (bdk. Kej 2: 4 – 25).
Jadi, dari kisah ini dapat disimpulkan bahwa laki-laki ada lebih dahulu daripada perempuan. Tuhan menciptakan pria lebih dahulu, baru kemudian Dia menciptakan perempuan. Dan perempuan diciptakan dari bagian tubuh pria. Gambaran penciptaan manusia ini dikemudian hari menimbulkan persoalan, khususnya masalah kesetaraan gender.
Tak sedikit aktivis perempuan memprotes kisah yang ada dalam Kitab Suci ini. Karena wanita berasal dari pria, mereka mengatakan bahwa kisah tersebut merendahkan martabat kaum perempuan. Mereka menilai bahwa Kitab Suci terlalu kelaki-lakian, sehingga ketika menceritakan kisah penciptaan dikatakan bahwa perempuan berasal dari laki-laki. Ini dirasakan sebagai bentuk ketidakadilan gender. Mereka selalu mempertanyakan kenapa Allah tidak menciptakan perempuan lebih dahulu atau menciptakan perempuan dan laki-laki sekaligus sebagaimana dalam Kej 1: 26 – 28.
Apakah benar Kitab Suci salah dalam menguraikan kisah penciptaan itu? Apakah Kitab Suci sungguh-sungguh tidak adil dalam hal gender?
Sebenarnya tidak ada yang salah dalam Kitab Suci. Penilaian segelintir kaum feminis ini saja yang berlebihan. Karena jika ditinjau dari sudut biologis, apa yang diceritakan dalam Kitab Suci itu mengandung kebenaran. Perempuan memang berasal dari laki-laki.
Dari ilmu biologi kita ketahui bahwa pria memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan XX. Kromosom X membawa sifat-sifat kewanitaan, sementara kromosom Y membawa sifat-sifat kelelakian. Seorang pria pasti memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan mempunyai kromosom XX. Ini berarti, pada pria ada sifat-sifat kelelakian dan kewanitaan, sedangkan pada perempuan murni hanya sifat kewanitaan.
Karena itu, dari sisi biologis masuk akal bila dikatakan bahwa wanita berasal dari pria. Tak mungkin pria berasal dari wanita karena dalam diri wanita tidak ada sifat kelaki-lakian. Sebaliknya, karena laki-laki memiliki dua sifat sekaligus, maka wajar bila salah satu sifatnya itu diturunkan ke ciptaan berikutnya, yaitu perempuan. Jika tinjauan biblis atas kisah penciptaan dikatakan bahwa Allah mengambil dari rusuk Adam untuk menciptakan Hawa, maka tinjauan biologis-religi Allah mengambil unsur X dari Adam dan menciptakan Hawa.
Jika aktivis memprotes kisah penciptaan dalam Kitab Suci, sudah seharusnya juga mereka memprotes tinjauan biologis unsur pria dan wanita. Para aktivis ini, demi kesetaraan gender, harus menolak kromosom XX yang ada padanya, dan menuntut kromosom Y sehingga padanya juga ada kromosom XY. Tentulah hal ini tak masuk akal manusia. Kromosom XX untuk perempuan, dan kromosom XY untuk laki-laki sudah ditetapkan Tuhan demikian.

by: adrian