Senin, 03 September 2018

TANAM NILAI-NILAI KRISTIANI SEJAK DINI


Dua dokumen Konsili Vatikan II menegaskan bahwa orangtua adalah pewarta iman dan pendidik yang pertama dan utama (AA no. 11 dan GE no. 3). Karena itu, sudah menjadi kewajiban orangtua untuk menanamkan nilai-nilai kristiani pada anaknya sejak dini. Banyak orangtua keliru bahwa tugas ini baru dapat dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Tugas kewajiban ini harus dilakukan ketika anak masih usia 0 tahun.
Apa yang bisa dilakukan ketika usia anak 0 – 5 tahun? Jauhi anak dari pengaruh negatif, seperti pertengkaran. Ayah dan ibu harus membiasakan diri bersentuhan dengan anak, entah lewat dekapan atau juga elusan. Tumbuhkan dalam rumah tangga suasana kasih. Bisikan di telinga anak doa, baik itu doa spontan maupun doa-doa kristiani, ketika anak mau tidur. Bawalah anak ke gereja; jangan cemas soal rewelnya.  
Ketika anak usia 5 – 7 tahun, orangtua dapat mulai mengajarnya doa-doa kristiani. Bacakan kisah-kisah menarik dari Kitab Suci, sambil disampaikan pesan-pesan moralnya. Misalnya, ketika menceritakan kisah Kain dan Habel, dapat disampaikan agar saling menjaga dengan saudara sendiri, taat kepada Tuhan, tidak iri hati, dll. Bacakan juga riwayat orang kudus. Mulailah menanamkan nilai-nilai kristiani, misalnya sikap berbagi, empati, mengampuni, hormat kepada orang tua, sederhana dan syukur. Jangan lupa untuk selalu membawa anak ke gereja (juga ke komunitas) dan menjelaskan bagian-bagian dari upacara misa.
Pada usia 7 tahun ke atas anak diajarkan beberapa ajaran iman. Jangan biarkan anak berjalan sendirian dalam usahanya untuk mengetahui ajaran iman tersebut. Orangtua harus ada bersama dengannya. Teruslah menjaga komunikasi yang baik dengan anak, mengetahui perkembangan anak, baik di sekolah maupun di masyarakat. Orangtua harus mempersiapkan anak untuk penerimaan komuni dan juga krisma. Sangat baik sebelum mereka menerima pembinaan di gereja, orangtua terlebih dahulu membina anaknya.
by: adrian