Rabu, 20 Maret 2013

Tentang Kepemimpinan

SYARAT  JADI  PEMIMPIN
1.    PROBLEM  SEEKER
Pertama-tama seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat melihat dan menemukan masalah. Sekecil apapun suatu masalah, harus dapat ditemukan akar masalahnya dan diusahakan untuk segera mengatasinya. Masalah kecil yang dibiarkan akan dapat menjadi masalah besar. Setelah menemukan masalah dan akar masalahnya, maka seorang pemimpin diminta untuk dapat menyelesaikannya, bukan dengan membiarkan waktu yang menyelesaikannya. Penyelesaian masalah itu tidak harus oleh pemimpin sendirian, melainkan dapat meminta bantuan kepada rekan lainnya atau dalam kebersamaan sebagai team work.

2.    PROBLEM SOLVER
Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau julukan miss no solution tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan hapus kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’ Andalah yng berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar.

3.   BERSIKAP POSITIF
Setiap orang tak luput dari kesalahan. Bila hal ini menimpa anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan ‘segudang’ omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda dapat bersikap proposional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa melakukan perbaikan untuk menebus kekeliruan Anda tersebut.

4.   KOMUNIKASI,  KOMUNIKASI
Karyawan sebaik apapun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘berjalan dalan gelap’. Sebagai pemimpin, Anda perlu menjelaskan seterang mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka dapat belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.

5.   MENJADI  INSPIRASI
Seorang pemimpin harus mampu menetapkan standard dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri, misalnya selalu tiba di kantor on time.

6.   TUMBUHKAN  MOTIVASI
Berikan penghargaan terhadap prestasi – sekecil apapun itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa ada kesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya, meminta pendapat mereka atas sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk mempercantik kantor.

7.   HUBUNGAN   BAIK
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan seluruh anak buah. Ingat, di balik statusnya sebagai bawahan, karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan permasalahan tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran.

8.   TURUN   GUNUNG
Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title manager, lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia terjun ke lapangan, dan tidak asal main perintah saja. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. ‘Turun gunung’, masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda kepada anak buah.

by: adrian

Orang Kudus 20 Maret: St. Sebastianus Torino

Beato sebastianus torino, pengaku iman
Sebastianus berasal dari keluarga miskin. Cita-citanya hanya satu, yakni menjadi seorang imam yang mengabdikan diri pada Allah dan Gereja. Untuk itu ia mengikuti pendidikan di seminari.

Banyak sekali rintangan yang dia alami terutama karena kelemahan daya tangkapnya terhadap pelajaran-pelajaran yang diberikan. Ia menyadari kelemahannya ini. untuk mengatasinya, ia melipatgandakan usaha belajarnya untuk memahami semua pelajaran yang ada. Jerih payahnya tidaklah mengecewakan karena akhirnya ia berhasil mencapai apa yang dicita-citakannya.

Setelah ditahbiskan menjadi imam, Sebastianus ditugaskan di Torino. Dalam karyanya, ia dikenal sebagai seorang imam yang rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya. Bagi tarekatnya kehadirannya sangat menguntungkan. Sekurang-kurangnya tarekatnya memperoleh seorang tokoh panutan dalam perbuatan-perbuatan baik.

Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan membuat mujizat dan keberhasilan dalam karya sebagai seorang imam. Ketika dia diminta menjadi Uskup Torino, ia dengan rendah hati menolak tawaran itu. Ia lebih suka menjadi imam biasa yang berkarya di tengah umat. Prinsipnya dalam karya sebagai imam ialah “Menjadi abdi Tuhan berarti mendahulukan kepentingan Tuhan dan kerajaan-Nya daripada kepentingan dan keinginan pribadi.” Setelah berkarya selama 60 tahun Sebastianus meninggal dunia pada tahun 1740.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun