Rabu, 22 Agustus 2018

IA JUGA SEORANG AYAH

Perempuan itu menginginkan seorang atau dua atau tiga anak. Tak dipilih dengan pasti apakah mesti perempuan atau lelaki. Perempuan itu ingin dan makin ingin seperti tiap keinginan yang tak kunjung padam. Sejak kawin mungkin, atau jauh sebelumnya, sampai tahun-tahun pertama perkawinannya, dan kini di ulang tahun yang kesekian belas. Keinginan itu kian membesar dan rasa-rasanya kian dekat.
Kemudian pendekatan yang keselanjutnya ialah dengan mengambil seorang anak angkat perempuan. Sejak si bayi masih dalam kandungan ibu kandungnya, perempuan itu telah memintanya.
“Aku ingin punya anak.”
Dalam tahun kedua, diambilnya lagi adik bayi perempuan – yang juga perempuan, sebagai anaknya. Dan karena saat itu suaminya masih aktif sebagai tentara, anaknya mendapat jatah beras. Juga pada kelahiran ketiga – sekarang lelaki, dan kelahiran keempat – perempuan lagi.
“Kau tak keberatan aku mengambil anak, Mas!”
“Tentu saja tidak. Mengapa berkeberatan. Itu malahan meringankan keinginan kita berdua.”
Dan bila keempat anak kecil berbaring berjajar seperti ikan dalam kaleng, perempuan itu menjahit baju anak-anak.
“Kita bakalan punya anak sendiri ya, Mas!”
“Lebih bakal lagi karena kita telah mengambil anak.”