Minggu, 06 September 2015

Ziarah ke Israel #16

MILK GROTTO CHURCH
Dari Gereja Makam Yesus, kami mengunjungi Gereja Kelahiran Tuhan Yesus. Namun karena antrean sangat panjang, Tour Guide kami mengajak rombongan kami mengunjungi Gereja Milk Grotto. Di sini diyakini keluarga kudus pernah tinggal.
Kekhasan tempat ini tampak pada dinding-dindingnya yang berwarna putih susu. Konon, dulu ketika menyusui Tuhan Yesus, ada butir ASI yang tumpah. Tumpahan ASI Bunda Maria mengenai dindin gua, sehingga mengubah warna dinding menjadi putih susu.
Selain itu, tempat ini tidak hanya milik umat Kristen. Umat muslim pun sering berziarah ke tempat ini dan berdoa di sana. Karena itu, di atas gerbang masuknya ada tulisan Arab.
Serbuk Grotto Milk diyakini memiliki khasiat, khusus untuk pasangan suami isteri yang mendambakan kehadiran buah hati.

Renungan Hari Minggu Biasa XXIII - B

Renungan Hari Minggu Biasa XXIII, Thn B/I
Bac I  Yes 35: 4 – 7a; Bac II               Yak 2: 1 – 5;
Injil    Mrk 7: 31 – 37;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya. Di dalam kitabnya Yesaya menyampaikan nubuat kedatangan mesias, yang merupakan pengharapan bagi umat Israel. Situasi saat itu umat Israel berada dalam pembuangan. Mereka sangat menderita. Karena itu, Yesaya mengajak umat Israel untuk bersiap menyambut Dia. Mesias ini akan menyelamatkan mereka. Yesaya menyebutkan tanda kehadiran mesias itu, yaitu orang buta melihat, yang tuli bisa mendengar (ay. 5) juga orang lumpuh dapat berjalan serta yang bisu bisa berkata-kata (ay. 6).
Tanda-tanda kehadiran mesias, seperti digambarkan Nabi Yesaya, terlihat dalam diri Tuhan Yesus. Dalam Injil hari ini dikisahkan mukjizat Tuhan Yesus menyembuhkan orang bisu dan tuli. Sekalipun Tuhan Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceritakan kepada siapapun, namun makin luas mereka memberitakannya (ay. 36). Hal ini dapat dimaklumi, karena kehadiran mesias sudah lama dinantikan. Kedatangan mesias merupakan kerinduan dan pengharapan yang begitu mendalam, sehingga ketika melihat sedikit saja tanda kehadirannya, akan berdampak besar.
Dalam suratnya, yang menjadi bacaan kedua hari ini, Yakobus seakan merefleksikan tentang Tuhan Yesus sebagai mesias. Sebagai mesias, Tuhan Yesus hadir untuk siapa saja, teristimewa mereka yang lemah dan tersingkirkan. Meminjam kata-kata orang banyak dalam Injil, “Ia menjadikan segala-galanya baik.” (Mrk 7: 37). Akan tetapi, refleksi Yakobus tidak hanya berhenti pada Tuhan Yesus saja. Yakobus justru menjadikan Tuhan Yesus sebagai media refleksi bagi umat. Yakobus mengajak umat untuk mengikuti teladan Tuhan Yesus. “Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.” (ay. 1).
Yesus adalah Tuhan. Sebagai Tuhan Dia mesti diimani. Akan tetapi, sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak hanya berhenti pada mengimani. Tuhan Yesus harus juga diteladani. Jadi, pada Tuhan Yesus, iman itu harus tampak juga dalam perbuatan. Yang dapat dilakukan, sebagai ungkapan meneladani Dia, adalah sikap-Nya terhadap orang kecil dan terpinggirkan. Tuhan menghendaki supaya kita tidak memandang rendah orang miskin, lemah dan cacat. Umumnya orang-orang ini selalu disingkirkan. Melalui sabda-Nya, Tuhan mengajak kita untuk merangkul mereka.***
by: adrian