Minggu, 12 Juli 2015

Orang Kudus 12 Juli: St. Lusio

SANTO LUSIO, MARTIR
Lusio sering disebut juga sebagai Ugozo. Informasi tentang dirinya sangat terbatas. Yang jelas Lusio adalah seorang gembala upahan di Swiss. Sebagai gembala upahan, Lusio tergolong sebagai gembala miskin. Akan tetapi ia mempunyai perhatian yang besar pada orang-orang miskin dan kepada Gereja, dengan menghadiahkan segala apa yang dimilikinya.
Perbuatan amalnya ini mengakibatkan kemarahan majikannya. Ia dituduh majikannya sebagai seorang pencuri kekayaannya, dan dipecat. Lusio lalu pindah bekerja pada seorang majikan yang lain. Majikan baru yang diikutinya itu cepat menjadi kaya, sehingga bekas majikannya menjadi iri hati dan membunuhnya. Lusio dihormati sebagai pelindung para penjaga ternak.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Minggu Biasa XV - B

Renungan Hari Minggu Biasa XV, Thn B/I
Bac I  Am 7: 12 – 15; Bac II                Ef 1: 3 – 14;
Injil    Mrk 6: 7 – 13;

Tema sabda Tuhan hari ini adalah perutusan. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Amos, bercerita tentang tugas perutusan nabi Amos. Dikatakan bahwa Amos dipilih Tuhan untuk menyampaikan nubuat-Nya kepada bangsa Israel (ay. 15). Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang menjadi bacaan kedua, mensyeringkan perutusan Yesus dan juga Roh Kudus. Dalam sharing itu Paulus mau menyadarkan umat bahwa umat saat ini terlibat juga dalam perutusan itu. Dan dalam bacaan Injil dikisahkan tentang Tuhan Yesus mengutus para murid-Nya.
Dari bacaan-bacaan liturgi hari ini terlihat jelas bahwa sumber dari perutusan itu adalah Allah. Tuhan-lah yang telah memilih orang untuk diutus-Nya. Adalah kehendak Allah untuk memilih atau menentukan orang dan mengutusnya. Utusan hanya melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Sang Pengutus. Jadi, para utusan tidak melakukan keinginannya sendiri.
Perutusan para murid Tuhan Yesus dalam Injil sangat menarik dan penting. Mereka dipanggil, dipilih dan diutus kepada umat untuk mendapatkan keutuhan hidup. Keutuhan hidup itu harus dimulai dari pertobatan. “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat.” (ay. 12). Dalam pertobatan, manusia diminta untuk meninggalkan kesia-siaan dan mau kembali hidup bersama dengan Allah. Paulus, dalam bacaan kedua, mengatakan bahwa penebusan yang dilakukan Tuhan Yesus membuat kita menjadi milik Allah. (ay. 14).
Kita adalah murid Kristus. Sakramen baptis yang telah kita terima, bukan saja membuat kita tergabung dengan Gereja, melainkan juga bersatu dengan Kristus. Dengan baptisan yang kita terima, kita menyatukan diri kita dalam tugas perutusan Tuhan Yesus. Hari ini, lewat sabda-Nya kita disadarkan akan tugas perutusan kita sebagai murid Kristus. Sama seperti para murid, kita diutus untuk mengembalikan keutuhan hidup. Dan untuk itu, terlebih dahulu kita perlu bertobat.***
by: adrian