Jumat, 07 Agustus 2015

Orang Kudus 7 Agustus: St. Albertus Trapani

SANTO ALBERTUS TRAPANI, PENGAKU IMAN
Albertus degli Abati lahir pada sekitar tahun 1250 di Trapani, Sicilia, Italia. Ia adalah putera dari Benedict degli Abati dan Joan Palizi. Sebelum Albertus lahir, kedua orangtuanya berjanji untuk mempersembahkan anak laki-lakinya kepada Tuhan dan Bunda Maria dari Gunung Karmel.
Albertus memperoleh pendidikan dari Biara Karmel di Trapani. Oleh karena itulah, Albertus kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel di Trapani. Ia ditahbiskan menjadi imam, dan menjadi pengkotbah Mendicant untuk Sicilia. Albertus banyak mempertobatkan orang, terutama di Sicilia, dan dikenal juga dengan nama Albertus dari Sicilia. Albertus kemudian dipindahkan ke Messina, dan menjadi provincial.
Pada tahun 1301, ketika kota Messina diserang dan menghadapi ancaman kelaparan, umat meminta bantuan kepada Albertus. Menindaklanjuti permintaan itu Albertus kemudian mempersembahkan kurban misa. Secara ajaib, tiga buah kapal yang berisi bantuan makanan berhasil masuk kota Messina. Di akhir hidupnya, Albertus mengasingkan diri pada sebuah pertapaan di Messina.
Albertus Trapani meninggal dunia pada sekitar tahun 1307 di Messina, Italia. Pada tahun 1454, peringatannya diakui oleh Paus Nikolaus V, dan pada 21 Mei 1476 ia dikanonisasi oleh Paus Sixtus IV.
Baca juga orang kudus hari ini:

Mau Belajar pada Pastor

Bukan rahasia lagi kalau bangku depan gereja selalu kosong saat perayaan ekaristi hari Minggu. Umumnya umat selalu memilih bangku belakang, sekalipun petugas sudah mengumumkan untuk mengisi bangku depan.
Suatu hari ada seorang warga baru mengikuti perayaan ekaristi. Tidak seperti umat lainnya, ia duduk di bangku depan. Setelah perayaan ekaristi, pastor menghampirinya dan memberi salam.
Pastor         : Kamu istimewa hari ini. Di saat orang lain berlomba duduk di belakang, kamu justru memilih kursi depan.
Umat          : Saya calon ketua PMKRI, Romo. Bulan depan akan ada pemilihan kursi pimpinan PMKRI. Saya mau belajar dari Romo, bagaimana caranya membuat orang-orang berebut duduk di bangku belakang.
Pastor         : *&%^#@$)&^%???
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat Biasa XVIII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XVIII, Thn B/I
Bac I  Ul 4: 32 – 40; Injil   Mat 16: 24 – 28;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Ulangan. Di sini diceritakan tentang dialog Allah dengan Nabi Musa. Secara tidak langsung mau dikatakan bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Musa. Perkenalan itu menggali kembali masa lalu. Yang mau ditegaskan di sini adalah bahwa Allah itu mahakuasa. Allah menghendaki pengakuan dari diri Musa dan bangsa Israel, bahwa tidak ada allah lain di muka bumi selain Allah. Namun, bukan cuma pengakuan saja yang dibutuhkan. Allah menghendaki supaya umat Israel setia pada-Nya dan berpegang teguh pada perintah-Nya sehingga mereka bisa selamat. Dengan kata lain, umat Israel diminta untuk tetap setia mengikuti Allah agar keselamatan menyertai mereka.
Permintaan untuk setia mengikuti juga diminta oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus bersabda, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku." (ay. 24). Dengan demikian, ia akan mendapatkan keselamatan. Sama seperti dalam bacaan pertama, di sini orang harus menanggalkan kepentingan dirinya sendiri dan mengutamakan kehendak Allah.
Menjadi pengikut berarti meniru apa yang dilakukan oleh yang diikuti. Seorang pengikut akan berusaha sedemikian rupa supaya mirip dengan yang diikutinya. Di sini ia harus mengorbankan dirinya, menanggalkan ego dan keinginan dirinya. Hal yang sama kala kita hendak mengikuti Tuhan Yesus. Orang Kristen adalah pengikut Kristus. Namun sejauh mana kita sudah benar-benar mengikuti Dia? Tak jarang kita menjadi pengikuti Kristus dengan cita rasa diri kita sendiri. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita kembali akan status kita sebagai pengikut Kristus. Dengan mengikuti Kristus, kita diminta untuk berani menyangkal diri, menanggalkan ego dan berkorban memikul salib.***
by: adrian