Jumat, 29 Mei 2015

Akibat Mabuk Berat

Romo Yosef dan Romo Anto baru saja mengikuti acara pesta perak imamat Rm. Agus di keuskupan. Dalam acara itu mereka banyak minum sehingga mabuk. Meski sudah ditawari untuk bermalam di keuskupan, keduanya ngotot ingin pulang. Dengan meminjam mobil keuskupan, malam itu juga mereka pulang.
Ketika mau masuk garasi pastoran, Rm. Yosef mulai berteriak, “To, depan tu ada dinding. Awas, ada dinding! Dinding itu…., hati-hati! Stooooop…!!”
“Baaaaam!” Mereka menabrakkan mobilnya ke dinding sehingga bemper depan mobil penyok.
Keesokan harinya, keduanya duduk sarapan bersama.
Rm. Yosef   : Habislah kita dimarahi Bapak Uskup. Mobilnya rusak parah.
Rm. Anto     : Paling mereka tagih biaya perbaikan.
Rm. Yosef     : Kamu payah sih. Padahal aku sudah teriak padamu untuk hati-hati. Kenapa kamu tak mau dengar?
Rm. Anto     : Dengar gimana? Kan yang nyetir mobil kamu!
Rm. Yosef   : &#@$%*&@#????
edited by: Adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat sesudah Pentakosta - Thn I


Renungan Hari Jumat VII, Thn B/I
Bac I  Sir 44: 1, 9 – 13; Injil                Mrk 11: 11 – 26;

Kitab Putera Sirakh, yang menjadi bacaan pertama hari ini, menampilkan refleksi penulis atas kehidupan orang-orang terdahulu. Di sini Putera Sirakh hendak menanamkan suatu sikap kepada pembacanya untuk menghormati para leluhur yang termasyhur hidupnya dan meninggalkan warisan baik kepaa keturunannya. Dengan kata lain, penulis kitab ini mau mengajak mereka untuk meneladani hidup mereka. Meneladani hidup mereka merupakan salah satu wujud penghormatan atas mereka.
Sikap yang diajarkan penulis Kitab Putera Sirakh, tidak terdapat pada orang-orang Yahudi di Yerusalem. Mereka tidak menaruh rasa hormat atas Bait Allah. Bait Allah yang seharusnya dihormati sebagai tempat doa, dijadikan mereka sebagai tempat berjualan. Karena itulah, Tuhan Yesus marah dan mengusir mereka dari dalam Bait Allah. Di sini Tuhan Yesus menghendaki supaya orang-orang menaruh rasa hormat kepada Bait Allah sebagai tempat kudus.
No man is an island. Demikian bunyi pepatah Inggris, yang berarti tidak ada manusia hidup seorang diri. Manusia adalah makhluk sosial. Kesosialannya membuat ia bersentuhan dengan orang lain, baik itu dari lingkar terdalam (keluarga) maupun lingkar luar, yaitu masyarakat. Orang lain ini memiliki banyak peran dalam perkembangan hidup setiap orang. Kita tidak mungkin berkembang dari diri kita sendiri. Ada banyak manusia yang berjasa di dalamnya. Untuk itu, kita diminta untuk menaruh rasa hormat kepada mereka. Inilah pesan dari sabda Tuhan hari ini. Menghormati mereka dapat dilakukan dengan cara mengikuti teladan baik mereka.***
by: adrian