Dialah yang membentuk kamu
dalam rahim menurut yang Dia kehendaki. Tidak ada tuhan selain Dia. (QS 3: 6)
Al-Qur’an merupakan pusat spiritualitas umat islam. Di sana mereka
tidak hanya mengenal Allah yang diimani dan disembah, tetapi juga mendapatkan
pedoman dan tuntunan hidup yang akan menghantar mereka ke surga. Al-Qur’an
biasa dijadikan rujukan umat islam untuk bersikap dan bertindak dalam hidup
keseharian, selain hadis. Umat islam menyakini Al-Qur’an langsung berasal dari
Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW. Keyakinan ini didasarkan pada pernyataan
Allah sendiri, yang dapat dibaca dalam beberapa surah Al-Qur’an. Jadi, Allah sendiri telah menyatakan bahwa Al-Qur’an
merupakan perkataan-Nya, sehingga ia dikenal juga sebagai kalam
Allah. Karena itu, Al-Qur’an dihormati sebagai sesuatu yang suci, karena Allah
sendiri adalah mahasuci. Pelecehan terhadap Al-Qur’an sama saja dengan pelecehan kepada Allah atau penyerangan terhadap keluhuran Allah. Orang yang
melakukan hal itu harus dihukum berat dengan cara dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang (QS al-Maidah: 33).
Selain
itu juga umat islam melihat Al-Qur’an sebagai keterangan
dan pelajaran yang jelas. Ini juga didasarkan pada perkataan Allah sendiri.
Allah telah mengatakan bahwa diri-Nya telah memudahkan ayat-Nya sehingga umat
dapat dengan mudah memahami. Sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup, Allah
memberikan keterangan dan pelajaran yang jelas sehingga mudah dipahami oleh
umat islam. Tak sedikit ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu
yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi
pesan Allah itu. Dengan perkataan lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna
dan pesannya, tak perlu lagi ditafsirkan. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan
apa yang tertulis dalam Al-Qur’an. Penafsiran
atas wahyu Allah bisa berdampak pada ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah
sendiri.
Berangkat
dari dua premis di atas, maka bisalah dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Qur’an di atas merupakan kata-kata Allah sendiri. Dan
apa yang dikatakan Allah itu sangatlah mudah dan jelas. Kutipan kalimat Allah
di atas terdiri dari 2 kalimat dengan makna yang berbeda. Kalimat pertama
hendak menegaskan bahwa Allah-lah yang membentuk manusia dalam rahim, yang
tentunya adalah rahim ibu. Sedangkan kalimat kedua mau menegaskan ketauhidan
Allah. Makna kalimat kedua ini tertulis dalam kata-kata Allah itu sendiri, “Tidak
ada tuhan selain Dia.” Tuhan islam itu hanya ada SATU, yaitu Allah SWT. Dengan
demikian, ini menegaskan betapa ayat atau wahyu Allah itu jelas dan mudah.
Dengan kata lain, tidak ada masalah dengan kutipan kalimat Allah di atas. Akan tetapi, bila kutipan tersebut ditelaah dengan nalar akal sehat dan dengan memperhatikan konteks turunnya wahyu, terlihat jelas kutipan tersebut bermasalah. Seperti apa masalahnya?