Senin, 19 April 2021

YESUS ITU ISLAM, SIAPA YANG MALU: ISLAM ATAU KRISTEN?


 

Beberapa kali muncul di media sosial, salah satunya adalah facebook, pernyataan yang mengatakan bahwa “Yesus ternyata pemeluk islam. Banyak umat kristen kecewa.” Setelah memahami makna islam sebenarnya, patut diakui bahwa memang sebenarnya Yesus itu adalah islam, bahkan lebih islam dari Muhammad sendiri. Lantas, siapa sebenarnya yang dirugikan dengan pernyataan bahwa Yesus itu islam: islam atau kristen?

Muslim adalah orang yang menganut agama islam, agama yang diturunkan oleh Muhammad SAW (meninggal 8 Juni 632). Salah satu syarat utama untuk menjadi muslim adalah dengan mengucapkan syahadat "Assh Haduala ilahailallah wa Assh Haduana muhammadur rasulullah", yang artinya: aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah.

Tentu sebagian besar orang langsung kaget dengan judul tulisan ini. Bagi orang kristiani dan bagi kebanyakan orang umumnya, Yesus adalah peletak dan dasar bagi iman dan ajaran agama kristen. Bukankan Yesus sudah ada jauh sebelum Muhammad lahir dan menjadi rasul Allah? Bagaimana mungkin Yesus disebut sebagai seorang muslim tanpa menyebut wa Assh Haduana muhammadur rasulullah?

Agar kita tidak bingung dan dapat memahami judul di atas, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui arti dan makna kata "islam". Kata ini tak bisa dipisahkan atau dilepaskan dari kata muslim. Keduanya berkaitan erat. Muslim adalah orang yang memeluk agama islam. Karena itu, orang yang benar-benar memeluk agama islam, artinya melaksanakan islam secara sempurna, disebut sebagai muslim sejati. Dan itulah Yesus. Dan apa arti islam?

Secara etimologis kata “islam” berasal dari bahasa Arab, yang diambil dari kata salima dengan arti selamat. Dari kata salima itu terbentuk kata aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh/taat. Kata ini terdapat dalam QS al-Baqarah ayat 112: “Bahkan, barangsiapa menyerahkan diri (aslama) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati”